Sudah hampir 2 Minggu sejak kejadian kelam itu, Prilly pun masih trauma dan tak ingin berbicara, ia lebih sering dikamarnya menutup diri dari semua aktivitasnya, bahkan makan pun ia dikamar. Ali yang melihat Prilly seperti itu merasakan sesak dalam hatinya, ia sudah kehabisan cara untuk mengembalikan Prilly kembali seperti sedia kala.
Bahkan mama Ully dan verrel yang berencana ingin pulang pun tidak jadi karena mengkhawatirkan nya.
Kini hujan deras tengah turun diluar sana, Prilly masih duduk diatas kasur sambil menyenderkan tubuhnya pada dinding. Pandangannya kosong kedepan. Ali yang menemaninya pun merasa kasihan melihat Prilly.
" DUAR!!!" Suara petir diluar sana membuat Prilly tersentak dan meneteskan air mata. Ali yang melihat itu langsung terbangun dari tidurnya dan langsung memeluk Prilly, berharap ia tenang.
" Shtttt.. jangan nangis... Ada aku..." Ucap Ali... Memeluk Prilly.
" Sampai kapan kamu kayak gini sayang... Sampai kapan... Kembali jadi Prilly yang dulu... Aku ingin Prilly yang dulu... Kembalilah sayang... Demi anak kita... " Ucap Ali.
Prilly merasakan rambutnya basah oleh cairan bening dari mata Ali... Prilly tersadar... Ia tidak bisa berlama-lama seperti ini... Dia harus bertahan demi anaknya...
" Maafin aku....." Lirihnya pelan dan membalas pelukan Ali.
Ali terkejut mendengar Prilly berucap pelan... Ia semakin bahagia mendengar kata-kata dari mulut wanitanya. Ia tangkup wajah Prilly untuk memandangnya. Ia hapus pelan air matanya.
" Kamu gak salah.... Maafin aku ya... Jadi Prilly yang dulu..." Ucap Ali..
" Tapi.. aku gak bisa.."
Prilly terdiam merasakan bibir Ali kini menempel dibibirnya, ia pejamkan mata merasakan kehangatan bersama Ali. Ali pun senang merasakan Prilly yang membalas ciumannya. Lalu Prilly menghentikan aktivitas mereka, Ali memandangnya penuh tanda tanya.
" Kenapa?..." Tanya Ali merasa kecewa.
" Aku takut Li..." Ucap Prilly.
" Ini aku... Aku disini... Bersama mu dan anak kita... Jangan takut ya..." Ucap Ali membuat Prilly mengangguk
.
.
.Skip....
Malam ini menjadi malam menegangkan untuk ali, kini ia hanya berjalan mondar-mandir menunggu istrinya yang sedang bersalin." Akh.... Eng.........." Suara erangan dari ruangan rumah sakit.
" Pelan-pelan Bu, tarik nafas...... Buang..... Tarik lagi......... Buang...." Ucap dokter yang memandu Prilly untuk bersalin.
" Eng........ Eng.......huffff... Huffff.... Eng..........!!!!!"
"Oek.......oek.......oek....." Tangis suara bayi pecah didalam ruang bersalin.
" Sakit dok.... Perut saya sakit....." Teriak Prilly.
" Adiknya datang Bu...... Tarik nafas....... Buang....."
" Huffff......huffff..... Eng.........huf......hah.....hah.....eng......"
" Dikit lagi Bu.....tarik nafas ya...... Buang....."
" Eng.....!!!" Erang Prilly.
" Selamat Bu, bayi ibu sehat."
Ali yang menunggu diluar bersama dengan keluarga lainnya pun bahagia mendengar tangisan kedua bayinya, Ali yang sudah menunggu kehadiran buah cintanya pun tak sabar melihat mereka, dokter yang baru saja keluar, membuat Ali dan keluarga lainnya berdiri dari duduknya.
" Dokter.... Bagaimana keadaan anak dan istri saya dok...." Ucap Ali.
" Selamat pak... Istrinya baik-baik saja, sebentar lagi akan dibawa keruang rawat, dan bayinya dua-duanya sehat." Ucap dokter.
" Syukurlah... Terima kasih dok..." Ucap Ali dan langsung saja masuk kedalam untuk melihat keadaan Prilly.
Dilihatnya Prilly yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidur. Ia kecup kening Prilly lama sembari mengucap
" Thank you Honey, you give me twins." Ucap Ali
Prilly yang masih lelah hanya tersenyum mendengar ucapan Ali.
" Permisi pak... Ini bayinya... Cantik-cantik " ucap suster.
" Iya... Terima kasih suster." Ucap Ali dan mengambil ahli kedua putrinya.
Ali meletakkan bayi cantiknya di dada Prilly, dan satunya ia gendong." Cantiknya malaikat Daddy... " Ucap Ali dan duduk di kursi dekat Prilly.
" Aku sudah punya nama untuk mereka..." Ucap Ali.
" Benarkah.... Apa itu... Pasti cantik sekali namanya." Ucap Prilly lemah.
" Malaikat yang aku gendong ini, Daddy kasih nama Aprilya Putri Syarief. Nama panggilannya lyli."
" Kalau yang ini, Daddy kasih nama Pearlinia Putri Syarief, nama panggilannya arly." Ucap Ali.
" Cantik, aku suka..." Ucap Prilly.
" Makasih ya sayang, kamu udah kasih aku Twincess yang cantik, aku harap mereka bisa menjadi seperti kamu kelak nanti. Jadi orang yang sabar dan penyayang." Ucap Ali.
" Jangan, aku lebih berharap mereka mirip kamu, jadi orang yang sukses kelak. " Ucap Prilly lemah.
" Bagaimana pun aku harap mereka bisa berbakti kepada orang tua mereka, terutama mommy nya yang berjuang mempertaruhkan nyawa demi buah cinta kita." Ucap Ali dan membawa Prilly kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Romance(Dalam tahap revisi) Silakan dibaca votment ya Aku akan sabar, walaupun aku tau kamu tidak akan mudah menerima ku seutuhnya i'm okay. Tapi aku ingin engkau tau bahwa aku menerima ku apa adanya.