"Mau kalian apain adik gue?" Sedang berpikir keras bagaimana cara menghadapi Zaki setelah ketahuan, tiba-tiba Naira mendengar suara Kelly dari belakangnya. Segera saja ia membuka mata.
Naira menyaksikan Zaki dan Libra masih berada di hadapannya. Tangan Zaki sendiri masih terulur memegang segumpal rambut pirangnya. Muka anak itu tampak takjub, tapi ia tak bergerak maupun berkata-kata. Melihat arah pandangan Zaki seketika Naira sadar. Rupanya ia kaget gara-gara kemunculan Kelly yang tiba-tiba.
"Nih, sudah gue tarik-tarik." Kakak cewek Naira yang juteknya menyaingi Libra itu menarik wig Naira lagi dari belakang. "Rambutnya nggak lepas, kan?"
"Mbak Kelly?" Usai menengok Naira langsung meraba kepalanya. Ia memekik lega tahu rambutnya masih menempel di sana. Ia pikir tadi Zaki berhasil melepas wignya. Ternyata sebelum itu terjadi Kelly sudah lebih dulu datang dan berlagak menjambak rambutnya. Pantas rasanya ditarik ke belakang mengingat Zaki ada di depannya.
"Sori, Mbak." Buru-buru Zaki melepas rambut Naira dari tangannya. "Gue bukannya mau ikut-ikut jambakin Ken. Gue cuma mau buktiin kalau omongan Libra nggak bener. Niatnya gue juga mau bantuin Ken kok biar nggak diganggu dia lagi," ujarnya agar Kelly tak salah paham.
Kelly menyingkap Naira ke samping kemudian menatap Libra tajam. "Lo lagi, ya?" ucapnya dingin.
Zaki yang melihat aura sangar Kelly mundur perlahan, mempersilakannya untuk menghadapi Libra. Zaki sudah pernah dengar dari Lukas seperti apa temannya yang bernama Kelly. Sadis, galak, cuek, dan sejak SMA sudah memegang sabuk hitam. Kelly dan Lukas dulu berada dalam satu tempat perguruan, yaitu perguruan karate sama yang pernah Zaki ikuti saat SMP kelas 8 sampai 9.
"Lo kan udah gue peringatin buat nggak nyentuh adik gue lagi," kata Kelly pada Libra. Cowok itu diam saja. Rautnya angkuh, tak berubah seperti sebelumnya.
Kelly tersenyum kecut. Ia menatap Libra dari ujung kaki sampai kepala. Kemudian tanpa aba-aba....
Buukkkk!
Sebuah tinjuan dahsyat ia layangkan ke rahang Libra. Cowok itu sampai hampir ambruk saking kuatnya bogeman yang diterima.
"Mbak Kelly...!" Naira yang melihat kejadian tersebut tentu saja melengking. Zaki di tempat ikut melongo, tak menyangka Kelly akan melakukannya. "Mbak, udah, udah! Nggak perlu sampai begitu..." Naira cepat-cepat menarik tubuh Kelly agar menjauhi Libra.
"Gue udah peringatin dia sebelumnya," kata Kelly emosi.
"Iya tapi jangan main tonjok juga, Mbak!" seru Naira.
"Gue lagi kesel, dia malah pasang muka congkak kayak makhluk paling oke sedunia. Pengin gue gaplok habis tampang soknya."
"Aduh, Mbak. Udah, udah. Stop!" Naira langsung menahan Kelly agar tak maju lagi. "Ayo, kita pulang aja. Ehm, Arzaki," Naira berpaling pada cowok itu sebentar. "Gue cabut duluan."
Zaki mengangguk. Selanjutnya ia cuma mengamati Naira yang menyeret-nyeret Kelly pergi dari sana. Baginya kejadian tadi seperti tontonan yang menakjubkan.
"Hoi, Kampret!" Tiba-tiba Libra berseru. Sejenak Zaki pikir cowok itu memanggilnya, tapi yang ia panggil ternyata Naira.
Zaki menyaksikan Libra bangkit meski mukanya masih tampak kesakitan. Agaknya ia belum kapok juga. Buktinya ia berjalan dengan langkah manly ala Libra-nya dan tanpa mengurangi wajah sombong sedikitpun ia menghampiri dua cewek di sana.
Naira menatap cowok itu waspada. "Apa lagi?
Libra mengelap sudut bibirnya yang berdarah lalu tersenyum. "Kakak lo keren juga," ucapnya tak disangka-sangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess In Rock
Novela JuvenilArzaki Van Java, Dylan, dan Choki yang merupakan personil band sekolah, suatu hari mendapati Naira dalam kejadian yang sangat memalukan. Sebisa mungkin Naira selalu menghindari mereka setelah kejadian itu. Sayang, kegemaran Naira di luar sekolah jus...