CHAPTER. 22 | HELP MY QUEEN

5.4K 300 1
                                    

•●•

Kemarin sean berkata pada Irene kalau pagi ini sean akan menjemputnya untuk pergi kesekolah bersama sama. Tidak tahu apa yang ingin dilakukan pria itu dan Irene hanya menuruti perkataan sean.

Sesuai permintaannya sean, irene sedang menunggu di gerbang rumahnya dengan satpam yang terus saja mengawasi gerak gerik Nona mudanya yang diperintahkan oleh sang Boss besar atau Ayah Irene.

"Selamat pagi Queen!!" Sapa sean dengan senyuman lebarnya sembari membuka pintu mobil untuk Irene. Membuat Irene yang sedang menunduk tiba tiba mendongak saat mendengar suara Sean riangnya.

Tadinya ia ingin membawa motornya 'si Marni' Nama kesayangan motor sean, itu harus masuk kebengkel karena sean lupa meng servish motor kesayangannya selama dua bulan ini juga akibat saking kepikirannya sama Irene jadi lupa semuanya.

Sena juga menyarankan kepada sean untuk membawa mobil sendiri katanya biar bisa modusin si Irene. Sean pun membawa mobil agar Irene lebih nyaman karena udara pagi ini terasa sangat dingin tidak seperti otak kakaknya yang sengklek itu tapi disatu sisi sean juga ingin modusin irene sih.. hehehe.

"Pagi!" Sapa Irene balik.
"Hehehe masuk ren!" Irene pun memasuki mobil sean, pun mulai melajukan mobilnya.
"Renn lo mau hilangin trauma lo kan??" Tanya sean tiba tiba membuat irene menatabnya penuh tanya dan ia hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Hari ini kita bakal mulai dari Tahap 1 ya!!"
"Tahap 1??" Ulang Irene bingung, dan sean hanya mengangguk dan tersenyum simpul sebagai jawabanya.

***

Sean dan Irene baru saja turun dari dalam mobil, banyak siswa siswi yang memperhatikan mereka berdua yang lebih dekat akhir akhir ini berkat perjuangan dan kegigihan sean mengejar Irene selama dua tahun itu patut diacungi jempol.

Banyak siswi yang patah hati akibat kedekatan mereka tapi apa daya jika mereka bersaing dengan Irene itu namanya mustahil karena seantero sekolah juga tahu sean sudah lama menyukai Irene dan tak ada kesempatan untuk membuat sean bisa berpaling dari Irene.

Mereka berjalan bersisihan memasuki gerbang utama sekolah.
" Ren ntar kalau setiap ada guru yang lewat langsung disapa ya kalau perlu sama anak anak yang nyapa kamu, kamu harus sapa balik ya??"
" Hah?? " kaget Irene menggeleng keras kepalanya menolak perintah sean.
" ini yang tadi gue bilang Tahap 1 ren.. Cuman sapa doang!! Tuhhh-tuu-tuu ada pak Daus di sapa gih yaa? Pliss Ren ya..??" Ujar sean tetap gigih. Irene pun dengan wajah kakunya hanya mengangguk mengiyakan perintah sean.

Saat mereka melintas depan pak Daus irene membuang napas panjang. Ia gugup bukan main. hanya dia terkadang merasa ketakutan yang amat berlebihan jika berhubungan dengan sekelompok orang. Gara gara masa lalunya ia takut untuk bersosialisasi dia menutub dirinya rapat rapat, Iya hanya akan berbicara dengan orang tertentu yang sudah dianggapnya lama saja. Dan sekarang sean menyuruhnya untuk bersosialisasi dengan semua orang baru yang bahkan tak dia kenal agar lebih dekat.

"S-selamat pagi Pak!!" Sapa Irene kecil dan dia berbicara dengan sangat kaku.
"Sapa ulang Ren kagak kedengaran sambil Senyum Ren Senyum nihh kek gini nih!!" Bisik sean sambil mempratikan cara senyum lebar membuat semua gigi putih sean terpampang rapi. Irene melirik sean sekilas lalu menatab pak Daus
"Selamat pagi Pak" ulang Irene agak keras dengan senyumannya.kaku. itulah yang terjadi Pak daus pun langsung menoleh kearah sean namun sayangnya mata pak daus beralih menatab Irene kaget akan sikapnya.
"P-p-pagi juga!" Jawab pak Daus takalah kaget. Melihat salah satu murid yang terkenal dengan tidak pernah berbicara dengan semua mahkluk disekolah akhirnya berbicara juga. Tadinya ia ingin meneriaki Sean karena ia tidak mensisipkan bajunya didalam celana dan juga degan Tas sean berwarna Stabilo begitu menyilaiukan mata pak daus serta pria itu juga tak juga memakai dasi dan ikat pinggang.

IRENE & SEAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang