Bolos

8.8K 360 0
                                    

Pagi ini aku bangun pagi sekali, hal yang sangat jarang aku lakukan, aku sendiri tidak tahu mengapa. Harusnya aku langsung segera mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah tapi tak jua aku lakukan.

Tak lama aku keluar kamar, aku melihat ayah tertidur diruang televisi dengan masih memakai jaket. Terpancar jelas wajah lelah ayah berikut kerut yang menghiasi dahinya. Terkadang aku iba padanya tetapi hal itu sangat sulit aku ucapkan karena aku rasa ayah sendiri tidak pernah memikirkan dirinya sendiri.

Selama ini hidup ayah tidak pernah terkontrol, jika berada dirumah aku jarang melihatnya makan, kebanyakan ia hanya minum kopi sendirian sambil merokok di teras belakang rumah. Wajahnya selalu menengadah keatas melihat langit, aku tidak tahu apa maksudnya yang pasti ia sangat kesepian dalam kesendiriannya dan aku tidak bisa mengisi kekosongan yang dialami ayahku.

Pagi ini aku hanya makan mie instan untuk sarapan, dan entah mengapa aku membutuhkan waktu lama menghabiskan sarapanku sehingga ketika jam sudah beranjak ke angka tujuh pagi, aku merasa bahwa sudah sangat terlambat aku pergi ke sekolah, dan secepat kilat memutuskan untuk bolos pada hari ini.

Ketika aku melihat ayah sudah bangun dan bersiap-siap berangkat kerja, aku menghampirinya." Yah aku minta uang?" aku menyodorkan tangan padanya.

Ia merogoh saku celananya." Ini." dan tak berkata satu kata pun setelahnya, bahkan ia tidak menanyakanku yang masih berada dirumah padahal saat ini sudah jam delapan lewat sepuluh menit.

Setelah ayah pergi, aku merasa bebas. Maka aku berniat untuk menghilangkan suntuk dengan menonton film seharian dilaptop. Tetapi sebelumnya aku membutuhkan teman untuk menonton, apalagi kalau bukan beberapa cemilan dan dengan segera aku pergi ke minimarket dekat rumah.

Baru beberapa langkah aku keluar pagar, sudah ada suara yang memanggilku." Septi mau kemana?" aku menoleh dan sosok Kevin yang berpakaian rapih terlihat oleh jarak pandangku.

" Mau ke minimarket beli makanan." jawabku singkat.

" Buat sarapan?" tanyanya lagi.

" Nggak, buat cemilan. Kamu rapih banget mau kemana?" Kevin memang selalu terlihat rapih dan kali ini ia memakai kemeja biru bergaris yang lagi-lagi selalu dimasukkan ke celana bahannya, penampilan yang sangat normal menurutku.

" Mau kuliahlah, kamu sendiri hari ini nggak ke sekolah?" aku lupa kalau Kevin masih kuliah, padahal penampilannya terlihat orang kantoran.

Dengan berat hati aku menjawab." Hari ini kurang enak badan." Aku tidak tahu apa bisa mengelabuinya atau tidak.

" Kalau begitu istirahat aja dirumah." sarannya.

" Niatnya begitu tapi mau beli vitamin juga."

" Aku juga mau kesana, bareng aja yuk." Kevin pasti sedang berusaha mendekatiku dan kali ini aku tidak bisa menyiasatinya.

" Ya udah." lalu kami berjalan berdua menuju minimarket yang pada saat ini sudah dibuka. Tetapi aku merasa canggung jalan berdua dengan Kevin karena dia terlalu kaku dan tak mempunyai selera humor.

Sesampainya disana untungnya aku tidak melihat Juna, pasti ia masuk siang, kalau saja ada Juna, ia pasti sudah meledekku. Tapi aku melihat Feri teman Juna dan ia juga mengenalku.

Ketika aku sedang memilih cemilan yang aku inginkan sebagai teman nonton, Feri menghampiriku." Kamu nggak sekolah?" itu adalah pertanyaan yang aku tidak suka menjawabnya.

" Sekolah hari ini libur." jawabku ketus.

" Perasaan hari ini bukan tanggal merah." ujar Feri sembari berpikir, ini hari libur apa.

" Sekolah aku kan fleksibel." Kevin yang berdiri tak jauh dariku menyadari ada yang janggal.

Feri tertawa." Sekolah kamu atau jadwal kamu yang fleksibel," aku tahu ia hanya bercanda," kalau sekolah jangan malas-malas Sep, kamu mau nanti kerjanya kayak kita ini, cuma jadi pelayan doang dan nggak naik-naik jabatan." kali ini aku tahu bahwa Feri tidak bercanda dan perkataannya sangat menohok jantung dan pikiranku.

Setelah aku membeli camilan, segera aku menuju kasir dan saat ini yang melayani adalah Gina." Ini aja?" tanyanya datar.

" Iya," aku melirik kearahnya, ia memang terlihat cantik tapi sifatnya aku tidak begitu suka," oh ya hari ini Juna masuk siang ya?"

" Iya, memangnya kenapa?" kali ini ia menjawab dengan ketus, aku tidak tahu apa yang salah dengan pertanyaanku.

Setelah mendapat kembalian aku langsung saja buru-buru keluar dari minimarket tetapi ada suara yang menahanku." Kamu tadi katanya mau beli vitamin." Kevin yang ternyata daritadi mengantri dibelakangku menyadari bahwa aku tidak membeli satu vitamin pun.

" Aku baru ingat masih ada simpanan dirumah, aku duluan ya." Dan tanpa pikir panjang aku langsung pulang dengan langkah terburu-buru.

Jika tahu hari ini aku akan bertemu Kevin dan dibuat jengkel oleh Gina, lebih baik tadi aku memutuskan untuk sekolah. Dan aku juga teringat perkataan Feri, haruskah mulai sekarang aku rajin belajar.

X

Too Young to be MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang