Chapter 6

4.6K 221 0
                                    

" Ehh Prill, tunggu. Malam ini kamu tidur dikamar aku aja ya, aku khawatir sama kamu. Mau yah?"

Prilly pov

Kenapa dia berubah jadi aneh? Kenapa dia menjadi begitu perhatian? Ya Tuhan, semoga kesabaranku tidak sia-sia. Amin.

Sekarang apa yang harus kulakukan? Tidur bersamanya! Aku takut, sekarang aku harus gimana? Tapi, kalau nanti Aku kenapa-Napa sendirian kan bahaya.

Pov end'

" Iya" jawab Prilly dengan ragu-ragu

" Yaudah, sekarang kamu naik keatas dulu ya, istirahat. Nanti aku nyusul" ucap Ali dengan lembut dan tersenyum

Ada rasa yang aneh dalam hati Prilly melihat Ali berubah. " Ini mimpi atau nyata" gumamnya dalam hati dan terus memandangi wajah tampan suaminya

" Hello, pril, kamu kenapa" tanya Ali yang melambaikan tangannya di depan muka Prilly yang bengong.

" Ehh... Eh.. gak.. gak ada apa apa hehe" jawab Prilly panik diakhiri kekehannya " aku naik dulu ya" lanjut Prilly dan segera berbalik badan untuk pergi

Ali terkekeh melihat kelakuan istrinya, tiba-tiba jantungnya mulai berdegup kencang, dipegang dadanya secara perlahan, dirasakannya degupan- degupan yang semakin keras, lalu ia menutup mata dan dirasakan degupan itu semakin kuat ketika memikirkan istrinya.
" Ada apa dengan ku ya Tuhan " gumam Ali dan segera naik ke lantai atas

################

Prilly membuka pintu kamar Ali, secara perlahan dipandangnya kamar Ali yang elegant, segera ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, lalu ia teringat sesuatu.

" Ehh, lupa ambil baju sama handuk!" Gumamnya kecil, dan segera berlalu ke kamar sebelah, yaitu kamarnya.
Setelah itu dia kembali dengan membawa perlengkapannya ia melanjutkan keinginannya untuk mandi.

Setelah selesai ia lilitkan tubuhnya dengan handuk yang menutupi dada sampai pahanya ia keluar untuk memakai pakaian, karena memang susah untuk memakai pakaian di kamar mandi. Ketika ia berbalik badan menutup pintu kamar mandi.

" Aaaaaaaaaaaa" teriak Prilly melengking

" Ehh sorry- sorry, Prill gue gak tau" ucap Ali kalang kabut dan keluar dengan menutup pintu. Segera Ali menyandarkan tubuhnya pada dinding dan menetralkan nafasnya.

Segera Prilly mengenakan pakaiannya  secepat kilat, dan pergi membuka pintu untuk Ali, dibukanya pintu kamar dan dilihatnya Ali yang berseberangan di dinding.

" Maafin aku, aku yang salah, lupa kunci pintu." Ucap Prilly dengan mata merah yang sudah ingin menangis

" Ehh.. eh... Kok nangis sih?! Udah, aku yang seharusnya minta maaf, gak ketok pintu dulu. Maafin aku ya?" Ucap Ali menenangkan Prilly, Dan di jawab anggukan oleh Prilly.

" Ada apa dengan ku ya Tuhan!!" Batin Ali.

" Yaudah sekarang kita istirahat dulu, udah malem." Ucap Ali dan mengajak Prilly untuk masuk

#######

Prilly hanya terduduk dipinggir kasur, canggung rasanya kalau harus tidur dengan suaminya malam ini. Namun tiba-tiba ia merasakan mualnya kembali muncul.

" Huek...huek....huek..." Prilly langsung berlari ke kamar mandi, diketoknya pintu kamar mandi dengan kuat berharap Ali yang sedang mandi segera membukakan pintu.

" Lho... Prill kamu kenapa?" Tanya Ali yang baru saja membukakan pintu, tapi tidak dihiraukan Prilly yang langsung menuju wastafel dan menguras isi perutnya.

Dipijatnya tengkuk Prilly dengan lembut, dengan setia menunggu istrinya.

" Udah? " Tanyanya, ketika Prilly mencuci mulutnya dan berbalik badan. Prilly hanya mengangguk lemah.

" Yaudah sekarang kamu tidir dulu y" tawar Ali dan segera membantu Prilly berjalan kearah kasur dan mencoba membantunya berbaring.

Dielus kepala Prilly dengan lembut, setia menunggu prillynya tertidur lelap, lalu diselimuti Prilly dengan selimut tebal agar tidak kedinginan.
Lalu ia beranjak merapikan diri dan berniat untuk tidur disamping istrinya.

Dipandangnya Prilly dengan teliti, dan menyadari, betapa cantik istrinya untuk kesekian kalinya. Rasa sesal yang masih menghantui itu semakin kuat.
" Penyesalan selalu ada pada akhir" ucapnya dalam hati dan menyusul istrinya ke alam mimpi berharap semua akan membaik, dan ia membuka hatinya untuk menerima apapun yang terjadi.

(Revisi: 19 Juni 2019)

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang