Chapter 1

8.4K 323 0
                                    

Seorang wanita dengan postur tubuh mungil keluar dari mobil mewah miliknya, dengan anggun berjalan menuju sebuah gedung nan megah, semua petugas dalam kantor dengan hormat menyapa wanita itu. senyumnya yang ramah pula ia balas kepada setiap orang yang menyapanya.

Tampak ia terhenti di depan pintu berwarna silver yang terbuka, tak berapa kemudian ia memasuki ruangan kecil dari pintu otomatis di depannya. Ditekannya lantai 15, dan menunggu. Saat pintu lift terbuka ia lalu keluar dari lift itu dan mulai berjalan ke sebuah ruangan dengan pintu yang didesain dengan mewah dan terkesan vintage itu.

Wanita itu tampak ragu-ragu untuk membuka pintu tersebut, dengan semua keberaniannya ia buka pintu itu dengan perlahan. Terasa udara dingin dari AC yang keluar dari ruangan itu menyapu kulitnya yang putih dan halus. Lalu ia menyapu pandangannya ke setiap sisi di ruangan itu.

Nihil, tak ada siapapun.

" Kemana dia?" Batinnya

Tiba-tiba seseorang keluar dari ruangan samping  yang terhubung langsung dengan ruangan yang ia masuki, tampak wanita itu terkejut dan terdiam ketika mata hitam itu bertemu dengan mata hazel itu.

"Mau apa lo kesini!"

Wanita itu terkejut ketika suara pria itu yang berucap padanya dengan tatapan tajam yang seharusnya sudah terbiasa ia terima.

"A.. aku... Kesini mau..." Gagapnya tak sanggup mengeluarkan apa yang ingin ia katakan.

" Mau apa!?" Tanya pria itu ketika wanita itu belum selesai berbicara, ia meninggikan suaranya dan dengan tatapan malasnya, jangan lupakan helaan nafasnya yang terdengar sangat jijik pada gadis itu.

"Mau Ajak kamu makan siang" ucap wanita itu kemudian menunduk dan memejamkan matanya, karena ia sudah tau apa jawaban yang akan diberikan pria itu dari awal, dan bodohnya ia nekat datang lalu mengajaknya keluar untuk sekedar makan siang

" Mustahil " batinnya

" Gak ada waktu! Sibuk gue! Makan sana sendiri! Awas yah kalau gak makan, kalau sampai nanti elo maag nya kumat, gue akan cerain Lo!" Ucap pria tersebut dengan tatapan tajam dan bentakan yang membuat wanita itu tak berani mengangkat kepalanya.

" Ka... Kalau begitu... Aku pulang... Jangan lupa makan siang." Ucap wanita itu lirih dan berbalik.

Perlahan-lahan ia keluar dari ruangan itu dan berjalan keluar kantor dengan mata memerah menahan air matanya. Lalu ia masuk kedalam mobilnya.

" Neng gapapa?" Tanya sopir yang merupakan sopir keluarga wanita itu

"Gpp kok pak, kita pulang pak" jawab wanita itu dan menyeka air mata yang sudah berkumpul dipelupuk matanya.

" Baik neng " ucap sopir itu dan melajukan mobil menuju tempat tujuan mereka.

Makanan sehari-hari yang harus ia Terima, adalah kedinginan dalam rumah tangga yang sebenarnya tak masuk akal bagi dua belah pihak.

________________________________

Mobil mewah itu berhenti didepan rumah besar layaknya istana yang megah itu, wanita itu turun dari mobil dan segera masuk kedalam rumah tanpa pikir panjang.

" Ehh non ily, kok cepet baliknya? Non udah makan?" Tanya seorang art dirumah itu saat berpapasan dengannya.

" Belum bi, saya lagi enggak nafsu makan." balas wanita itu dengan gelengan lemah.

"Kok belum makan non? Yaudah sekarang bibi siapin makan siang non dulu ya." Ucap biyem dan pergi menuju dapur

" Makasih ya bi" ucap wanita itu setengah berteriak kepada biyem yang sudah jauh meninggalkan nya

Ia pun naik ke lantai dua dan memasuki kamarnya yang bernuansa biru langit. Diletakkannya tas Selempang yang ia kenakan ke atas sofanya dan segera memasuki kamar mandi yang memang ada didalam kamarnya.

Lalu ia keluar dengan keadaan segar dan duduk diatasnya sofanya dan menatap langit yang memang terekspos dari jendela besar yang tidak jauh dari sofa yang ia duduki.

Ia terdiam sejenak menatap keluar jendela dan mulai terisak. " Pa.. papa baik kan di surga sana, ily kangen banget sama papa, ily kangen banget sama papa......

Pa, Ali benci pa sama ily, ily harus gimana pa? Ily takut akan ngecewain papa, maafin ily pa, ily udah buat Ali benci sama ily hiks.... Ily belum bisa jadi istri yang baik pah Maafin ily pa..... Hiks... Maafin ily gak bisa nepatin permintaan papa...

Tapi.... Ily akan berusaha pa... Ily tau kalau Ali yang terbaik untuk ily karena dia adalah pilihan papa. Aku sayang papa, papa jangan khawatirin ily disini, papa jangan cemas. Papa yang tenang ya. Ily kuat menjalani hari-hari ily pa, Love you pa." Ucapnya lirih dan menghapus air matanya Dan bangkit dari duduknya dan mencuci mukanya yang sembab.

Iya, wanita itu bernama Prilly Glamorya, ia baru saja kehilangan ayahnya 5 bulan yang lalu 2 bulan setelah itu ia dijodohkan dengan Aliando putra Syarief atas amanah dari ayahnya dan melangsungkan pernikahan mereka dengan megah tetapi tak dilandasi rasa cinta.

Harapan dan perjuangan terus ia kerahkan dalam hidupnya untuk mengakhiri hidupnya yang gelap.

(Revisi: 19 Juni 2019)
(Revisi 2: 18 Mei 2022)

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang