CHAPTER. 32 | BLOOD

4.5K 274 0
                                    

•●•


      Sean sekarang merasa tidak tenang, pasti ada orang yang mencoba membuat hubungannya dengan Irene rusak seperti ini, dengan cepat dia berlari mengambil motornya, mengejar mobil Irene yang belum jauh dan sepertinya keberuntungan berada pada tangan sean mobil irene menepi, ternyata gadis itu memilih diturunkan di Taman dekat dengan Rumahnya, gadis itu berjalan turun dengan baju dari atas sampai bawah tertutup dengan hodie hitam.

Sean hafal betul itu adalah Irenenya sean menepi ia menstandar motornya cowok itu dengan asal melempar helemnya kesembarang tempat kemudian berlari kearah Irene gadis berhodie hitam.

"Irene?" Lirih sean kecil ketika sudah berada tepat di belakang Irene.

Keringat bercucuran tak dihiraukannya lagi, dari sini bahkan sean bisa merasakan kalau tubuh irene membatu kaget akan kehadirannya Gadis itu mendongak berbalik melihat kebelakang.

Untuk beberapa detik Irene meneggang ia bingung kenapa sean bisa mengikutinya sampai sini.

Ini bahkan sudah hampir malam.

Irene meremas erat kepalan tangannya, tingkah sean benar-benar mirip seperti ibunya yang terobsesi, irene menarik tudung kepalannya agar makin tertutup

sean mendekat satu langkah irene mundur dua langkah.

"Gue tau kita belum jadian dan gue belum akuin perasaan gue ke lo tapi gue rasa lo udah tau perasaan gue ke lo ren dan please jangan bikin gue bingung gini gue salah apa sama lo?" Tanya Sean mengacak rambutnya frustasi.

"Bullshit" desis Irene tajam, ia seakan sudah dibuat muak dengan semua manusia berobsesi tinggi. Dulu ibunya yang dia percaya dan kini sean.

Benar kata Gita! Tidak ada yang tulus..

"Gue gak bohong ren Gue suka sama lo gue cinta sama lo ren kalo lo ngejauh gini walaupun lo mau anggap gue anak alay gue gak suka kalo lo kek gini!" Ungkap sean Jujur Sedangkan Irene menggeleng kepala cepat.

"Lo cuman terobsesi sama gue sean!!" Seru irene memberanikan dirinya,suara gadis itu bahkan tampak gemetar diliputi keheningan.

"Siapa yang bilang-?" Sean membulatkan matanya mendengar penuturan Irene.

"Itu kan!" Irene terkekeh garing salah sangka

"Gue gak-!"

"Iya lo terobsesi sean!" Potong irene menjauh dan sean lagi lagi mendekat.
"Gak gue gak!" Tegas sean tak mau jauh dari irene.

"Jauh!" Usir irene berbalik berjalan menjauh.

"Gak rene!! Sumpah enggak Irene!!" Sean terus berlari mengikuti langka Irene.

"Gue bilang menjauh!! Ya menjauh" pekik irene murka tudung jeketnya terbuka, wajah irene yang selalu menunjukan ketenangan kini berubah.

Wajahnya memerah padam tersirat rasa kecewa yang amat kentara dalam, sean tertegun tubuh gadis itu seakan gemetar dikalap emosi

Sean diam dia mengatubkan bibirnya. "Kalau gue bilang enggak berarti enggak ren! Gue sayang sama lo!!"

"Lo lama-lama bikin gue takut tau gak?! Lo mirip kayak orang gila karena obsesi, gue gak suka manusia kayak lo! Obsesi lo mirip sama ibu gue sea!!!" Bentak irene

Bahu sean melemas. Irene beringsut mundur "pastikan mulai saat ini jangan pernah muncul di depan wajah gue"

Sean melangkah maju "Irenne gue gak tau orang bkdoh siapa yang pengaruhi lo tapi-"

"MENJAUH!!!" Irene berjalan meninggalkan tempat itu sean mengekornya dari belakang

        Sean terus saja menolak dan nyerocos tak henti hentinya irene tak memghiraukan dia berjalan lebih cepat dari pada sean Irene terus saja berkata 'menjauh' pada sean namun tak digubris oleh pria itu gadis itu bertambah risih.

IRENE & SEAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang