Arzaki Van Java, Dylan, dan Choki yang merupakan personil band sekolah, suatu hari mendapati Naira dalam kejadian yang sangat memalukan. Sebisa mungkin Naira selalu menghindari mereka setelah kejadian itu. Sayang, kegemaran Naira di luar sekolah jus...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Zaki agak kaget saat hampir menabrak Libra di hadapannya karena terlalu asyik mengobrol dengan Dylan dan Choki. "Apaan tuh?" Namun daripada menanggapi keberadaan Libra, ia lebih tertarik pada benda pirang di tangannya yang mencolok mata.
"Ini?" Libra sengaja menunjukkan wig Naira ke depan muka Zaki, lalu tertawa lagi.
"Lo kok di sini, Lib? Abis ngapain?" sapa Dylan setelah Zaki meliriknya dengan pandangan ngeri.
Libra menatap anak itu sejenak. "Suka-suka gue kan mau ngapain di mana aja?"
Zaki mencebik. "Apa salahnya sih tinggal jawab habis main game atau lagi jalan sama pacar?"
"Jalan sama pacar?" Choki mengerutkan kening mendengar celetukan sobatnya.
"Tuh," Zaki lalu menunjuk dengan dagu ke cewek dengan rambut diikat dan ditekuk yang berada persis di belakang Libra. Cewek yang sejak ketiganya masuk cuma kelihatan ujung kepalanya saja.
"Wah, gue baru tahu kalau lo punya pacar!" seru Choki.
"Jangan dikira semua orang jomblo kayak lo dong, Chok," ledek Zaki membuat Dylan terkekeh.
"Ya elah. Lo perlu gue ambilin spion buat ngaca nggak, Zak?"
"Nggak deh, makasih. Biar jomblo begini kan yang penting gue punya banyak penggemar," ujar Zaki ringan.
Choki berdecak. "Ya kali, punya banyak penggemar bikin lo merasa punya pacar."
"Paling nggak gue nggak pernah merasa kesepian. Ke mana-mana jalan disapa orang. Notifan sosmed nggak pernah sepi seharian. Hidup gue udah cukup menyenangkan tanpa perlu pacar-pacaran."
Choki mencibir lalu menjatuhkan perhatian pada cewek yang ada di belakang Libra. "Itu cewek lo kenapa?" ucapnya karena cewek itu terus memalingkan muka dari semua orang.
Libra menoleh. Seketika ia sadar jika Naira masih memegangi belakang jaketnya. "Lepasin, heh!" katanya seraya menjauhkan diri dari Naira. Ia maju selangkah tapi cewek itu tetap saja menempelkan kepala di punggungnya. "Lepasin gue bilang!" Libra menarik-narik jaketnya sendiri supaya Naira menyingkir darinya. "Kampret! Gue tendang juga lo lama-lama!"
"Ya ampun, sama cewek sendiri kasar amat," gumam Dylan melihat kelakuan Libra.
"Gue jadi penasaran, cewek seperti apa yang mau-maunya jadi pacar dia," sambung Zaki sambil geleng-geleng kepala.
"Hei, lepas nggak?!" Sekali lagi Libra membentak. "Kurang ajar!" umpatnya lalu melepas jaketnya tiba-tiba. Maka tak dapat dicegah, seketika Naira jatuh dengan pantat mendarat pertama, sementara wajahnya tertimpa jaket hitam milik cowok itu.
"Lo apa-apaan sih, Lib? Sama cewek gitu amat." Dylan yang menyaksikan kejadian itu tentu bereaksi. "Mbak, nggak apa-apa, Mbak?"
"J-jangan! Jangan mendekat!" seru Naira sambil cepat-cepat menutupi seluruh kepala dengan jaket Libra.
