ENAM

2.8K 99 1
                                    

Selepas pertemuan mereka semalam, perkataan Brian itu masih teringat jelas di fikiran nya. Bahkan suara Brian pun juga masih terngiang di telinga nya.

Nathalia memandang kosong papan tulis yang ada di depannya. Nathalia seperti kehilangan semangat nya hari ini. Padahal, biasanya Nathalia yang paling banyak tingkah, paling serius mendengarkan penjelasan guru.

"Nat, maksudnya Megantropus, terus  apaan? Gue kaga ngerti deh. Lo paham gak? Ajarin gue dong" ujar Hanna panjang lebar yang tak mengerti dengan kondisi Nathalia saat ini.

"Nat? Oh gue paham nih, lo diem pasti udah paham kan? Nah, ajarin gue yak"

Hanna menolehkan pandangannya, betapa kagetnya ia melihat tatapan Nathalia yang kosong. Dan wajah nya yang seperti oranh amnesia.

"Astagfirullah, lo kenapa Nat?"

Hanna mengguncang guncangkan tubuh Nathalia agar sadar. Semenit kemudian, Nathalia tersadar dari lamunannya tetapi pergerakan nya sangat kecil sekali. Hanna bisa melihat dengan jelas, kedua mata Nathalia sembab seperti habis nangis semalaman.

Bukan sahabat namanya kalo nggak tau apa terjadi sama sahabatnya sendiri, kan?. Hanna mengepalkan tangannya kuat kuat. Kedua mata nya menampilkan wajah sinis seperti orang siap tawuran. Hanna tau apa penyebab Nathalia menangis sembab seperti ini.

🌷•🌷•🌷

"Loh? Hanna? Adek gue mana?" tanya David ketika mendapati Hanna yang sedang duduk berdua dengan Shafa itu.

Hanna dan Shafa saling bertukar pandang. Bingung ingin menjawab apa kepada David. "Lagi di kelas kak" akhirnya, Hanna angkat bicara.

"Lagi ngapain dia?"

"Ngerjain tugas kak" alibi nya

"Tugas apa Han? Banyak ya tugasnya dia?"

Hanna mengangguk sedikit kaku "iya kak banyak" jeda "eum kak, aku ke kelas dulu ya. Permisi kak"

"Iya Han. Makasih ya"

Selepas sepeninggal nya Hanna, David menatap punggung Hanna yang semakin lama tidak terlihat itu dengan wajah bingung.

Sejak kapan tugasnya Nathalia numpuk?

Itu yang terus terfikir di kepala David sejak Hanna mengatakan adek nya itu dikelas dan mengerjakan tugas. David berusaha menghilangkan fikiran negatif yang sedikit sedikit sudah merambat difikiran nya itu.

🌷•🌷•🌷

Nathalia menutup pintu kamarnya rapat rapat. Duduk dibalik pintu, sambil menekuk lututnya. Entah mengapa sedari tadi ucapan Brian semalam itu masih terus menghantuinya. Nathalia menenggelamkan wajahnya itu di lutut. Perlahan namun pasti seragamnya itu basah terkena air matanya.

Ya, Nathalia menangis. Merigkuk kemudian menangis. Bukan kali pertama Nathalia seperti ini. Nathalia mengeluarkan semua yang dipendamnya. Bahkan Nathalia menangis dengan suara kali ini.

Untung saja rumah nya sedang kosong. Karena bunda nya sedang menghadiri arisan di rumah temannya, ayahnya sedang pergi keluar kota selama beberapa hari. Dan abang nya itu belum pulang sekolah sebab ada pelajaran tambahan.

DRTT DRTT

Ponsel Nathalia bergetar memunculkan nama seseorang yang terus menelfon nya. Sepertinya, orang itu khawatir dengan keadaan Nathalia itu. Nathalia hanya melirik sekilas lalu tetap membiarkan ponselnya bergetar terus menerus. Sampai pada akhirnya, Nathalia kesal dengan orang yang menelfon nya itu lalu Nathalia mematikan ponselnya itu.

REMEMBER THATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang