Annyeooog...
Sorry..
Maaf banget neh, late update lgi..
Gue lagi disibukkan dg cerita sebelah 'That Secret'..
#gaknanyatuh..Plak
Udah next aja yah..
Jangan lupa vomment deh pokoknya..
Yang namanya author selalu nggak pengen karyanya nggak dihargai..
Jadi please vote and comment, don't be silent reader..Happy reading
.
*-*
Langit biru berselimut awan putih mulai tercemar dengan merah kekuningan. Tak ada suara yang terdengar dari dua insan tak sejoli yang sama-sama menundukkan kepalanya. Hanya tirai hijau pastel yang silih berganti melewatkan angin keluar-masuk melewati jendela kayu yang dibalut cat putih salju. Si perempuan terus saja berkomat-kamit membaca kalimat bukan mantra dengan sesekali menautkan helaian rambutnya yang beterbangan oleh angin sore ke belakang telinga. Sedangkan si pria terus saja menggaruk kepalanya yang tak yakin gatal dan sesekali menggeleng.
"Paham nggak sih lo?"
Jungkook menyengir, menggeleng pelan tanda tak paham.
Huft...
Lagi lagi Jennie harus menghela nafas. Memberikan oksigen pada paru-parunya yang mulai lelah. Dia memijat keningnya pelan. Ia meneguk jus jeruk di sampingnya.
Memberikan pelajaran tambahan tak semudah yang ia bayangkan selama ini. Jennie memang tidak punya cita-cita untuk mengajar. Meskipun dia salah satu murid yang pandai dan mudah paham saat mendengarkan penjelasan orang lain tapi ternyata tak mudah baginya untuk memberikan pemahaman saat ia menjelaskan kepada orang lain.
Drrrt drrt
Tepat saat mulut Jennie hampir berbusa karena terus merapalkan mantra untuk Jungkook, ponsel Jennie bergetar hebat dan membuyarkan pikirannya yang terfokus pada buku dihadapannya. Jennie cukup bersyukur dengan datangnya sang getaran yang akhirnya memberikan waktu baginya untuk istirahat.
"Pahami lagi. Gue angkat telponnya dulu"
Jungkook mengangguk. Jennie menyingkir dari Jungkook.
"2 menit" kata Jennie dengan pengisi suara ponselnya di seberang sana.
.
"Siapa kak?"
"Bentar lagi elo juga bakal tahu" jawab Jennie cuek sambil meletakkan kembali ponselnya di atas meja. "Cepat baca lagi. Tanya aja kalo masih nggak paham"
"Kak, tanya dong. Nggak paham nih"
"Aish.. Ni anak banyak gak pahamnya. Nyesel gue janji ngajarin elo"
.
.
.
Ting tong
Bel rumah ini berbunyi. Jungkook menatap pintu putih itu, meletakkan pensilnya diantara buku yang berserakan diatas meja. Dia berdiri.
"Gue buka dulu kak"
"Enggak enggak" Jennie menarik tangan Jungkook.
"Tapi--ada tamu kak"
"Elo duduk aja. Selesaiin soal ini dulu. Biar gue yang bukain"
"Oh. Yaudah"
Jennie membuka pintu. Tanpa suara ataupun kata hembusan angin memasuki rumah itu dengan menerobos melalui pintu yang terbuka. Di balik pintu itu dua pria tengah berdiri melambaikan tangannya ringan dengan cengiran di bibirnya menampilkan gigi putih yang berbaris rapi disana. Jennie mengangkat setengah lengannya dan matanya mengisyaratkan untuk mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [Jennie X BTS]
FanfictionSaudara laki-laki. Jennie punya banyak saudara laki-laki. Saudara tak harus sedarah bukan? Sahabat dekat yang sudah dianggap sebagai saudara sendiri, seseorang dari salah satu orangtua yang sama pun juga merupakan saudara. Bahkan anak tetangga yang...