32. Tugas Wawancara

3K 368 82
                                    

***

"Kenapa, Dek? Lemes banget Mbak lihat dari tadi. Libra nggak ngapa-ngapain kamu, kan?" tanya Kelly sesampainya Naira di rumah. "Sebenarnya Mbak sengaja nyuruh dia pulang barengin kamu tadi."

Naira melirik Kelly takjub. "Jadi Libra rela nungguin aku piket cuma karena disuruh Mbak Kelly?"

"Apa dia bikin ulah?"

"Nggak, sih."

"Terus kenapa murung gitu?" Kelly memandang adiknya ingin tahu.

Membicarakan hati yang sedang campur aduk bukanlah hal yang diinginkan Naira saat ini. "Tumben Mbak mau diajak ketemu Libra. Mana nyuruh dia datang ke rumah pula. Apa sesuatu terjadi?"

"Sesuatu apa?" jawab Kelly malas. "Sengaja Mbak nyuruh dia ke sini biar ketemu Bunda. Bunda pasti nggak suka lihat cowok kayak dia. Siapa tahu habis ditanya macam-macam dia jadi kapok gangguin kita."

"Libra kapok?" Naira berdecak. "Ayolah, Mbak. Libra nggak mungkin nyerah cuma karena diintrogasi Bunda. Yah, Libra emang jahat udah ngambil wig kesayangan aku, tapi aku rasa dia nggak seburuk itu, kok. Galak-sengak begitu ternyata Libra juga punya hati. Jadi jangan terlalu kejam, Mbak. Dia cuma cowok sensitif yang kesepian sebenarnya."

"Maksud kamu tentang keluarganya?" tebak Kelly.

"Eh, emang aku udah cerita kalau Libra sering tidur di Holly gara-gara nggak akur sama ibu tirinya?"

"Beberapa hari yang lalu, malem-malem dia telepon Mbak," kata Kelly. "Kayaknya dia lagi jenuh sampai nyeritain banyak hal tentang dirinya."

"Wah, kalau gitu Libra pasti serius suka Mbak. Buktinya sampai cerita masalah pribadi."

"Nggak lah, Mbak rasa dia cuma butuh teman buat ngobrol," sergah Kelly.

"Libra nggak suka ngobrol sama sembarang orang, dia juga nggak suka diajak temenan," Naira menimpali. "Dia orang paling antik sesekolahan. Suka cewek bagi dia itu termasuk keajaiban. Sudah bagus Mbak sekarang mau nanggepin dia. Lanjutkan, Mbak!"

"Eh, aku berubah agak baik sama dia bukan karena alasan kayak gitu."

"Terus?" Naira menatapnya curiga.

"Mbak mau jodohin Libra sama kamu aja."

"APA?"

"Setelah Mbak lihat-lihat dan ngadain sedikit observasi, kalau kamu sama dia kayaknya bakalan aman."

"Enak aja. Mbak jangan asal. Libra itu bukan tipe aku. Sama sekali bukan. Lagian yang dia suka kan Mbak Kelly. Mana bisa Mbak main jodohin orang seenaknya kayak gini?" tolak Naira mentah-mentah.

"Yang masuk tipe kamu udah ada yang punya, kan? Dijamin, kalau sama Libra kamu nggak bakal diselingkuhin atau disakitin gara-gara cewek lain."

Naira mendengus. Dipunggunginya Kelly kemudian ia berlalu menuju kamar. Tidak lucu sekali. Mendengar kata cewek lain pikiran Naira justru kembali tertuju pada Kimmy, dan kejadian tadi.

Kimmy yang begitu akrab dan bisa dengan bebasnya menyentuh-nyentuh Arzaki. Kimmy yang sudah jauh lebih dulu dekat bahkan sebelum Naira dikenal Zaki. Kimmy dan Kimmy, yang mungkin saja juga disukai oleh Zaki.

***

"Maaf ya, Nai. Gue juga nggak tahu kenapa obrolan kita kemarin jadi kayak gitu," sesal Salsa di kelas pagi-pagi. Ia baru saja memergoki Zaki dan Naira yang berpapasan tapi interaksi yang terjadi sungguh tak mengenakkan.

Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian di mana Zaki mendengar obrolan Naira dengan teman-teman. Semenjak hari itu pula hubungan Zaki dan Naira jadi renggang. Zaki semakin jarang main ke kelas 11 Bahasa 3. Kalaupun tak sengaja bertemu di luar, ia lebih memilih pura-pura tak melihat daripada harus bertukar sapa dengan Naira.

Princess In RockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang