CHAPTER. 14 | SIA KAMPRET

5.7K 335 0
                                    

•●•


     Sia dan Irene sedang menunggu jemputan lebih tepatnya jemputan Irene karena sesuai ucapan sia beberapa waktu lalu bahwa ia ingin bermain dirumah gadis itu hari ini. Ketika mobil jemputan Irene sudah datang Irene segera masuk di tempat duduk paling depan membuat Sia ke-bingungan,

Irene biasa duduk di jok belakang kenapa dia berpindah duduk menjadi jok paling depan sejajar dengan supirnya?.

"Masuk sia!" Ujar Irene kemudian sia pun langsung masuk di kursi penumpang ketika ia sudah berada di dalam mobil betapa kagetnya kalau yang menjemput mereka bukan pak puri melainkan Ayahnya Irene.

Pantesan toh.

"Eeh om jason selamat sore om maaf Sia mau main dirumah bareng Irene boleh ya om?" Tanya sia ragu ragu. Ayah irene tersenyum ramah "Ya boleh lah Sia masa gak boleh"

"Hehe makasih om!" Ujar Sia menggaruk tengkuk belakang kepalanya dengan gerakan kaku

Sepanjang perjalan menuju rumah hanya diisi oleh suara Radio, entahlah diantara perasaanya atau bagaimana sepertinya Irene dan ayahnya belum terlalu berbaikan buktinya suasana didalam mobil sangat canggung dan terkesan horor.

Sesampainya di depan pagar Rumah Ayah irene memberhentikan mobilnya dan mengelus penuh kasih sayang pucuk kepala Irene gadis yang masih saja memasang wajah datar.

"Ren  Ayah ke swalayan dulu ya mau beli bahan bahan dapur udah pada abis!"

"Bi oti?" Tanya irene langsung.

"bibi oti lagi gak enak badan jadi Ayah suruh Istirahat kamu sama Sia masuk gih ayah cepetan aja kok!" Ujarnya lembut

"Yaudah kita turun ya om!" Ucap sia berusaha menengahi kemudian keluar diikuti Irene

"Hati hati dijalan Ayah!" Ucap Irene membuat Ayahnya lagi lagi tersenyum melihat wajah cantik anaknya itu dengan lambaian tangan dam senyuman hangat.

Kedua siswi itu masuk kedalam Rumah mewah sang jaksa ternama kota jakarta tersebut dengan siulan sia yang mengisi.

"Bussett seneng bangett gue udah lama gak kesini!" Riang Sia Sementara Irene terkekeh melihat sia yang terlalu hiperbola

Mereka berjalan kearah kamar Irene berada dilantai dua tepat pada sudut ruangan yang dengan pintu kamar yang besar dan berwarnah putih bercampur biru mudah dengan ukiran ukiran unik membuat siapa saja yang melihat pintu itu pasti satu pendapat kalau pemilik kamar itu sudah pasti seorang wanita dan jangan lupa pintu itu harganya mahal.

Irene membuka pintu dan si langsung saja segera menerobos masuk layaknya kamar pribadi..

"Wawwwaaa gak berubah rubah juga ya kamar lo Ren ih seneng banget gue" Histeris Sia heboh tetapi suara kehisterisan gadis berseragam lengkap itu bungkam raut wajahnya yang tadi ceria kini berubah dengan wajah nganga alias cengo ketika melihat Pintu balkon kamar Irene yang begitu luas terbuka memperlihatkan begitu besar dan banyaknya sebuah pot bunga dengan di tumbuhi banyak mawar meraj yang subur.

Sia segera berlari seperti anak kecil kearah balkon kamar irene

"Reennn ini semua bunga yang dikasih sama sean kan?!" Pekik Sia heboh sambil memelototkan kedua bola matanya ditambah dengan mulutnya yang terbuka lebar.

IRENE & SEAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang