Seseorang masih terlihat lelap dengan mimpinya, terlihat seorang gadis cantik tengah duduk disamping ranjangnya. Prilly... Ia terus mengusap tangan papanya untuk memberikan ia kekuatan agar bertahan, ia terus meneteskan air matanya sedari tadi, ia menyesal berkata kasar pada papanya.
" Bangun pa.... Ily kangen papa... Hiks... Prilly janji akan nurutin papa.. hiks.. tapi papa harus bangun dulu... Hiks... Ily sayang sama papa.." ucapnya menunduk dan menyenderkan kepalanya di tepi ranjang .
Mama Ully yang melihat putrinya pun terharu... Ia sangat beruntung memiliki Prilly, Prilly yang ia sayangi dengan penuh cinta orang tua bagaikan berlian langka... Tanpa sadar mama Ully menitikkan air matanya.
Prilly yang kelelahan menangis pun tertidur ditepi ranjang papanya yang masih belum siuman. Mama yang melihatnya pun hanya menggeleng kepalanya melihat Prilly yang masih labil.
Tak berapa lama, Prilly terganggu dengan seseorang yang mengelus kepalanya, ia terbangun dan mendapati papanya yang sedang tersenyum padanya.
" Papa!!" Teriak Prilly dan memeluk papanya erat.
Mama Ully pun terbangun mendengar teriakan Prilly dan melihat suaminya telah siuman, segera mama menghampiri kedua orang yang ia sayangi.
" Papa! Papa gimana sekarang? Ada yang sakit?" Tanya mama.
" Papa udah mendingan sekarang," ucap papa dan hendak bangun untuk duduk.
" Papa kan belum sembuh! Papa istirahat aja" ucap Prilly yang tidak bisa mematahkan keinginan papanya untuk duduk.
" Papa mau bicara sama kamu nak..." Ucap papa dengan suara serak.
" Papa..... Papa mau bicara... Soal perjodohan itu?" Ucap Prilly lemah.
" Iya.... Papa harap kamu bisa menerima Ali... Ali anak yang baik... Kalian sudah kami jodohkan sejak kecil... Lagi pula, umur papa tidak akan lama... Papa harap Prilly bisa mengerti... Kamu adalah berlian papa yang paling berharga... Papa ingin ada yang menjaga mu... Jadi... Papa sangat berharap kamu menerimanya... Karena papa tidak bisa menjaga gadis papa selamanya... Kamu Taukan... Papa punya riwayat penyakit jantung yang sewaktu-waktu akan membawa papa kembali... Jadi.. papa sangat berharap sama kamu nak... Terimalah perjodohan ini..." Ucap papa
Prilly terdiam mencerna perkataan papanya, sebenarnya ia tak mau... Tapi demi papanya ia harus menerima semua ini...
" Papa gak boleh ngomong kayak gitu..... Papa pasti sembuh..., Ily gak suka papa ngomong kayak gitu" omel Prilly dengan matanya yang mulai basah.
" Iya.. maafkan papa... Jadi... Apa kamu menerima ?" Ucap papa.
" Iya pa.. Prilly terima demi papa... Karena Prilly tau, papa akan memberi yang terbaik untuk ily... Tapi..." Ucap Prilly yang tidak selesai.
" Tapi apa nak?" Tanya papa penasaran.
" Tapi... Apa dia menerima pa?" Tanya Prilly.
" Pasti nak..." Ucap papa menyakinkan Prilly.
Flashback end'.
" Sampai kita menikah dan papa meninggal karena kecelakaan 1 bulan kemudian." Ucap prilly mengakhiri keluh kesahnya.
Ali terdiam melihat Prilly yang menangis mengingat kembali papanya, ia merasa bersalah memaksa Prilly untuk bercerita dan akhirnya malah membuatnya menangis. Ali pun mengakui dirinya juga menolak perjodohan itu mentah" sampai-sampai mencoba untuk mogok makan dan mengunci diri dikamar.. hmmm.... Memang kekanak-kanakan pikirnya. Tetapi ia masih penasaran dengan Prilly yang merasa tak enak berada dipuncak ini...
" Apakah... Kamu merasa tak nyaman karena..... Karena Al..?" Ucap Ali lemah berharap Prilly tidak menjawab iya
" Iya"
"Deg!!" Ali terdiam mendengar itu." Jadi... Kamu masih mencintainya?" Tanya Ali yang terlihat pasrah.
" Tidak..... Aku sudah berpindah hati.... Tetapi... Aku merasa tak nyaman karena waktu itu aku meninggalkannya. Aku... Merasa bersalah...." Ucap Prilly dengan nafas berat. Ali yang mendengar itu pun lega.
" Ooo... Maafkan aku... Karena sudah membuatmu kembali mengingat masa lalu.." ucap Ali.
" Gpp, bagaimanapun... Masa lalu itulah yang membentuk kehidupan baru untuk ku" ucap Prilly.
" Hmmm, terima kasih... Karena kamu setia menjadi pendampingku walau aku sering menyakitimu..." Ucap Ali sesal.
" Itu semua karena papa, aku sudah berjanji pada papa... Agar kelak.. aku harus menerima suamiku apa adanya... Apapun sifatnya... Maka aku bertahan sampai saat ini..." Ucap Prilly.
Ucapan Prilly membuat Ali bertanya-tanya dalam hati " jadi... Selama ini ia bertahan bukan karena cinta? Tetapi karena janji?" Gumam Ali dalam hati. Jujur Ali merasa sesak di dadanya saat ini. Ia mencoba untuk tenang . Sampai akhirnya mereka sampai di villa.
" Ayo turun... " Ucap Ali dan turun kalau menuju bagasi untuk mengambil koper mereka.
Prilly turun dan memandang pemandangan setahun yang lalu... " Tidak berubah banyak..." Gumam Prilly pelan dan menghirup udara yang cukup dingin dalam...
" Masuk Prill.. dingin diluar.." ucap Ali yang sudah di teras villa.
Prilly terperangah melihat sosok pria yang jauh didepannya " Al..." Gumamnya pelan . Ali yang melihat Prilly terdiam memutuskan untuk mengikuti arah pandangan Prilly, ia terkejut mendapati seorang pria tengah menatap istrinya " apakah dia yang namanya Al?" Gumam Ali . Segera Ali turun dan merangkul Prilly mesra dan memandang tajam pada al.
" Ayo kita masuk sayang..." Ucap Ali sedikit kencang berharap al mendengarnya.
Dari kejauhan Al melihat Ali yang begitu mesra mendekapnya, " siapa sih? Pacar?" Gumamnya dan pergi meninggalkan villa itu
######################
" Siapa sih orang itu?" Tanya Ali yang kini duduk di sofa.
" Dia... Dia... Al..." Ucap Prilly dengan tatapan kosong
" Lalu kenapa kamu bengong kayak gitu?" Tanya Ali yang membuyarkan lamunan Prilly.
" Hah? Eeng... Enggak kok... " Ucap Prilly nyegir.
" Yaudah, aku bawa kopernya ke kamar dulu, sekalian mau mandi dan istirahat... Kamu juga istirahat ya..." Ucap Ali dan bangkit.
" Lalu, kamu mau makan apa? Dari tadi siang kita belum makan lho?" Tanya Prilly.
" Ya terserah... Cuma mending nanti kita cari makan dekat-dekat sini aja." Ucap ali.
" Ok... Sekalian jalan-jalan bentar..." Ucap Prilly.
#######################
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Romance(Dalam tahap revisi) Silakan dibaca votment ya Aku akan sabar, walaupun aku tau kamu tidak akan mudah menerima ku seutuhnya i'm okay. Tapi aku ingin engkau tau bahwa aku menerima ku apa adanya.