LIMA

3.1K 107 8
                                    

"Kata abang lo, lo mau ke toko buku ya? Jadi?"

Nathalia mengangguk "iya jadi. Tapi kalo ngerepotin kakak ya gak usah, gapapa biar sama abang aja"

"Abang lo lagi sibuk buat UN. Kasian kalo diganggu. Sama gue aja, gapapa kok"

"Pacar kakak gak marah kan?"

"Boro boro marah. Nganggep gue ada aja enggak" batin Brian.

"Santuy. Dia gak bakal marah kok"

"Beneran?"

"Jadi ke toko buku gak kamu ini neng?"

"Kalo ga ngerepotin ya jadi" ujar Nathalia sambil terkekeh.

🌷•🌷•🌷

Nathalia membaca satu persatu buku yang tertata rapih di rak buku itu. Menelusuri setiap judul, sinopsis yang benar benar dirasa pas untuk tugas geografi itu.

"Nyari apa sih ieu teh? Dari tadi mondar mandir baca kesabaran kesini tapi gak ada yang masuk tas belanja"

Nathalia tertawa melihat raut Brian yang tampak lucu dimatanya jika sedang seperti ini.

"Kenapa? Ada yang lucu?

"Kakak yang lucu"

"Hah? Gu-gue?"

"Iya kakak"

Brian menahan senyumnya sambil matanya menyusuri sekitar. Tiba tiba pandangan nya berhenti disatu tempat. Senyuman nya langsung memudar. Tangannya tiba tiba langsung mengepal. Pandangannya masih fokus disatu titik itu.

Ingin rasanya ia menghampiri orang itu dan langsung menghajarnya habis habis an. Tetapi ia sadar, ia sekarang sedang ditempat umum dan sedang bersama adik kelasnya. Tidak mungkin ia menghajar orang di depan umum sekarang, bisa bisa ia masuk kedalam jeruji besi.

"Kak, aku udah dapet bukunya. Aku ke kasir dulu ya" ujar Nathalia yang langsung membuat sulut sulut emosi di mata Brian padam begitu saja.

Brian mengangguk kemudian berujar "iya, gue tunggu di deket lift ya"

"Okey"

🌷•🌷•🌷

"Aduh maaf ya maaf. Gue buru buru"

Nathalia membantu orang itu mengambil buku nya yang berantakan.

"Sans. Gapapa kok"

"Ini buku nya. Maaf ya"

Ketika Nathalia memberi setumpuk buku itu, reflek kedua mata mereka saling bertemu dan menatap. Nathalia menjadi kikuk. Bibir nya bergetar. Kaki nya seolah menjadi kaku untuk digerakkan. Dan napas nya itu seolah berhenti begitu saja. Detak jantungnya itu juga seolah ikut berhenti. Nathalia seperti merasakan seluruh tubuhnya mati rasa.

Nathalia dengan susah payah mengatakan satu kata tetapi rasanya sangat susah sekali. Nathalia mencoba sekuat mungkin agar satu kata itu terucap dari bibirnya. "Gi-gilang?"

"Loh? Sayang? Kamu ngapain disini? Sama siapa?"

"Beli buku. Sama te-temen" balas Nathalia terbata bata.

REMEMBER THATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang