chapter 23

2.7K 111 0
                                    

Setelah Prilly mengantarkan Ali kedepan rumah, ia segera naik ke kamarnya, rasanya sangat sakit mengingat Ali tidak mengingat jadwal cek kondisi kandungannya.

" Kamu kenapa Prill?" Tanya verrel yang baru saja turun dan berpapasan dengannya

" Gak kok gak kenapa-napa" elak Prilly.

" Gak apa-apa kok malah nangis?" Ucap verrel yang menyadarkan Prilly kalau saat ini pipinya sudah basah.

" Ha?!... Eh... Emm.. aku... Aku... Aku mau keatas.... Bye." Ucap Prilly seraya menghapus air mata nya dan segera naik ke kamarnya.

" Napa sih? Kok aneh banget ? " Gumam verrel pelan dan segera menemui bunda dan mama yang sedang ngeteh di gazebo dekat kolam.

" Tante- Tante ku sekalian daku ingin bertanya." Ucap verrel dengan logat lebaynya

" Udah kumat kamu rel? Obatnya udah diminum?" Ucap Mama.

"Ih.. Tante mah, gitu banget sama verrel." Ucap verrel seperti gaya anak kecil.

" Ih... Udah lebay banget sih? Mau nanya apa?" Ucap bunda.

" Ini lho Tante , tadi verrel berpapasan sama Prilly ditangga, mukanya itu murung banget trus nangis.. maka dari itu verrel mau tanya, Prilly kenapa?" Ucap verrel

" Masa sih Prilly nangis? Tadi aja dia masih biasa aja kok.?!" Panik bunda.

" Iya Tante resi yang cantik..... Verrel yakin 100% Prilly nangis..." Ucap verrel.

" Nah..   Tan....Tan.... Itu Prilly dibalkon kamarnya.... Tuh... Nangiskan? Apa aku bilang Tan" ucap verrel melihat Prilly yang sedang menangis di balkon.

" Iya jeng, Prilly nangis.... Coba deh jeng Ully naik tanya prilly kenapa, dia pasti gak mau terbuka sama aku jeng... Mungkin dia lebih terbuka sama mamanya" ucap bunda.

" Iya jeng, saya naik dulu ya..." Ucap Mama.

#######################

Prilly yang sedari tadi menangis di balkon pun tak sadar jika bunda, mama, dan verrel, memperhatikannya. Lalu Prilly masuk dan duduk disamping ranjang menghadap balkon yang terbuka

Merasakan semilir angin halus yang datang dari pintu balkon, setidaknya itu membuat ia merasakan sedikit ketenangan. Air mata itu tak bisa ia bendung lagi.

" Ceklek" pintu kamarnya terbuka.
Segera ia mengusap air matanya agar siapapun yang masuk tidak melihatnya sedang menangis.

" Prill....." Ucap Mama

" Mama" ucap Prilly dan tersenyum.

" Kamu kenapa sayang? Cerita sama mama" ucap Mama ully.

" Gpp kok ma, Prilly gpp" jawab Prilly.

" Jangan bohong sama mama, mama, bunda, sama verrel yang lihat sendiri kok kamu melamun terus nangis di balkon dari tadi. Iya kan...." Ucap mama.

" Iya ma....." Ucap Prilly lemah.

" Kenapa nak?" Tanya mama lagi.

" Besok.... Jadwal pengecekan kandungan Prilly , ily udah kasih tau Ali, tapi.... Hiks... Ali.... Besok mau keluar kota.... Hiks... " Ucap Prilly dan menangis di pelukan mama.

" Ooo... Gitu? Shuttttt.., mungkin Ali lupa sayang, jangan begitu dong.. Ali juga punya tanggung jawab terhadap kantornya, pekerjaannya, itu menyakiti banyak orang lho sayang... maklumi Ali ya, Yaudah... Besok biar mama yang temani kesayangan mama ya...." Ucap Mama menenangkan Prilly.

" Iya ma...." Ucap Prilly.

" Yaudah... Sekarang kamu istirahat gih... Mama mau turun dulu ya sayang..." Ucap Mama

" Iya ma... Prilly istirahat dulu...." Ucap Prilly.

" Udah... Jangan nangis, mama enggak suka kalau ily nangis... Ya..." Ucap mama

Setelah itu mama turun dan menemukan bunda dan verrel sudah duduk di sofa. Mama pun mendekati mereka.

" Kenapa Prilly jeng.. " tanya bunda

" Gpp jeng, itu... Besok jadwal pengecekan kandungan Prilly, alinya janji mau nemenin ily, ehh mendadak alinya ada kerjaan keluar kota besok..." Jelas mama.

" Ih... Kebiasaan sih Ali! Gitu terus ingkar janji...." Geram bunda dan segera duduk disamping telepon rumah.

" Udah jeng... Mungkin banyak kerjaan gak bisa dibatalkan. Besok biar saya yang temani Prilly.

" Gak bisa gitu dong jeng... Kalau gak bisa ya jangan janji.... Udah biar aku jeng yang urus Ali..." Ucap bunda

Ditempat lain disebuah ruangan dalam kantor besar, Ali yang sedang duduk di kursi kebesarannya merasa tak enak hati, " perasaan gue kok jadi gak enak ya." Gumamnya

" Tut....Tut.....Tut...." iPhone Ali berbunyi.

" Bunda?! Kok tumben.." ucap Ali dan mengangkat telponnya tanpa mencurigai apapun.

" Halo, siang bunda. Ada apa kok tumben nelpon Ali." Ucap Ali.

" Li... Besok kamu harus ngapain?!" Ucap bunda.

" Besok..... Besok.. Ali harus keluar kota bunda, kenapa?" Jawab Ali dan merasa ada yang salah.

" Kamu tuh ya! Cuma bisa janji-janji aja,!" Geram bunda.

" Janji apa bunda?! Ali gak ngerti lho."

" Besok kamu gak ingat sama sekali kamu ada janji apa?!" Tanya bunda.

" Ali.... Ali gak ingat bunda... " Ucap Ali menggaruk tengkuknya sambil berpikir keras.

" besok jadwal cek kandungan ily Ali!!" Geram bunda.

" Astaga!!! Ali lupa bunda!!! Maafin Ali bunda!!!" Ucap Ali teringat janjinya segera ia menelpon ke sekretarisnya.

" Lisa!! Segera suruh Kevin keruangan saya!! " Teriak Ali panik.

" Bunda heran sama kamu ya... Pikunnya itu lho... Gara-gara kamu tadi pagi Prilly murung trus nangis sendirian dibalkonnya! Kamu tuh ya!" Omel bunda.

" Serius bunda, aduh.... Maafin Ali Bun.... Ali seriusan lupa.... " Ucap Ali..

" Percuma kamu minta maaf sama bunda!" Ucap bunda dan mematikan sambungan telfonnya.

" Sial!!" Teriaknya.

" Kenapa sih Lo monyet!! Main ngatain gue sial lagi!" Serapah Kevin yang baru saja masuk..

" Besok Lo gantiin gue ke luar kota!" Ucap Ali

" Eh monyet... Gue besok..." Ucap kevin terpotong

" Gak mau tau!! Kalau emang semuanya gak bisa! Batalin aja! Lagian perusahaan kecil! Gue gak peduli! Lebih penting istri gue!" Ucap ali sedikit berteriak.

" Iya... Iya.. gue yang gantiin Lo!!" Ucap kevin pasrah..

" Serius!! Besok Lo cutikan.? " Tanya Ali.

" Mau gimana lagi, temen gue kayak monyet kebakaran bulu.." ucap kevin.

" Sialan Lo! Btw thanks" ucap Ali.

" Iye ...." Ucap kevin.

#############################

Hari sudah semakin sore, Prilly yang teringat dengan pesan Ali untuk menolongnya menyiapkan baju pun segera melaksanakan perintah suaminya. Diraihnya koper kecil diatas lemari yang cukup tinggi . Apa dayanya yang tak sampai karena tubuhnya yang mungil.

Diambilnya kursi dekat meja riasnya dan meletakkannya didepan lemari, segera ia naik dan mengambil koper itu, setelah tangannya sampai, ia kehilangan keseimbangan dan jatuh.

" Aaaaaaaaaaaa!!!" Teriak Prilly dan pasrah.

###################

(Revisi: 1 Juli 2019)

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang