"M-maaf, gue nggak bisa ikut nonton kalian latihan," ujar Naira dengan gemetar. "Sebelumnya makasih tapi... tapi gue udah punya acara sore ini. Gue pulang dulu, ya!" Ia pun segera menuju gerbang meninggalkan mereka, mengabaikan Libra yang kembali tertawa-tawa."Lib, lo nggak gangguin Naira aja bisa, kan?" Choki berkata setelah cewek yang disebut hilang dari pandangan.
"Gue mau ngapain sama dia nggak ada urusannya sama lo, kan?" Cowok angkuh itu membalas. "Jadi nggak seharusnya lo sok-sok mau jadi pahlawan."
Choki langsung mendengus.
"Hey, tunggu sebentar!" seru Zaki saat Libra mau membalikkan badan. "Kayaknya gue harus ngasih tahu lo sesuatu supaya lo paham," ucapnya santai tapi bernada memojokkan. "Kami bukannya mau sok pahlawan. Kami cuma nggak suka aja lihat lo gangguin orang kayak tadi."
"Kenapa nggak suka?" balas Libra lagi. Baik Zaki maupun Choki tak bisa langsung menjawab pertanyaan itu.
"Naira itu kan teman sekelas kita, jadi nggak sepantasnya lo berlaku kayak gitu." Akhirnya Dylan angkat suara. "Selain karena alasan teman, gue gerah aja lihat lo bikin orang ketakutan. Ganggu pemandangan aja."
"Kalau yang gue ganggu bukan dia, apa kalian mau sok pahlawan juga?" sahut Libra lantas pergi tanpa menunggu jawaban dari ketiganya.
***
"Nai, Lukas udah datang!" Kelly yang hari itu tidak berangkat ke kampus berseru dari depan kamar. "Udah jam 3 lebih, lho."
"Iyaa, tunggu sebentar!" sahut Naira. Segera ia menyambar wig pirangnya dari gantungan dan memasang ke kepala. Naira berdecak saat di depan cermin. Bagaimana kalau nanti Libra benar-benar datang?
"Kalau gitu kamu bawa wig cadangan aja," usul Kelly begitu dengar cerita adiknya. "Tapi sebenarnya tuh bocah ngapain sih mau ambil wig kamu terus?"
"Mana aku tahu? Dia kan emang orang aneh," kata Naira sambil memasukkan wig lain dari gantungan ke tasnya. "Mbak Kelly nggak bisa ikut, ya?" ucapnya saat hendak keluar kamar.
"Aku lagi banyak tugas. Nanti malam aja kayaknya masih harus begadang. Lagian kenapa sih kamu mau-maunya ikut ngeband sama mereka? Mbak pikir kamu bakal nolak," dumal Kelly.
"Awalnya aku udah mau nolak, tapi aku nggak enak sama Lukas," jawab Naira pasrah. "Ya udah, aku pergi dulu, Mbak. Nanti tolong kasih tahu Bunda kalau aku pergi sama Lukas."
***
"Oke, karena semua udah datang kita mulai latihannya aja sekarang!" seru Lukas dua menit setelah Choki masuk ke dalam ruang studio. Zaki dan Dylan sendiri sudah datang paling awal.
"Oh ya, Ken, kalau nggak salah, waktu itu gue lihat lo megang gitar. Lo bisa main beneran?" tanya Lukas sebelum meraih gitar yang menyandar di pojokan.
"Meski nggak bisa dibilang jago tapi gue lumayan bisa sih," ujar Naira. Tak lupa ia merubah cara bicara dulu agar suaranya tak membuat identitas Ken terbongkar.
"Ada alat musik yang bisa lo mainin selain gitar, nggak?" tanya Lukas lagi.
Naira menggeleng. "Sebenarnya gue pernah ikut les piano, tapi baru dua bulan belajar guru lesnya meninggal. Sejak saat itu gue jadi takut main piano lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess In Rock
Teen FictionArzaki Van Java, Dylan, dan Choki yang merupakan personil band sekolah, suatu hari mendapati Naira dalam kejadian yang sangat memalukan. Sebisa mungkin Naira selalu menghindari mereka setelah kejadian itu. Sayang, kegemaran Naira di luar sekolah jus...