Gue nggak akan nulis flashback on-off kayak saklar lampu di kos-kosan gue. Gue harap kalian bisa mencerna maksud dari story yang gue tulis meski tanpa ada embel-embel saklar. Oke?
**
Next...
Happy reading..
***
"Gue yakin dia sempat nyebut nama elo saat itu"
***
"Ma"
Taehyung menuruni tangga, menemui tamu yang disebutkan Jennie untuknya. Seorang wanita paruh baya yang di sebutnya 'mama' dengan pria tinggi bertubuh tegap duduk di ruang tamu rumah itu.
"Maafkan Mama. Mama tau kamu nggak bisa pergi. Mama tau kamu terlanjur nyaman disini. Kita nggak akan pindah" kata wanita itu dengan memeluk anaknya yang lama tak dijumpainya.
Tap
Tap
Tap
Yoongi pun turut menuruni tangga. Walaupun tamu itu bukan untuknya, setidaknya dia perlu menyapa sebagai pemilik rumah singgah itu.
Tapi..
Rencana menyapa itu gagal saat ia melihat tamu itu.
Dan..
Yoongi terpaku di tempatnya,
"Ngapain elo kesini?"
Bahkan semua orang di ruang itu terpaku dengan kehadiran Yoongi dengan lantangnya menyapa dengan hal tak ramah itu.
"Kak?"
Terlebih Jennie. Jennie syok, dia hanya diam tak percaya akan kakaknya yang berlaku tak mengenakkan pada orang asing.
"Buat apa elo datang tapi akhirnya elo pergi. Mending elo nggak usah muncul lagi" Yoongi melangkahkan kakinya cepat, bergerak menuju tamu yang seharusnya ia sapa dengan ramah.
"Yoongi"
Buk.
Sebuah hantaman dari tinju Yoongi sempat bersarang di pipi pria itu, ayah tiri Taehyung. Tubuh besarnya terdorong dengan sekali hantaman keras itu. pukulan Yoongi tak parah, hanya membuat pipi kiri pria itu nampak berwarna merah.
"Kak, hentikan!! Dia orangtuanya Taehyung" Jennie meraih lengan Yoongi, mencoba menahannya. Menghentikan aksi lain yang mungkin akan membuat bekas luka lain pada pria itu.
"Lepasin gue. Akan gue hajar pengecut ini sampai mati"
Buk.
Yoongi pria bertenanga besar. Sekali koyakan mampu membuat genggaman Jennie lepas dan terpental ke belakang.
"Akh"
Jennie tersungkur dilantai.
"Jen"
Jisoo yang tak jauh darinya menghampiri Jennie dengan cepat, membantu memulihkan kakinya untuk berdiri kembali.
Buk.
Hantaman lain bersarang lagi, kali ini hampir mematahkan hidung mancung pria itu. Dia mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
"Nggak ada gunanya elo disini. Dia udah lupa sama elo" entah apa yang terjadi, Yoongi murka pada pria yang baru saja dilihatnya.
"PERGI" teriak Yoongi
"Maaf, tapi sebaiknya kalian pergi sekarang" Jennie berusaha bangkit, bersama bantuan Jisoo.
"Tae, ayo. Bagaimana bisa kamu tinggal bersama orang seperti dia" Ibu Taehyung menarik lengan Taehyung untuk segera pergi dari Yoongi.
"Gue akan tinggal disini" Taehyung menolak.
"Tae, gue mohon. Pergilah" pinta Jennie.
"Tapi elo.." Taehyung tak tega meninggalkan Jennie yang terluka.
"Ayo. Sebelum kamu terluka" Ibu Taehyung menarik Taehyung paksa.
"Jangan pernah menginjakkan kaki elo di sini lagi" teriak Yoongi saat mereka sebelum mereka pergi melewati pintu coklat itu.
***
"Pake ini juga" Jisoo menyibak rambut Jennie, memasangkan sebuah penjepit kupu silver di rambut Jennie. "Ha? Apa ini?" Jisoo menemukan sesuatu saat menyibaknya. "Ini... Akibat perbuatan Kak Yoongi waktu itu?"
Jisoo ada disana saat itu. Saat Jennie terluka karena dorongan dari Yoongi.
"Apa elo masih suka sama Kak Yoongi?" bukannya menjawab Jennie malah balik bertanya. Jennie tahu Jisoo mendekatinya karena dia ingin mendekati Yoongi, kakaknya. Namun apa jadinya jika orang yang menjadi pujaan hati tak sebaik pangeran hati.
"Dia nggak mungkin ngelakuin ini sama adeknya sendiri. Pasti nggak sengaja. Gue percaya sama dia" jawab Jisoo yakin.
Jennie tersenyum mendengar jawabannya.
"Eiih.. ditanya malah senyum-senyum"
"Cuma elo yang punya jawaban berbeda, Kak"
"Jadi...apa dia benar-benar melakukannya?" Jisoo tak berhenti bertanya.
Jennie terkekeh.
"Aish.. Jangan nakutin gue" Jisoo memukul lengan Jennie ringan, merasa dirinya dipermainkan.
"Elo lucu kalo lagi panik" kata Jennie sambil menahan tawa.
"Jadi..."
***
Vomment juseyo
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [Jennie X BTS]
FanfictionSaudara laki-laki. Jennie punya banyak saudara laki-laki. Saudara tak harus sedarah bukan? Sahabat dekat yang sudah dianggap sebagai saudara sendiri, seseorang dari salah satu orangtua yang sama pun juga merupakan saudara. Bahkan anak tetangga yang...