CHAPTER. 24 | IRFAN NGINAP

5.1K 277 1
                                    

•●•

           Irfan memarkirkan mobilnya di depan pakarangan rumah sahabat karibnya siapa lagi kalau bukan sean.

Saat melangkah turun dari mobilnya irfan kebingungan tumben tumbenan Ayah sean dan sean terlihat akur biasanya mereka saling olok-mengolok, jambak-jambakan sindir-menyindir satu sama lain meskipum mereka berstatus Bapak dan anak.

Irfan bertambah bingung saat melihat sean dan ayahnya ternyata sedang bermain catur duduk di lantai teras rumah, dengan raut wajah mereka berdua yang terlihat serius, kalau raut wajah ayah sean terlampau dikategorikan raut orang normal, tetapi raut wajah sean seperti orang yang menahan boker selama ribuan tahun!

'Sejak kapan sean bisa main catur??' batin irfan ragu sambil terus melangkah mendekat kearah kedua orang tersebut yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sampai tak sadar akan kehadiran irfan dirumah mereka.

irfan datang karena dia dirumah sendirian jadi dia merasa bosan sunyi senyap ditambah juga dia tidak punya teman untuk mengobrol lagi.

irfan juga berencana agar dia menginap dirumah sean malam ini, maka dari itu dia membeli banyak snack martabak karena kak sena, dan ibunya sesah dan sakha Ayah sean sangat menyukai martabak dan jangan lupa sean.

"Selamat sore!!" Sapa Irfan berusaha tersenyum manis dan imut agar dia tak diusir secara cuma cuma oleh sean.

Sean dan ayahnya menoleh serentak, dengan tampang wajah berbeda beda.

Ayahnya tersenyum gembira melihat Irfan, karena irfan termasuk spesies langkah menurut ayah sean salah satu teman ngobrolnya yang paling mengerti akan perasaannya karena jika dia mengobrol dengan irfan, semua yang mereka berdua bicarakan akan terdengar nyambung dan satu pemikiran.

berbeda kalau dia berbicara dengan anaknya sendiri ketika sakha ayah sean berbicara pada sean seakan dia berbicara dengan anak dengan IQ terendah dimuka bumi mengalahkan segala jenis sipanse diseluruh alam semesta yang besar ini, dan itu membuat sakha ayah sean kesal akan anaknya yang tampan namun berotak sepotong ayahnya juga bahkan bingung bagaimana sipanse berwajah manusia seperti sean itu bisa mendapat rangking 2 dikelasnya?, hanya ada dua kemungkinan!,

yang pertama wali kelasnya di santet oleh sean dan, kemungkinan yang kedua wali kelasanya mungkin sedang mabuk air aki jadi rada rada koslet otaknya.

sementara Sean melihat irfan dai atas sampai bawah menelitinya secara intens, irfan menilai kalau tatapan yang diberikan sean padanya bagai menatabnya seonggok Taik sapi,  dengan pandangan bosan melihat wajah irfan datang tersenyum amat manis dan lebar didepannya, sean sudah bisa menebak dengan baik dan benar kalau irfan sudah datang atau bertamu jam segini tak lain tak bukan pasti Irfan akan menginap!

"Irfan!!"pekik sakha ayah sean gembira. Sean menutub telinga sebelah mendengar pekikan ayahnya.

"Yah suara ayah kek anak Alay di dasyat tau gak!" Gerutu sean langsung membuat ayahnya menatab tajam putra bungsunya.

"yee main asal nyeblak bilang gue anak Alay ya Gak gue ajarin main catur Habis lo nangis darah!!" Ancam Sakha menunjuk sean yang langsung cengar cengir kuda sok imut.

Sean pun lantas mengalihkan pandang kearah irfan.

"Ngapain lo??" Tanya Sean terdengar malas dan kembali memandang serius papan caturnya.

"Hehehehehe-" ifan nyengir sok manja. "Hehehehe-" sean mengikuti cengiran irfan dengan tampang kesal

"Mau nginap'kan lo?" Tebak sean memotong tanpa mengalihkan pandangannya.

IRENE & SEAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang