"Keadaannya makin buruk," keluh Naira pada Salsa. Ia sudah menceritakan apa yang terjadi sepanjang perjalanan mereka ke pameran buku di taman kota. "Gue nggak tahu Dylan berhasil ngomong sama Arzaki apa nggak. Dia beneran keras kepala. Mana suka main kabur pula."
"Beneran ribet deh hidup lo sama Arzaki. Ada aja hal-hal tak terduga yang memicu masalah besar. Kemarin omongan gue, Disty, dan Lian. Sekarang malah sama Dylan. Kayaknya Arzaki butuh pencerahan biar nggak kebiasaan asal percaya apa yang dia dengar.""Mungkin nggak ya ini kutukan dari Bunda?" kata Naira tiba-tiba. "Gue curiga Bunda belum benar-benar ngasih ijin gue buat punya pacar. Jadinya begini, Sa. Ada aja halangan yang bikin perasaan gue selalu gagal tersampaikan. Kalau benar begitu gue mau nyerah aja, deh. Gue capek terus ngalamin hal kayak gini. Perasaan gue, hati gue, hufh... beneran bikin pusing. Gue pengen punya hidup yang tenang."
"Eh, jangan putus asa gitu dong, Nai," sergah Salsa. "Meraih kebahagiaan itu emang nggak gampang. Lo ini udah terjun. Ibarat mau lepas dari air lo udah terlanjur basah. Gue yakin urusan bakal beres kalau lo mau nyamperin Arzaki terus ngakuin perasaan lo sama dia."
"Kemarin kan rencananya setelah wawancara gue mau ngomong sama dia," balas Naira. "Tapi udahlah, itu udah lewat. Lagian sebagai cewek malu-maluin ngaku perasaan duluan. Mungkin dengan kejadian ini Arzaki bakal ikut ngejauhin gue. Ini bagus. Sesuai yang Kimmy harapkan."
"Yah... lo kok gitu?" kata Salsa kecewa. "Jadi lo beneran mau nyerah, nih?" Dan Naira mengangguk. "Yaahh, sayang banget, Nai. Lo sama Arzaki itu cocok!"
"Omong-omong gue masih heran sama Libra," kemudian Salsa berkata saat mereka berhenti di sebuah stand. Ia mengambil buku berjudul Sejarah Kota-kota Tua Di Dunia. "Kok dia bisa suka muncul tiba-tiba gitu, sih? Emang lo pernah curhat sama Libra kalau lo mulai ada rasa sama Arzaki? Kayaknya kok dia serba tahu, ya."
"Ya nggak lah. Ngapain juga gue curhat sama Libra?" sahut Naira. "Bukannya dari dulu dia udah aneh dan misterius? Lo udah gue kasih tahu belum, soal Libra adalah orang pertama yang ngenalin gue waktu dandan rocker? Sampai hari ini aja, gue masih nggak tahu kenapa dia suka bawa-bawa wig pirang gue di ranselnya."
"Jangan-jangan omongan Husni benar soal Libra punya indera keenam!" Mendadak Salsa bergidik ngeri. "Soalnya dia itu kelihatan cuek, jutek, tapi bisa banget baca pikiran orang. Kali aja wig lo dijadiin jimat. Bulan kemarin aja dia tahu Tomo baru diputusin ceweknya. Padahal Husni yang jadi sobat Tomo aja nggak tahu apa-apa."
"Ah, jangan ngaco deh, Sa. Masa iya Libra punya kemampuan kayak gitu?" tanggap Naira. "Gue rasa dia tahu karena kebetulan sering lihat kejadiannya aja. Lagian Libra itu orangnya super sensitif. Orang gampang tersinggung gitu pastinya jadi lebih peka sama keadaan orang di sekitarnya."
Naira mengamati buku yang baru saja diletakkan kembali oleh Salsa. Sambil melihat gambar sampulnya ia berpikir. Andai saja ia tak diberitahu Kelly mungkin ia juga akan percaya dengan dugaan Husni dan lainnya.
"Dari kecil Libra tinggal sama ibunya. Dia sering mergokin ibunya nangis setelah tahu ayahnya menikah lagi. Kebetulan mamanya Sari ternyata kenal mereka. Nah, yang jadi ibu tiri Libra sekarang itu mantan pacar ayahnya waktu SMA. Jadi orang tuanya pisah juga gara-gara wanita itu. Nggak heran Libra jadi benci dia.
"Mungkin terbiasa lihat raut ibunya waktu harus berhadapan sama mantan suami dan istri barunya bikin Libra jadi gampang tahu isi hati orang lain. Dia tahu ibunya masih mencintai ayahnya. Dia tahu ibunya selalu berusaha tegar saat bertemu mereka. Mbak pikir, dari situ lah Libra tumbuh jadi cowok yang terlalu sensitif, kelewat peka, juga emosional.
"Ibunya nggak menikah lagi dan malah menderita penyakit kanker. Kasihan Libra. Pas baru aja masuk SMP, penyakit ibunya semakin parah. Ibunya meninggal tepat saat dia liburan kenaikan kelas 8.

KAMU SEDANG MEMBACA
Princess In Rock
Fiksi RemajaArzaki Van Java, Dylan, dan Choki yang merupakan personil band sekolah, suatu hari mendapati Naira dalam kejadian yang sangat memalukan. Sebisa mungkin Naira selalu menghindari mereka setelah kejadian itu. Sayang, kegemaran Naira di luar sekolah jus...