CHAPTER. 26 | IRENE PINGSAN

5K 282 1
                                    

•●•


"Irene??" Panggil pak daus mendekat kearah barisan murid yang sedang berlutut di tengah lapangan.

Pak daus baru datang kearah Irene karena tadi dia masih pergi menghadap ibu ales yang tadi memanggilnya, jadi baru sekarang dia datang kearah Irene yang sedang berjemur, panas panasan, banyak anak anak yang menggerutu dan mengumpat tak karu karuan dan berjanji akan melapor pada orang Tua mereka,

tapi seperti biasa pria paruh bayah itu tetaplah si guru dengan predikat Killer pak Daus tetap tak peduli,

"Irenne?!" Panggil pak daus yang kedua kali. Irene mendongak mendengar namanya dipanggil.

wajah gadis itu yang awalnya memerah sekarang berubah menjadi pucat pasih bahkan wajahnya sungguh sangat pucat seperti mayat hidup tidak dialiri darah sinar matahari itu bereaksi dikulit Irene, mengingat kulit Irene yang putih menjadi lebih pucat, dan dikulitnya sedikit demi sedikit timbul bercak bercak, Irene bukan keringat akan kepanasan tetapi sekarang Irene keringat kedinginan,tangannya gemetar hebat, sungguh Irene tidak bisa terkena panas terlalu lama, apalagi sampai berjemur Ria seperti ini penyakit lamanya bisa bisa kembali meradang lagi.

Irene mencoba tersenyum sekilas menatab pak daus sesuai langkah langkah dan perintah Sean agar Trauma anti sosialnya Hilang.

walaupun sekarang tubuhnya dalam keadaan tidak baik sungguh sangat tidak baik.

"I-iya pak?" Jawab irene sekenanya. Dia sudah tidak tahan sinar matahari ini bagai menusuk nusuk permukaan kulitnya.

"Kamu boleh masuk ke kelas!" Perintah pak daus.

Irene sempat menatab bingung pak daus, pria paruh bayay itu seakan mengerti dengan tatapan Irene pun memberi jawaban dengan berbalik menunjuk sean yang sedang berlari dengan semangat membara keliling lapangan upacara.

Irene mengerti dengan pandangan pak daus! pasti itu sean, sean yang menyelamatkannya, irene bangun dari berlututnya dia sempat membukuk terimakasih pada pak daus. Lantas Berjalan perlahan lahan kepalanya pusing sangat pusing badannya bergetar hebat juga tangan Irene yang dingin.

cahaya matahari bagai pisau baginya.

Cerobohnya hari ini gadis itu lupa untuk membawa jeket, jika saja dia membawa jeket mungkin dia tidak akan seperti sekarang. Irene sekarang hanya memakai Seragam yang panjang bajunya sampai ke siku. Kulitnya sama sekali tidak dilindungi oleh jeket ataupun pelindung lain.

senyuman merekah diwajah cantik dan anggunnya bahkan tak luntur sedikit pun saat melihat sean berlari semangat. Disisi lain Irene merasa bersalah dan seakan dia merepotkan dan menyusahkan sean, tetapi lelaki itu selalu melakukan sesuatu diluar dugaannya, irene tahu sean pasti yang meminta pada pak daus agar dia tak dihukum dan memberi hukumannya pada sean, irene ingin berjalan mendekat kearah lelaki itu dan memeluknya mengucap Terimakasih atas semua perhatiannya.

Gadis itu berhenti berjalan kepalanya bertambah Pening, pandangannya mulai berkabut napasnya juga mulai tercekat dadanya terasa sesak, badan irene bergetar hebat.

Dia sedikit terhuyung kehilangan keseimbangan tubuh, Tidak tidak boleh bukankah kata dokter kalau Dia sudah sepulihnya sembuh dari sakitnya itu.

Irene kembali berusaha menyeret kedua kaki mendekat, mencoba untuk melawan rasa sakit pada tubuhnya berjalan terus kearah sean terus berjalan mendekat dan mendekat tapi

IRENE & SEAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang