Chapter 4

4.6K 249 0
                                    

Prilly berlari masuk kedalam rumah setelah turun dari taksi, dengan tergesa-gesa ia naikin tangga menuju ruang utama. Ia tampak berlarian masuk ingin menuju kamarnya.

" Prilly!"

" Bunda!"

" Kok kamu nangis nak, kamu kenapa?" Tanya bunda Ali khawatir dan mendekatinya.

" Bunda kapan datang, aku kangen bunda... Aku gak kenapa- Napa kok Bun" jawab Prilly menghapus kedua pipinya yang setengah basah lalu tersenyum tipis.

" Prilly!!" Teriak seseorang dari luar rumah

" Bunda, aku ke atas dulu ya Bun, maafin ily ya Bun gak bisa temenin bunda" ucah Prilly tergesa-gesa karena ia tau siapa yang memanggilnya

" Iya sayang, gpp kok." Jawab bunda dengan perasaan aneh dengan sikap prilly

" Yaudah Illy ke atas ya bun'' ucap Prilly seraya mencium tangan bunda.

" Prilly!! Prilly!!" Teriak Ali dan memasuki rumah.

" Astaga nak! Kenapa kamu teriak kayak orang gila gitu, kenapa?" Tanya bunda

" Bun, bunda liat ily gak Bun?" Tanya Ali

" Ada tuh Prilly baru aja naik keatas... bukan Prilly  tadi sama kamu!." Ucap bunda kepada Ali yang sudah lari dulu ke lantai atas

" Ehh Ali!! Dasar anak kurang ajar!" Teriak bunda.

###############

Dia mencoba untuk membuka pintu dan sial pintu kamar Prilly sudah ia kunci. terlebih dahulu lalu Diketoknya pintu kamar Prilly dengan tidak sabaran dan kuat seraya berteriak memanggil nama Prilly

" Prilly.. Prilly... Buka pintunya pril buka Prilly.... Aku mohon" ucap Ali memohon

Namun hasilnya nihil, hari sudah malam ali masih setia menunggu Prilly membukakan pintu, Ali kini khawatir dengan keadaan istrinya lalu ia turun ke bawah mencari biyem.

" Bi... Biyem..bibi" panggil Ali

"Iya den, ada apa den?" Tanya biyem

" Bi, bibi tolongin Ali buatin bubur buat Prilly ya?" Ucap ali

" Baik den" ucap biyem dan berlalu menuju dapur

###############

" Ini den, buburnya." Ucap biyem seraya menyodorkan semangkok bubur ayam

" Makasih ya biyem." Jawab Ali

Segera Ali berlalu menaiki tangga menuju kamar Prilly, lalu ditaruhnya bubur itu di nakas dekat pintu masuk kamar Prilly.

" Prilly... Pril... Bukain pintunya dong.. ini aku bawain bubur buat kamu, kamu makan ya.". Bujuk Ali

Lalu didengarnya suara samar-samar dari dalam kamar Prilly " huek... Huek...huek.. uhuk.."" prang!!" Seketika Ali panik dan mendobrak pintu kamar Prilly.

" Pril,... Prilly!!" Teriak Ali
" Duar!! Dubrak!! Dum! Dum!" Terbukalah pintu kamar Prilly akibat didorong paksa.

Dilihatnya Ali kamar yang gelap tanpa cahaya penerang, perlahan ia meraih stop kontak dekat pintu dan menyalakan lampu kamar, Betapa kagetnya ia ketika ia lihat Prilly pingsan didepan pintu kamar mandi.

" Pril!!! Prilly, bangun Prilly, bangun!!. Bunda!!! Tolongin Ali bunda!! Bun!!!" Teriak Ali meminta pertolongan

" Ada apa sih Li, astaga!! Kenapa Prilly nak!!. Cepat gendong dia ke kasur..!" Titah bunda lalu membantu ali

Digendongnya Prilly ke atas kasur dan diselimuti Prilly dengan baik.

" Ambilkan minyak kayu putih nak!" Ucap bunda yang kini duduk disampingnya

" Iya bunda" segera Ali lari ke meja rias Prilly yang terdapat minyak kayu putih.

" Ini bunda" ucap Ali dan memberikannya pada bunda.

Lalu digosokkan minyak itu ke hidung bagian bawah Prilly oleh bunda. Perlahan-lahan Prilly mulai membuka mata.

" Bunda....aku kenapa?" Tanya Prilly dengan lemah

" Kamu pingsan nak, kamu udah makan nak?" Tanya bunda yang hanya dijawab dengan gelengan lemah Prilly.

" Ayo makan dulu nak," ajak bunda

" Bentar Bun, Ali ambil buburnya dulu" ucap Ali dan berlalu keluar.

" Nih Bun, buburnya" ucap Ali yang kembali dengan membawa bubur.

" Bunda suapin ya sayang"tawar bunda

" Gak bunda, Prilly bisa sendiri kok, bunda istirahat aja ya, ini Udah malem Bun, bunda juga baru nyampe tadi siang kan." Tolak Prilly

" Yaudah kalau kamu bisa sendiri, bunda istirahat ya nak, nanti kalau Udah selesai makannya langsung istirahat ya sayang" titah bunda

" Siap Bun." Jawab Prilly seraya tersenyum lemah.

Setelah bunda keluar dari kamar, hanya terdapat dua insan yang terdiam dalam bisu didalam sebuah kamar. Tampak Prilly mulai menyuap buburnya sedikit demi sedikit. Lalu ia terhenti.

" Ngapain kamu liatin aku makan?" Tanya Prilly ketus

Ada rasa tak rela dalam hati Ali melihat Prilly yang selama ini bersabar menjadi wanita ketus seperti sekarang.

" Gak kenapa-Napa, maafin aku Prilly." Ucap Ali tulus.

Prilly terdiam dan tidak menjawabnya bahkan menoleh pun tidak. Tak lama kemudian ia rasakan perutnya diaduk.

" Huek.. huek... Uhuk... Huek...uhk..huek...huek..." Prilly segera berlari ke kamar mandi.

Ali yang mengikutinya dari belakang pun merasa cemas dengan keadaannya. Dicobanya memegang kedua bahu istri, namun disingkirkan tangan Ali dari bahunya.

" Kamu ga apa apa pril?!" Tanya Ali namun tak digubris Prilly

" Kita ke dokter ya?" Tanya Ali sekali lagi

" Gak perlu!" Jawab Prilly acuh tak acuh

" Gak perlu gimana! Nanti kalau bayi kita kenapa-Napa gimana?!" Ucap Ali yang berusaha meredam emosi.

" Apa kamu bilang! Bayi kita!? Ini anak ku!" Ucap Prilly dengan setengah berteriak sinis.

" Tapi.." ucapan Ali terpotong karena Prilly

" Tapi apa?! Kamu kan yang meragukan anak aku, kamu kan?! Kamu yang tidak pernah memperdulikan nya! Kamu jahat Li, aku benci sama kamu Li! Kamu jahat kamu tega!!" Ucap Prilly seraya menunduk menyembunyikan kepalanya di lutut yang ditekuk.

Ali pov

Apakah sebesar itu kesalahanku, aku sudah jahat, aku jahat. Aku sudah membuat seorang wanita menangis, apalagi sekarang aku hampir membunuh kehidupan didalam wanita itu darah daging ku, walaupun aku tak yakin dengan itu.

Ya Tuhan betapa jahatnya aku!!

Ku coba raih bahunya yang bergetar perlahan terdengar suara isakan lemah dari bibir wanitaku, aku yang telah membuat ia menangis , betapa jahatnya aku!!!

" Maafin aku Prilly, aku berfikir pendek, siapa yang tidak kaget tiba tiba istrinya hamil ketika suaminya bahkan hanya sekali menyentuh istrinya, sejujurnya aku ragu dan belum siap"
Ucap Ali dengan hati-hati.

(Revisi: 19 Juni 2019)

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang