"Flora Hapsari" panggil bu Zetta dari depan.
"Eh bentar ya Nam" ujar Flora kepada Naomi yang sedang merancang untuk liburan akhir semester ini.
"Okey" balas Naomi.
"Iya bu?" tanya Flora sesampainya di hadapan bu Zetta.
"Tolong kamu antar kan buku ini ke kelas XI MIPA 5 ya" ujar bu Zetta sambil memberikan setumpuk buku pada Flora. "Makasi ya"
Flora mengambil setumpuk buku itu "Ouh, iya bu. Sama sama bu"
"Sst, Nat, ayo anterin gue ke kelas XI MIPA 5" ujar Flora melalui bahasa isyarat kepada Nathalia.
"Sebelas MIPA lima?" Nathalia langsung berdiri dari tempat duduknya kemudian membantu Flora membawa buku. "Ayo"
"Modus modus" goda Hanna.
"Ke kelas doi asek" goda Naomi yang membuat wajah Nathalia hampir memerah.
🌷•🌷•🌷
"Buruan, lo buka pintu nya Nat"
"Hah? Gu-gue?"
"Iya buru"
Tangan Nathalia gemetaran memegang gagang pintu kelas XI MIPA 5. Tetapi tiba-tiba, pintu itu terbuka menampilkan sebuah figur laki laki yang sedang dekat dengannya saat ini. Nathalia terkejut sebab pintu itu terbuka dan muncul seorang laki laki.
"Astagfirullah" ujar Nathalia dan Brian bersamaan.
"Ish, kakak ngagetin aja" Nathalia
"Kamu tiba tiba di depan pintu" jeda "mau ngapain"
Nathalia menunjukkan dua tumpuk buku tulis yang dibawa dirinya dan Flora. "Mau ngasih ini"
"Udah sini, biar gue yang bawa masuk. Kalian ngedate sana" goda Flora yang membuat pipi Nathalia nyaris berwarna merah.
"Apa sih Flor"
"Udah sini mana buku nya" pinta Flora. Nathalia menyerahkan setumpuk buku tulis itu pada Flora. "Udah sana. Kalo kalian mau jalan berdua gapapa kok, gue ke kelas sendirian nanti"
"Beneran gapapa?" tanya Nathalia ragu. "Udah santuy. Gue masuk dulu ya"
"Bye Flora" ujar Brian melambaikan tangannya. "Bye kak" ujarnya kemudian mengetuk pintu kelas Brian.
"Yuk" kata Brian sembari menggenggam jemari tangan Nathalia. Nathalia mengangguk kemudian tersenyum.
🌷•🌷•🌷
Brian membawa Nathalia ke rooftop sekolah. Disini mereka bisa melihat ibu kota dari atas. Begitu indah. Gedung gedung cakrawala yang berdempetan memiliki nilai ke estetikan tersendiri bagi Nathalia.
"Dulu, kalo gue lagi ada masalah, males sekolah ini tempat pelarian gue. Minum minum, mabok mabok an semua gue lakuin disini" Brian membuka pembicaraan sambil mengingat masa masa bandelnya di kelas sepuluh.
"Kakak gak cerita ke keluarga kakak kalo kakak ada masalah?"
"Keluarga?" tanya Brian sambil tersenyum miring seperti senyuman merendahkan. "Gue aja gak tau gue masih di anggep keluarga apa enggak"

KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER THAT
Fanfiction[LAGI DI ROMBAK BESAR-BESAR AN] Dari kamu aku belajar tentang apa arti cinta yang sesungguhnya. Cinta yang berdasar atas jiwa, bukan raga. Biarlah raga mu yang meninggalkan ku asalkan jangan jiwa mu yang meninggalkan ku. Copyright © 2017 by nabilaal...