***
"Tante Nita ngebolehin lo pergi ke acara musik sambil dandan kayak gitu?" kata Naira usai memberikan sentuhan terakhir pada rambutnya. "Tumben amat."
"Tadi Bunda lo nelpon Mama. Katanya lo ngambek gara-gara salonnya rusak. Terus Mama minta gue datang ke sini buat ngehibur lo," terang Keira. "Omong-omong Mama nggak tahu kalau Mas Fadil mau ngajak kita ke festival musik. Gue aja dandannya di mobil."
"Oh, pantesan," Naira terkekeh. "Kayaknya udah lama banget ya kita nggak lagak-lagakan rocker bareng. Terakhir kita nyanyi sambil dandan waktu kelas 8, kan? Pas ulang tahun Mas Fadil."
"Iya," sahut Keira. "Lo sih asik, Nai. Tante Hani nggak cerewet kalau lo seru-seruan di rumah. Coba aja Bunda lo kayak Mama. Kadang lagi asyik-asyiknya nyanyi salon tiba-tiba dimatiin. Mana kaset-kaset gue pernah mau dibuang pula."
"Ah, Bunda juga sama aja kok, Kei. Ya emang sih gue boleh nyanyi sepuasnya, tapi cuma di rumah. Satu-satunya hiburan gue ya cuma itu. Bunda tuh terlalu banyak aturan. Gue nggak boleh pulang kesorean, nggak boleh keluar malam, nggak boleh temenan sama cowok-cowok, pokoknya ketat banget, deh. Masih mending Tante Nita sama Om Arya pokoknya."
"Kalau aturan keluar malam kayaknya sama aja, tapi buat urusan cowok, Mama sama Papa nggak pernah ngelarang, sih. Yang penting gue tahu batasan itu udah cukup buat mereka," ucap Keira.
"Yah, sayangnya lo lebih tertarik sama buku pelajaran daripada sama cowok."
Keira tertawa. "Paling nggak sampai gue ketemu Zein, gue emang nggak pernah peduli soal cowok, sih."
"Zein?" Naira melirik Keira curiga. "Zein siapa? Jangan bilang sekarang lo udah punya pacar!"
"Kami jadian beberapa waktu yang lalu," aku Keira membuat Naira terbelalak.
"Wah, orang kayak lo bisa suka cowok juga ternyata," kata Naira takjub. "Jadi cowok kayak apa yang bisa bikin lo ngalihin perhatian dari buku-buku pelajaran ngebosenin itu?"
Keira tersenyum sambil membenarkan poni wig merahnya. "Dia biasa disebut preman di sekolah gue. Preman kelas tepatnya."
"Apa? Preman kelas?" Naira berseru. "Gue nggak salah denger nih? Duh, Kei, gimana bisa cewek kayak lo pacaran sama preman kelas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess In Rock
Roman pour AdolescentsArzaki Van Java, Dylan, dan Choki yang merupakan personil band sekolah, suatu hari mendapati Naira dalam kejadian yang sangat memalukan. Sebisa mungkin Naira selalu menghindari mereka setelah kejadian itu. Sayang, kegemaran Naira di luar sekolah jus...