"Kumpulkan tugas yang kemarin saya suruh" ujar Pak Fano yang sudah berdiri di depan.
Pak Fano adalah guru geografi yang tersabar dan tersantai pada saat beliau mengajar. Tetapi, Pak Fano bisa tiga kali lipat menjadi jahat jika sudah menyangkut urusan 'tugas'.
Bagi beliau nilai bukanlah segalanya karena nilai akademik bisa saja siswa-siswi nya dapatkan dari menyontek teman temannya. Beliau lebih menilai sikap karena, sikap adalah apa yang real dari mereka. Dan, untuk apa nilai bagus kalo attitude nya jelek? Itu yang selalu beliau sampaikan pada siswa-siswi nya diselang waktu pembelajaran.
Nathalia membalikkan tubuhnya—mengambil tugas yang semalam ia print di warnet dengan Brian. Nathalia mulai mencari tugas nya itu di dalam tas.
"Loh? Tugas gue kok gak ada?"
Keringat dingin pun dengan cepat membahasahi sekujur tubuhnya. Teman teman kelas nya satu persatu sudah mengumpulkan tugas mereka di meja guru. Bahkan, Hanna—sahabat nya sekaligus teman sebangkunya itu yang semula belum memberi nya identitas pada tugas nya itu sudah selesai ditulis dan tinggak dikumpulkan di meja guru saja.
Saat Hanna hendak berdiri, Nathalia menggenggam pergelangan tangan Hanna.
"Tugas gue gak ada di tas"
"Hah? Kok bisa? Cari lagi cari lagi. Mungkin lo lupa masukin di buku buku"
Nathalia mengangguk. Berusaha agar tidak gugup. Di cari nya lagi tugas nya itu didalam tas. Tetapi tetap saja hasilnya nihil. Tugas nya tidak ada di dalam tas
"Ayo kumpulkan tugas nya atau nilai kalian saya kasih nol"
Hanna mulai panik. Ini antara nilai dan korsa dengan sahabatnya.
"Lo kumpulin aja duluan deh Han"
"Yakin?" ujar Hanna dengan wajah sedikit ragu. Nathalia mengangguk, mencoba tidak panik agar Hanna tidak ikut-ikut an panik.
"Iya yakin"
Hanna menarik nafas panjang. Ini kali pertamanya ia meninggalkan sahabatnya sendirian saat susah "yaudah, gue kumpulin dulu ya" ucap nya sembari berlalu—mengumpulkan tugasnya.
Mata Pak Feno menyapu seluruh isi kelas. Dengan teliti ia mengamati satu persatu muridnya yang belum mengumpulkan tugas sambil mengecek siapa saja yang sudah mengumpulkan tugas.
"Nathalia? Mana tugas kamu? Kamu tidak mengumpulkan tugas kamu?"
Deg. Nathalia menggigit bibir bawahnya. Jantung Nathalia berdetak kencang. Tangan nya gemetar hebat. Dengan susah payah ia membuka bibirnya untuk berbicara.
"Sa-saya ti-tidak mem-bawa tu-tugas sa-saya pak"
"APA?!"
Nathalia memejamkan mata nya, ingin rasanya ia mati sekarang.
"Maju kamu!"
Nathalia membuka matanya lalu berjalan kedepan kelas dengan kaki yang sedikit gemetaran.
Flora menepuk pundak Hanna "Nathalia kenapa? Gak ngerjain tugas?"
Hanna menggeleng "bukan. Tugas nya dia ketinggalan. Dia udah ngerjain semalem gue liat kok dia ke warnet sama kakak kelas cowok buat ngeprint tugas"
"Kemana tugas kamu?"
"Ke-ketinggalan pak"
"Ketinggalan atau memang tidak mengerjakan?"
"Ketinggalan pak"
"Alah alesan kamu"
Emosi Pak Fano meletup letup jika sudah berurusan dengan 'tugas' bukan perihal tugasnya yang beliau nilai, tetapi tentang tanggung jawab siswanya akan tugas yang beliau berikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/111519963-288-k381087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER THAT
Fanfiction[LAGI DI ROMBAK BESAR-BESAR AN] Dari kamu aku belajar tentang apa arti cinta yang sesungguhnya. Cinta yang berdasar atas jiwa, bukan raga. Biarlah raga mu yang meninggalkan ku asalkan jangan jiwa mu yang meninggalkan ku. Copyright © 2017 by nabilaal...