Chapter 14

3.4K 155 0
                                    

" Mau kemana kamu? " Tanya Ali dengan suara yang lebih keras melawan keras suara hujan dan menarik tangan Prilly agar tak pergi.

" Aku mau pergi! Lepas! " Teriak Prilly melepaskan tangan Ali.

" Kenapa? " Tanya Ali singkat

" Kamu tanya aku kenapa? Harusnya kamu tanya ke kamu sendiri Li!" Jawab Prilly yang mulai menangis dengan air mata yang bercampur ditengah hujan deras.

" Harus aku yang tanya! Kenapa kamu selingkuh ?!!" Ucap Ali yang berhasil membuat Prilly menatapnya bingung

" Kenapa?! Mau bilang kenapa aku bisa tau?" Ucap Ali dengan tatapan tajamnya.

" Aku gak selingkuh li! " Bantah Prilly

" Basi! Siapa yang tadi siang SMS ke HP kamu suruh kamu ketemuan sama dia di bandara,.. ha? Nomor baru lagi, kenapa gak disave?! Takut ketahuan iya?!" Ucap Ali.

" Itu kak Verrel Li, kakak sepupu aku! Dia ganti nomor baru!" Ucap Prilly menjelaskan, sepertinya ia mulai tau masalah ini.

" Halah ! Jangan- jangan itu anak dia lagi bukan anak aku! " Ucap Ali sinis

Bagai disambar petir ditengah hujan, ia tak menyangka Ali dapat berucap seperti itu menyakiti anaknya. Dia coba mengangkat wajahnya dan menatap ali.

" Plak!!" Sebuah tamparan mengenai pipi Ali dengan keras. Prilly tak menyangka ia dapat berbuat seperti itu.

" Tega kamu Li. Sudah berapa kali aku bilang ini anak kamu!! Darah daging kamu!! Kau sudah sangat menyakitinya Li! Keterlaluan kamu Li!! Jangan harap kamu akan bertemu dengan dia lagi Li! Jangan harap! " Teriak Prilly dengan emosinya dan segera menyeret kopernya pergi meninggalkan pekarangan rumah dengan rasa kecewa yang amat besar.

" Prilly!! Mau kemana kamu nak?!" Teriak bunda berlarian menuju Prilly yang hendak pergi.

Prilly berhenti lalu berbalik menatap ibu mertuanya yang menyayanginya amat sangat.

" Maafin ily Bun, ily sudah gagal menjadi istri yang baik. Prilly harus pergi bunda, ily tak mau anak ini lahir dengan kesalahan ily bunda, ily tak mau ayahnya yang tidak mau mengakui darah dagingnya menyentuhnya bunda...... Maafin ily bunda.... Ily harus egois.... Prilly pergi bunda." Ucap Prilly dan berlari ke jalan besar dan menaiki sebuah taksi yang berhenti pas didepannya.

" Kejar Prilly Li..... Kejar dia....." Ucap bunda dengan memohon.

" Gak bunda!! Biarin dia pergi bunda.!!" Ucap Ali dingin

" Bunda kecewa sama kamu nak, apa yang kamu janjikan sama bunda!! Apa!! Bunda sangat kecewa Ali! Jika kamu tidak mau mengejarnya biar bunda yang kejar!" Teriak bunda dengan penuh kekecewaan dan segera masuk kedalam rumah menemui pak Tono meninggalkan Ali yang terdiam ditengah hujan.

Ali segera masuk mengikuti bundanya dari belakang

" Bunda! Udahlah gak usah dicari bunda." Ucap Ali tanpa digubris bunda, ali yang melihat bunda seperti itu pun naik ke kamarnya untuk mengeringkan badan

" Pak Tono!! Pak!! Antar saya mencari Prilly pak!" Teriak bunda.

" Baik Bu, saya keluarkan mobil dulu, ibu silakan menunggu di teras" ucap pak Tono sopan.

" Cepat pak! Nanti Prilly semakin jauh!" Ucap bunda dan segera menunggu di teras.

Bunda yang menunggu melihat sebuah taksi memasuki pekarangan rumahnya

" Siapa itu?" Gumam bunda ketika melihat seorang pria keluar dari taksi itu dan menyeret koper

" Tante!! Apa kabar?" Ucap pria itu

" Astaga verrel! Kok gak bilang mau datang ke Jakarta nak? Kabar Tante baik kamu gimana?" Ucap bunda

" Aku baik Tan, emangnya Tante gak tau verrel mau datang? Kan verrel udah kasih tau prilly, cuma verrel bilangnya sampainya besok, rencana mau kasih kejutan Tante. Prillynya mana Tan?" Ucap verrel tersenyum.

" Prillynya..... Itu... Ee... Ily..."

" Verrel!!" Teriak Ali kaget.

" Kok semuanya pada tegang sih liat aku datang?" Tanya verrel bingung.

" Jadi, yang SMS Prilly tadi siang itu beneran kamu?!" Tanya ali

" Iya, rencananya mau bikin kejutan." Terang verrel.

" Sial!!" Teriak Ali dan berlari ke arah mobil yang sudah disiapkan pak Tono.

" Awas pak! Saya buru-buru" ucap Ali dan langsung melaju mencari Prilly.

Verrel yang melihat itu pun tambah bingung,

" Kenapa sih Tan?" Tanya verrel

" Sebenernya Prilly pergi verrel"

" Pergi kemana Tan, kok bisa?" Tanya verrel.

" Tadi itu, Ali sama Prilly bertengkar dan Prilly pergi." Terang bunda.

" Yaudah sekarang kamu masuk dulu, istirahat, biar Ali yang cari Prilly"

" Iya Tante.." ucap verrel dan ikut masuk.

##############

Didalam taksi, Prilly yang termenung melamun nasibnya sekarang
" kemana aku harus pergi" itulah pertanyaan yang ada didalam lamunannya.

" Mau kemana mbak?" Tanya sopir itu menghancurkan lamunannya.

" Ke taman kota aja pak.." ucap Prilly sedih.

Setelah sampai ditaman kota Prilly duduk di salah satu bangku yang basah karena sehabis hujan. Kini ia memandangi kolam air mancur didepannya dan melamun dengan pertanyaan yang sama. Tiba-tiba seorang pria seumuran Ali menghampiri nya.

" Lho, ibu? Ibu Prilly kan? Istrinya bos Ali? " Tanya pria itu.

" Darimana anda bisa tau?" Tanya Prilly menatapnya bingung.

Sambil mengulurkan tangannya pria itu berkata " perkenalkan, saya Kevin Julio bu , manajer pak Ali" ucapnya

" Oooo, iya, saya Prilly." Ucapnya

" Ibu bertengkar dengan pak Ali ya?" Tanya Kevin dengan hati"

" Pembaca pikiran kamu ya? Ha-ha-ha tau aja" ucap Prilly mencoba tersenyum. Walaupun Kevin tau tawa itu adalah tawa rapuh.

" Saya sering mendengar bos Ali meneriaki ibu. Ibu sekarang mau kemana?" Tanya Kevin

" Gak tau, saya gak ada tujuan." Jawab Prilly dengan​ pandangan kosong.

" Kebetulan saya ada satu apartemen kosong dekat kantor, kalau ibu berkenan saya akan antarkan ibu Untuk tinggal di apartemen saya." Tawar Kevin

" Tidak perlu, biar saya disini aja, nanti merepotkan.." Tolak Prilly.

" saya tidak merasa kerepotan sama sekali Bu. Saya malah sangat senang bisa membantu ibu."

" Benarkah, saya terima tawarannya kalau begitu. Terima kasih ya. Saya sangat tertolong " ucap Prilly tulus.

" Mari Bu saya antar, kebetulan saya bawa mobil." Ucap Kevin.

" Iya terima kasih." Ucap Prilly bangkit mengikuti Kevin.

(Revisi: 22 Juni 2019)

.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang