28. Demi Semua Orang

3.8K 488 176
                                    

Video di atas ☝☝☝wajib ditonton. Lagu yang dibawain Naira, Mozaik Day, dan Libra. Bayangkan mereka di atas panggung & menyanyikan lagunya...

***

Libra mau menyanyi dan melakukan rap? Benar-benar sulit dipercaya. Tak cuma oleh Naira, Dylan dan Choki yang juga satu kelas tahu benar jika Libra paling anti disuruh menyanyi. Apabila Bu Hana mengadakan penilaian vokal perorangan, Libra selalu kelihatan malas-malasan. Alhasil suaranya yang berat dan besar jadi tak enak didengar.

Namun jika dipikir-pikir lagi, tipe suara laki seperti Libra agaknya akan cocok jika melakukan rap. Kini Naira tahu kenapa Libra senang bermain-main dengan keyboard waktu Naira dan Mozaik Day sibuk dilatih Lukas di Holly. Rupanya Libra yang punya sisi musikalitas tinggi sering coba menggabungkan permainan keyboardnya dengan mereka. Sayang baik Naira maupun Zaki tak ada yang pernah memperhatikan sama sekali.

"Oke, sudah selesai perundingannya? Semua orang sudah nggak sabar buat nonton kalian beraksi!" MC berseru membuat mereka cepat mengambil keputusan.

"Yes, please welcome... Mozaik Day with the main vocalist, and their keyboardist! Kasih tepuk tangan yang hebat buat mereka!"

Anak-anak dari SMA Bendera langsung memberikan tepuk tangannya. Tak lupa juga sorak-sorai untuk menyemangati mereka.

"Sstt, Ken!" Zaki memanggil saat Naira mendekati mikropon.

Naira menoleh heran. "Ada apa?" sahutnya sambil sedikit mendekat. "Suara lo baik—"

"Lo nggak boleh grogi," Zaki memotong ucapan Naira hingga cewek itu terpana.

"Gue tahu ini nggak mudah buat lo, apalagi ini pertama kalinya lo nyanyi di depan ratusan orang," lanjut Zaki tenang. "Tapi gue nggak mau tahu, pokoknya lo harus bisa. Kalau lo sampai grogi, kalau lo sampai nyanyi fales apalagi melakukan kesalahan, awas aja. Gue bakal kasih lo pelajaran. Gue bakal marah-marahin lo, gue bakal bully lo kayak waktu di Holly. Jadi lo ngerti kan, Ken, apa yang harus lo lakukan?"

Naira tak kuasa menahan senyum mendengar perkataan Zaki. Ia tahu Zaki tak sungguh-sungguh mengancam. Ia tahu Zaki cuma ingin membuatnya merasa tenang dan termotivasi.

"Oke, gue tahu." Naira menunjukkan jempol tangan kanannya pada Zaki. "Pastiin bentar lagi tenggorokan lo udah baikan. Berikutnya kita bakal nyanyi bareng, kan?"

Zaki tak mengangguk tapi tersenyum lebar.

"Hey," Naira menggumam sendiri saat badan dan pikirannya tiba-tiba terasa ringan. Perasaan tegangnya berangsur-angsur memudar. Apa yang terjadi? pikirnya heran. Naira melirik Zaki di sebelah sebentar. Apa mungkin gara-gara berbicara dan saling tersenyum dengan Zaki ia jadi merasa rileks begini? Apa ucapan cowok itu benar-benar sukses mempengaruhi? Aneh sekali.

"Siap?" Dylan berseru pada teman-temannya beberapa detik kemudian.

Naira mengangguk. Dipegangnya mic erat-erat. Diaturnya napas di perut, dada, dan tenggorokan agar semuanya lancar. Hatinya masih sedikit berdebar tapi ia terus berdoa agar ia bisa tampil maksimal. Penampilan pertamanya tidak boleh mengecewakan.

Naira menutup mata saat suasana mendadak menjadi tenang. Ia sadar beratus pasang mata kini tengah tertuju padanya, tapi ia akan mengabaikan apapun pandangan mereka. Naira cuma ingin membantu Zaki dan semua teman sekolahnya. Harga diri SMA Bendera kini berada di tangannya.

Dentingan suara piano dari keyboard telah Libra lantunkan. Ini dia. Naira memusatkan pikiran. Inilah saat di mana Naira harus menunjukkan hasil latihannya selama beberapa minggu bersama Lukas dan kawan-kawan. Waktunya telah tiba. Bersamaan dengan intro lagu Bring Me To Life yang dimulai oleh Libra, perlahan-lahan Naira membuka mata.

Princess In RockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang