CHAPTER. 6 | SERPIHAN LUKA YANG TERTINGGAL

6.5K 359 2
                                    

•●•

Seseorang membuka pintu kamar Irene dengan pelan "Maaf Nona Ini sarapan anda saya permisi dulu" pamit bi oti setelah menaruh nasih goreng itu dia atas meja.

Irene mengangguk kecil, pintu kamarnya pun kembalibtertutup Irene menoleh kearah belakang ia berjalan menuju meja dan mulai memakannya dalam diam, tidak bersuara.

Irene menghabiskan hari harinya selalu dalam kamar ia tidak pernah keluar kamar semenjak 4 tahun lalu ia lebih memilih di dalam kamar mengunci diri dan belajar di kamar atau tidak menonton TV cuman itu yang ia lakukan tak berinteraksi atau apapun itu.

Kehidupan yang membosankan.

***

Pagi ini Irene baru bangun dan langsung pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya setelah sudah ia membuka Tv dan menonton tanpa ada taruh minat sedikitpun.

selang beberapa menit kemudian terdengar ketukan pintu dari luar kamar, irene berjalan membuka pintu

"Selamat pagi nona Tuan menyuruh Nona buat turun ke ruang bawah untuk makan bersama"

Mendengar kalimat itu irene menatap pegawai rumah tangga dihadapanya mengerutkan alis bingung tumben ayahnya memanggil biasanya juga tidak.

Melihat reaksi Nona besarnya yang seperti itu bi oti jadi kelimpungan sendiri "Itu anu nona Tuan baru saja pulang sepertinya ada hal penting yang mau di bicarakan nona Kalau begitu bibi ke bawah dulu permisi" ujar bi oti sopan dan segerah berlalu dari kamar Irene.

Irene mengerutkan dahinya tanda ia bingung dan tidak mengerti, Ia sebenarnya malas untuk makan bersama ayahnya ia lebih suka makan sendiri apalagi bersama Ayahnya kebencian Irene sudah berlimpat ganda pada pria paruh bayah itu.

Irene dengan berat hati pun turun kelantai bawah ternyata dimeja makan suda ada semua sepupunya beserata paman dan bibinya dan jangan lupa Ayahnya sedang duduk di meja makan sedang sibuk membaca koran

Irene terhenti diunduk tangga paling terakhir, ekspresinya makin bertambah suram dan kian tajam. Entalah dia benci lingkungan seperti ini. "Apa itu kau kak Irene?" Pekik seseorang seakan menyadarkan seluruh manusia yang ada dirumah menatab kagum atas perubahan irene karena sudah tak bertemu 4 tahun setelah mereka pindah ke jepang dan baru datang setelahnya.

Bahkan ayahnya juga sudah ikut tersenyum palsu melihatnya, Irene bersecih sinis dalam hati, kembali melanjutkan langkahnya dengan wajah terangkat pongah.

"Wooahh lihat lihat kenapa kau tambah cantik sajaa ais bagaimana bentuk wajahmu bisa sempurna seperti itu" pekik keila sepupu irene.

"Ya Tuhan wajahmu terlihat sama seperti barbie sungguhan" ujar keira kembaran keila ikut menimpali.

Irene menarik kursi paling ujung agak berjauhan dan duduk anggun dalam diam.

"Ahhh aku bersyukur punya sepupu yang rupawan seperti mu" puji Revan girang

Semua perhatian masih tertuju padanya, Irene benci pusat perhatian ingin rasanya Irene kekamar lalu tidur itu lebih baik.

"Padahal kita tak bertemu 4 tahun tapi wajahmu sungguh sangat WOW!! Kau tahu dibagian bedah plastik wajahmu termasuk bentuk wajah sempurna" Puji Tayana dengan kagum.

Ya tayana adalah calon dokter bedah iya sedikit belajar tentang itu maksudnya adalah bedah plastik.

"Ahh kau sungguh mirip dengan Ibumu Irene sungguh sangat cantik" tanggal paman reno melihat perubahan Irene yang sungguh takjub

"Ya benar dia mirip zura sangat menawan" Timpal Hera istri paman Reno

Mereka semua terpukau dengan wajah Irene tetapi mereka merasa ada yang sedikit berbeda dengan Irene yaitu 1 irene tak berbicara ataupun menyapa mereka.

"Hehehehe sudah lama tidak melihat Princess nya ayah tambah manis aja kenapa duduknya jauh banget yuk deket kesini kita makan sama sama " ujar ayah Irene hendak menarik tangan irene untuk duduk berdekatan dengannya tetapi tangan pria paruh bayah itu langsung ditepis kasar oleh Irene.

Kaget. Itulah yang terjadi keheningan sempat melanda beberapa saat dan Ayahnya tersenyum maklum akan respon Anak Tunggalnya.

"Kau tahu paman dan bibi beserta sepupunya akan pindah keindonesia mereka sudah sangat merindukan mu dan sebenarnya ayah juga sudah amat sangat merindukanmu" jelas Ayah Irene panjang lebar tersenyum hangat

Irene diam ia mengeluarkan aura dinginnya makin terlihat kental, semua orang sampai merinding menatabnya.

Irene bahkan tak bergeming ia duduk dalam diam mengambil piring dan makanannya tampa meyapa mereka semua yang ada di meja makan

Irene mulai makan dengan yenanh mereka semua melihat Irene sendu Ayahnya menatap irene lama "Irene sampai kapan kamu seperti ini?"

"Lupakan semua dan mulailah hidup yang baru sayang! Ayah sangat menyayangimu" Lanjutnya membelai kepala Irene Irene diam tak bersuara sama sekali ia mendongak melirik sepintas ayahnya dengan aura tajam

Paman dan bibinya bahkan sudah tak percaya. Apa ini Irene gadis manis yang selalu berceloteh ria emapat Tahun lalu? Kenapa gadis ini berubah sangat penuh dengan aura kelam?!

"Kau jangan terlalu teralut dalam masa kelam seperti ini kau tidak akan maju kalau begini caranya" Ucapan Ayahnya Irene sontak memberhentikan aktifitas makannya.

Irene membanting sendoknya agak keras semua diam tak berkutik begitupula dengan ayahnya melihat perubahan Irene yang sungguh drastis.

"Karena anda memang manusia yang tidak punya perasaan sedikitpun!" Ucap Irene dingin dan tajam sambil menekan semua kalimatnya dan terdengar nada sinis di perkataanya itu.

Ia segerah Mengusap mulutnya dengan Tisu, lalu meninggalkan meja makan dalam keadaan hening dan lebih memilih kembali ke dalam kamarnya

Semua diam tak ada yang berbicara.

"Maafkan perilaku Irene ini semua salahku" Sesal ayahnya sendu sambil menatab kosong makanannya

"Dia butuh waktu Jack!" Timpal hera istrinya Reno menguatkan Jack ayah Irene sembari tersenyum maklum

"Ya paman kau tahu kehilangan seorang ibu belum lama dan ditambah kehilangan dua orang sahabat dalam waktu cukup berdekatan bukanlah hal yang mudah dan kau tau paman ia selalu merasa kalau mereka meninggal karenanya. dan ya kau tidak tahu mungkin tetapi dia di kuciklan dihina dicibir di ejek bahkan jadi bahan bullyan seluruh orang di sekolah ataupun di lingkungan masyarakat yap paman selalu tidak ada di sampingnya waktu itu kau selalu sibuk dengan urusanmu mungkin dia sungguh dalam waktu keterpurukannya saat itu"

jelas Revan memberitahu ya waktu itu revan sekolah dengan Irene, irene kelas 7 tayana kelas 8 dan revan kelas 9.

"Ya betul paman kasian dia Kau tahu dia dan sia selalu jadi bahan bully habis habisan satu sekolah. Bagaimana ia tidak stress di tambah paman selalu tidak ada di sampingnya" tambah Tayana dengan suara sendu sambil mengingat masa itu.

"Kau juga bagimana ini kau terlalu mementingkan semua uang dan harta mu itu, dan lihat kau mendapatkan semua uang harta mu tetapi kau kehilangan sosok istrimu dan putrimu" marah Reno ke adiknya Jack ayah Irene

"Kau benar kak aku terlalu mementingkan uangku sampai melupakan ibunya dan juga dia" timpal jackson berkaca kaca, dia terlalu gila kerja supaya diakui sebagai jaksa sampai tak memperhatikan Istri dan anaknya.

"Dan kau tahu paman penyesalan selalu datang pada akhirnya aku rasa masih ada waktu" kata keila ikut menanggapi

"Kau harus memperbaikinya sebelum semuanya terlambat kau tahu jika ia tak ingin melihatmu lagi berarti sedari tadi ia takan turun kemeja makan dan makan bersama tetapi sepertinya ia ingin memberikan kau sebuah harapan rubah dia dan kami akan membantumu. Bukan kah begitu??" tanya hera ke keluarganya.

"Ya paman kami akan membantu mu" kata keira dan keila bersamaan lalu mengangguk anggukan kepala

"Ya aku akan berusaha semoga saja iya masih mau memaafkan ku!"
tekad jack.

TO BE CONTINUED

jangan lupa di Vote🌟
Dan commentnya..

IRENE & SEAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang