15. Pembongkaran

3.5K 415 54
                                        


Karena tak mungkin terus diam sementara Dylan juga tak mau melepasnya dari tuntutan penjelasan, maka tak ada pilihan, Naira memutuskan untuk membongkar semuanya. Lagi pula otak Naira sudah terlalu buntu untuk sekedar mencari alasan.

"Tapi lo jangan salah paham, gue sama sekali nggak ada niat buat nipu lo dan yang lain. Gue bukannya sengaja pura-pura jadi Ken buat bohongin kalian. Andai aja gue tahu dari awal teman band Lukas itu lo, Choki, sama Arzaki, gue udah pasti nolak ajakan Lukas buat ikut latihan," terang Naira setelah keduanya keluar dari gedung artistik.

"Emang kenapa?" tanya Dylan yang dari tadi lebih banyak diam.

"Udah pasti gue malu," jawab Naira. "Lo pasti ingat dandanan gue waktu itu gimana. Itu pertama kalinya gue keluar rumah pakai wig, bedakan putih, mata dihitam-hitamin biar mirip rocker pula. Gue emang suka bereksperimen kalau lagi di rumah. Jadi pas ketemu lo sama yang lain dengan riasan kayak gitu gue langsung lari. Gue nggak tahu kalau ternyata kalian pangling sama gue."

Dylan pun tersenyum. "Terus kenapa akhirnya lo mau gabung sama Lukas dan ngaku jadi Ken?"

"Itu... tadinya gue juga udah pergi dan nggak mau muncul lagi di hadapan kalian, tapi karena nggak enak sama Lukas makanya gue masuk lagi. Kalau soal nama Ken itu usul Kak Sari."

"Tapi aneh juga ya Libra bisa ngenalin Ken itu lo dalam waktu singkat. Padahal tampilan lo beda banget. Kayaknya Libra punya indra yang tajam," ujar Dylan sambil mangut-mangut. "Tapi tetap aja bagi gue ini nggak masuk akal. Lo ini kan Naira," Dylan tertawa canggung saat memandang cewek itu.

"Gue tahu maksud lo, kok. Jadi kalau mau ketawa silakan aja," kata Naira pasrah. "Karena bukan cuma lo yang bakal ketawa kalau tahu gue suka lagak-lagakan rocker begitu. Gue udah tahu bakal seperti ini dari dulu, makanya gue nggak berani nunjukin hobi gue di depan teman-teman. Rasanya konyol emang, tapi nggak tahu kenapa gue merasa senang," cerita Naira diikuti kekehan andalannya.

"Tuh, nada bicara lo aja halus banget begini. Gue masih nggak habis pikir orang kayak lo bakal suka lagu rock dan berpenampilan setajam Ken," ujar Dylan. "Selama ini gue selalu ngelihat lo sebagai cewek yang kalem, nggak banyak tingkah. Padahal lo akrab sama anak-anak yang rame."

"Rame?"

"Iya, kan?" Dylan melirik Naira sebentar. "Salsa yang tegas, nggak sungkan marah-marahin orang. Terus Disty yang agak tomboy juga nggak jauh beda dari dia. Apalagi si Lian. Tuh anak muka-muka pendiam tapi sedikit-sedikit heboh, sukanya jejeritan," terangnya.

"Sementara Naira, lo ini kelihatan paling lembut di antara yang lain. Kalau ngomong perlahan, hati-hati," Dylan menghentikan ucapannya sejenak untuk tertawa kecil. "Biarpun kita jarang ngobrol di kelas tapi gue hafal banget sama nada bicara lo. Jadi mikirin Ken yang punya kesan metal itu lo, Naira, si Princess yang suka heha-hehe di 11 Bahasa-3, gue benar-benar sulit percaya."

Untuk beberapa lama suasana jadi hening. Naira mengembus napas panjang. Biarpun memalukan tapi setidaknya ia lega sudah bisa mengungkapkan pada Dylan.

"Kalau aja tadi gue nggak muncul, sampai kapan lo bakal merahasikan identitas lo sebagai Ken?" tanya Dylan memecah keheningan.

Naira bagai tersentak dari lamunan. "Gue nggak tahu," ujarnya setelah cukup lama terdiam. "Karena dari awal gue nggak ada niat buat main rahasia sama kalian, gue cuma malu buat ngaku."

Jeda beberapa detik.

"Gue sebenernya merasa tertekan setiap kali harus jadi Ken di depan kalian, tapi gimana lagi? Gue malu kalau orang luar tahu gue punya hobi begitu. Cewek gemulai kok suka nyanyi rock. Yang ada juga Rocker Loyo kayak yang Lian bilang."

Dylan langsung tertawa. "Bayangin lo yang begini nyanyi lagu rock emang lucu, lucu banget malahan. Gue juga pasti bakal ketawa ngakak kayak kemarin pas gladi resik," ujarnya lalu tertawa lagi.

Princess In RockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang