Chapter 2

5.1K 270 0
                                    

Mentari mulai naik dan menganggu tidur setiap mahluk, mengusik mereka agar bangun dan menjalani hidup dengan pagi yang baru, tampak seorang wanita yang tertidur pulas pun terbangun karena cahaya yang mulai menerobos masuk kedalam kamarnya. Diraihnya jam di atas nakas samping tempat tidurnya.

" Pukul 05:30," gumam nya pelan

Segera ia masuk kedalam kamar mandi dan mencuci muka serta menggosok gigi , setelah itu turun dan menuju dapur. Diambilnya sayur yang ia ingin masak dari dalam kulkas, kemudian ia mencuci sayur itu dan memotongnya dengan telaten.

" Ehh non ily, pagi banget. Sini non biar biyem yang masak"

" Gpp biyem, biar ily aja yang masak, makasih ya bi udah ditawarin bantuan." Ucap Prilly dengan senyum manisnya sebelum ia sibuk berkutat dengan masakannya.

Setelah selesai ia letakkan nasi gorengnya keatas piring dan dihiasi dengan sayur selada, tomat, timun, dan telur.

" Yey selesai. Bi, tolongin ily simpen nasinya dimeja makan ya bi, ily mau bikin susu."

"Iya non"

"Makasih ya bi, "ucap Prilly dengan senyuman khas nya yang manis

Setelah ia selesai membuat susu dan diletakkan diatas meja makan untuk Suaminya dan meminum habis susu miliknya. Setelah ia habiskan susunya, segera ia naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar suaminya.

Ia dengar suara guyuran air dari dalam kamar mandi. Disiapkannya jas kerja suaminya, lalu dirapikan nya kasur, serta mengambil baju bekas pakai yang suaminya kenakan kemaren untuk dicuci.

Segera ia keluar sebelum tatapannya beradu dengan mata elang suaminya yang menyeramkan, lalu ia masuk kedalam kamarnya dan membersihkan diri.

Ali pov

Kok udah bersih? Perasaan semalam kamar gue kayak kandang ayam. Aneh... Oooo mungkin Prilly yang beresin. Udahlah gue mau berangkat kerja dulu.

Btw biyem masak apa ya? Kok bau masakannya sampe kekamar gue, baunya enak lagi.

Samperin ahh laper nih...

Pov end'

Segera Ali turun dan bergegas ke meja makan mencari bau enak itu, lalu pandangannya terhenti ketika ia melihat sepiring nasi goreng yang masih hangat. Dimakannya sesuap dua suap, iya merasakan rasa masakan ini berbeda dari biasanya "ahh, mungkin bibi coba resep baru, yang ini lebih enak lagi, seperti masakan bunda" pikir Ali menerawang dan membandingkan masakan bundanya.

" Ehh den Ali," sapa biyem yang baru saja keluar dari dapur

" Iya Bi, ehh bi mau nanya dong" ucap Ali

" Iya den?"

" Ini biyem bikin nasi goreng apa? Kok enak banget bi, kayak masakan bunda" tuturnya

" Ehh... Anu den... Itu .. bukan masakan bibi den" ucap biyem yang mulai menundukkan kepalanya

" Lalu, ini masakan siapa bi?"

" Itu masakan non ily den." Tampak muka Ali mulai memerah lalu meletakkan sendok dan garpu itu kembali keatas meja.

" Ya udah bi, ini tolong bawa kebelakang, Ali udah kenyang dan tolong bawakan air putih ya bi" ucap Ali meredam emosinya

" Baik den" ucap bi yem dan membawa piring itu kedapur.

Tampak seorang wanita turun menuju ruang makan, dilihatnya Ali yang tengah duduk dimeja makan , segera ia hampiri.

"A.. Ali..." Ucapnya terbata-bata, dilihatnya Ali yang melihat ke arahnya beberapa detik kemudian tidak menghiraukannya

" Kamu Udah sarapan, tadi aku udah
Masakin kamu na.."

" Apa!!" Ucap Ali seraya memukul meja dan membuat Prilly tersentak dan segera memegang dadanya akibat terkejut.

" Nasi sampah!? Iya!" Lanjutnya

" Ini den air putihnya" ucap bisa yem

" Iya Bi, makasih" ucap Ali dan meminumnya kemudian bangkit dari duduknya

" Mau ke kantor sekarang?" Ucap Prilly yang masih takut untuk menatap mata Ali

" Bukan urusan Lo!" Ucap Ali membentak Prilly.

" Kenapa?, Apa masakan aku gak enak dan enggak layak untuk kamu" Tanya Prilly yang mulai meneteskan air matanya

Ali melihat dengan jelas bahu Prilly yang bergetar, ia terdiam.

Ali pov

" benarkah ia menangis?" Tanya Ali dalam hati. Tidak pernah aku membuat wanita manapun menangis kecuali dia, apakah tindakanku salah? Atau salah besar?.

Pov end'

" Kenapa kamu diam Li?! Jawab!" Ucap Prilly dengan bentakan, bentakan pertama kalinya selama ia menikah 4 bulan yang lalu.

Ali menatap Prilly dengan tajam, tidak pernah ia dibentak oleh orang orang disekitarnya. Baru kali ini ia lihat Prilly membentaknya, sejujurnya ia cukup terkejut, tetapi keterkejutan itu menjadi emosi yang memuncak.

"Berani Ngebentak sekarang!! Berani-beraninya Lo Ngebentak gue!?" Teriak Ali dan mendorong tubuh Prilly ke lantai dan Prilly terduduk dilantai dengan kasar.

" Awh! Akhhh bi!! Bibi!!! Akhhh sakit... Awhss... Bibi!!! Kamu keterlaluan Ali!" Ringis Prilly dan menangis sejadi jadinya seraya memegangi perutnya.

Ia tampak meronta menahan sakit dan meremas baju bagian perutnya, dan tak lama datang biyem yang tergopoh-gopoh menghampiri Prilly yang setengah terbaring dilantai

" Astaga non,... Non ga apa-apa non!?" Ucap biyem seraya membantu Prilly untuk bangun.

" Sakit bi... Ah.... Perut.. aku.... Ssss.... Sakit bi..." Tangis Prilly dan berdiri dalam dekapan bi yem.

" Ya Tuhan, non! Non pendarahan!!!" Panik bi yem.

Ali yang melihat darah segar mengalir dari selangkangan Prilly pun panik dan segera mengendong Prilly ke dalam mobil

" Bi! Bibi jaga rumah ya!"

" Iya den"

Segera Ali melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit dengan kecepatan penuh, juga dengan raut wajah yang sulit di artikan.

(Revisi: 19 Juni 2019)

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang