TIGA PULUH TUJUH

934 31 2
                                    

Sebelum masuk cerita, aku mau kasih tau, kalo cerita ini mereka semya udah pada kuliah ya:v. Maaf cerita nya aku skip:v , maybe nanti dijelasin di epilog nya.

~selamat membaca~

****

Gadis itu menoleh kan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mengetahui apa kah jalanan pagi ini bisa ia jalani. Tapi nihil, jalanan ibu kota semakin padat. Gadis itu menghembuskan napas nya sebal.

"Cepet sepi kek. Keburu telat nih" omel gadis itu terhadap lalu lintas yang tak kunjung sepi.

Tiba tiba senyuman gadis itu mengembang. Jalanan di depan nya sudah sepi. Gadis itu melangkahkan kaki nya. Berniat untuk menyebrang.

"Iyeayy udah sep--

*brakk*

Perkataan nya terhenti seketika. Tubuh nya terpental akibat tabrakan dengan mobil yang arah nya berlawanan dengan diri nya. Orang orang di sekeliling nya menghentikan aktivitas nya. Mereka menolong gadis yang tertabrak mobil itu nathallia.

"Sial" umpat sang penabrak itu. Penabrak itu keluar dari mobil nya, berniat menolong korban yang ia tabrak. Sang penabrak itu brian.

Setelah tiba di tempat kejadian. Semua mata tertuju pada nya. Brian memandangi korban yang ia tabrak. Mendadak sekujur tubuh nya menjadi lemas. Ia terduduk di samping gadis yang ia tabrak.

"Kenapa harus kamu?" lirih nya.

"Dek, ini korban nya harus cepet di bawa ke rumah sakit" ujar salah satu bapak tua yang berada di samping nya.

*****

Brian terduduk lemas di ruang tunggu ICU. Badan nya terasa kaku. "Bodoh" hina nya terhadap diri nya sendiri.

Tampak seorang wanita berparuh baya berlari ke arah ruang ICU. Sesampainya di ruang ICU. Wanita paruh baya itu duduk di samping nya.

"Nak? Kamu nggak papa kan sayang?" wanita paruh baya itu mandang anak semata wayang nya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Brian menganggukan kepala nya lemah.

"Aku nggak papa kok ma. Tapi natthallia..." ucapan nya terhenti. Air mata nya berjatuhan di pipi nya.

Fila memandangi anak nya nanar. Ia memikirkan kondisi brian dengan nathallia. Pasalnya, brian jika sudah mengetahui kekasih nya kenapa kenapa ia akan drop.

"Nathallia pasti baik baik aja kok. Kamu berdoa aja sama Allah supaya Allah menyembuhkan nathallia" ucap nya menenangkan diri nya dengan brian.

Brian mengangguk pasrah. Ia menatap liontin kunci yang sama dengan milik nathallia. 'Kamu harus sembuh gimana pun cara nya. Karna aku tanpa kamu kayak pagi tanpa matahari.'

Di sana. Di dalam ruang ICU. Nathallia berjuang melawan sakit. Ingatan tentang brian terlintas di otak nya.

'Ternyata, tuhan berkehendak lain ya kak. Harapan ku nggak terkabul. Tapi aku berdoa, semoga kakak punya hidup yang lebih panjang dari pada aku' ucap nya dalam hati.

***

"Maaf? Apakah anda keluarga pasien?" tanya seorang berjubah putih.

"Iya dok saya bunda nya" ujar devania gopoh

"Maaf kalian harus ikut saya ke ruangan saya" ujar dokter lafrenza.

Setiba nya di ruangan dokter lafrenza. Devania duduk di sofa. Ia memikirkan nasib nathallia. Dokter lafrenza datang. Ia menyuruh fila dan devania duduk di hadapan nya.

REMEMBER THATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang