Kedatangan yang Tidak Terduga

8.4K 278 0
                                    

Ketika aku pulang kekontrakan, kakakku beserta mas Rizal dan ayah masih ada disana. Aku menyuruhnya untuk pulang saja dan kembali besok jika masih belum ada kabar dari Juna, walaupun ayah sedikit memaksa untuk menemaniku malam ini dikontrakan, tetapi kutolak karena aku sudah terbiasa hidup sendiri. Dan akhirnya mereka menerima keputusanku.

Aku mengantarkan kak Raisa sampai depan jalan sekaligus berpamitan dengan ayah. Pada saat itu tiba-tiba saja aku ingin membeli martabak yang terletak didepan jalan. Tanpa pikir panjang aku menuju kesana. Sesampainya di tukang martabak, aku langsung memesan satu bungkus martabak ketan hitam kesukaan Juna dan kebetulan juga aku menyukainya.

Dan aku teringat lagi dengan Juna, sewaktu dulu kami berdua makan disini, namun dengan status masih bersahabat. Andai saja saat-saat itu bisa terulang kembali. Kemudian tak lama aku pulang dengan membawa sebungkus martabak kesukaanku, yang mungkin tanpa kehadiran Juna tidak begitu menyukainya sekarang.

Waktu hampir sampai didepan jalan kontrakanku aku melihat Kevin dan menyapanya." Kevin." Ia menoleh berhenti sebentar dan kemudian berbalik lagi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Baru saja aku ingin mengejarnya, tapi sungguh sangat kesulitan untuk berlari menyusulnya dengan tubuh menopang bayi diperutku. Tetapi ada suara lain yang tak asing yang memanggilku dan aku menoleh kebelakang.

Dan beberapa langkah didepanku berdiri Juna yang menatapku dengan penuh ketakutan.

Juna terlihat kusut dan kurus. Dia seperti sedang menahan malu, aku tahu, mungkin karena rasa malu jugalah yang membawa dia pulang kembali, atau rasa tanggung jawab. Apakah itu jawaban dari rasa tanggung jawabnya.

" Sep, aku minta maaf." Aku tahu ia akan mengatakan itu, kalimat klise yang diucapkan setiap orang jika ia mempunyai salah terhadap seseorang. Dan aku sadar bahwa aku sedang berada diluar rumah. Jika percakapan ini berujung pada keributan, akan lebih baik jika tidak terjadi didepan orang-orang. Maka dari itu aku berjalan menuju kedalam kontrakanku.

Dan Juna mengikutiku dengan langkah tertatih.

Sesampainya didalam Juna masih mengatakan hal yang sama." Aku minta maaf." tapi aku tidak menggubrisnya dan malah membereskan rumahku yang sebenarnya tidak begitu berantakan karena selama beberapa hari tidak banyak yang aku lakukan.

" Kenapa kamu diam?" apa perlu aku jawab pertanyaan bodohnya itu.

" Aku benar-benar minta maaf, aku salah, aku panik, marah, kesal juga... malu."

Aku yang melihatnya merasa kasihan." Lalu kenapa kamu kembali." Aku tak ingin basa basi lagi didepannya.

" Aku kembali karena bujukan Kevin, kalau kamu ingin aku jujur."

Berarti kecurigaan pada Kevin terbukti." Jadi selama ini kamu berada dirumah Kevin." Juna mengangguk pasrah." Lalu kalau kamu tidak ingin jujur denganku, apa yang membuat kamu kembali."

" Kamu nggak tahu apa yang aku rasakan."

" Kalau kamu nggak cerita bagaimana aku bisa tahu."

Juna mendekat padaku." Aku takut kalau kamu nggak akan pernah bisa memahami posisiku."

" Apa selama ini aku pernah memintamu memahami posisiku?"

" Aku masih muda begitupun kamu," apa Juna tidak pernah tahu bahwa semua orang juga pernah mengalami masa muda, jadi untuk apa ia merasa takut," aku takut aku tidak bisa menjadi ayah yang baik."

Too Young to be MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang