Sedih nggak sih, draft gue ilang... padahal lagi semangat nulis... harus nulis dari awal lagi.. huhuhu
Annyeoong...
Next..
Happy reading...
***
"Cantik kan"
Pendatang yang silih berganti keluar masuk tempat itu menatap kedua bidadari-bukan-manusia setengah dewi-bukan-manusia rakyat biasa itu dengan tatapan tak mengindahkan. Bukannya terpesona dengan kecantikan manusia yang menyerupai bidadari itu, hanya saja tempat umum yang seharusnya menjadi milik bersama telah beralih kepemilikan. Seolah tempat itu hanya milik mereka berdua. Jisoo dan Jennie menguasai cermin di toilet wanita dengan setengah badan mereka. Jisoo mendekatkan wajahnya pada cermin, menampakkan wajahnya lebih besar. Jisoo memajukan bibirnya, menempelkan stik berujung warna peach seukuran ibu jari pada bibirnya.
"Cantik cantik" Jennie memuji dengan mengacungkan jempolnya, semangat "Atau emang dasarnya elo udah cantik, Kak. Jadi elo pake apapun juga cantik" dan sedetik kemudian dia tak bersemangat lagi, merasa tak percaya diri jika harus dibandingkan dengan wanita bak bidadari disampingnya.
Jisoo hanya tersenyum mendengar pujian untuknya.
"Coba deh, elo pake juga. Siapa tau cowok yang elo taksir jadi ngelirik sama elo" Jisoo menyodorkan lipstik di tangannya, merasa perlu menularkan bakat cantiknya pada Jennie.
"Huft. Cowok yang selalu ngelirik gue ya...cuma dua cecunguk itu. Taehyung sama Jimin. Apalagi pas ulangan. Pbeh.. nggak cuma ngelirik gue pake tatapan memelas, tapi juga ngelirikin kertas jawaban gue dengan nggak tau dirinya. Sedih nggak tu" Jennie mengingat aktivitas rutinnya saat ulangan jika duduk di samping kedua sahabatnya itu.
"Eiii.. Nggak usah malu. Cowok di dunia ini kan nggak cuman mereka berdua" Jisoo menjeda, mengingat kedua pria yang disebutkannya tadi selalu menempel pada Jennie. "Cowok yang di rumah elo itu pasti bakal lebih suka sama elo"
Jisoo ingat betul, saat berkunjung ke rumah Jennie seorang pria datang dengan bertingkah seperti pacar Jennie.
"Cowok di rumah gue? Kan Kak Yoongi doang"
"Kalo Kak Yoongi mah mau nggak mau harus ngelirik gue. Harus" Jisoo menegaskan. "Itu, cowok yang elo panggil abang"
"Ya ampun, Kak. Elo percaya sama dia? Dia tu masih kecil. Anak kecil yang sembunyi di balik badan besarnya. Dia masih SMP"
"Serius lo?" Jisoo tak percaya. Teriakan syoknya turut membuat gadis-gadis pendatang lain syok berat mendengar teriakannya yang tiba-tiba.
Jennie mengangguk, membenarkan ucapannya.
"Trus, gimana ceritanya dia bisa jadi abang elo?"
"Ceritanya panjang..."
***
"Gue nggak marah"
Dibawah pohon, Yoongi duduk pada kursi panjang disana dengan sekaleng minuman soda di tangannya. Taehyung berdiri menatap lurus di depannya, pada anak-anak yang menghabiskan jam istirahat mereka dengan bermain sepak bola.
"Trus?" tanya Yoongi singkat, setelah meneguk minumannya.
"Gue nggak peduli apa yang terjadi pada dia" Taehyung membalikkan badannya menghadap Yoongi, turut duduk di samping Yoongi.
"Kalo elo nggak peduli, elo nggak perlu tau urusan dia"
"Hanya ... Rasa penasaran gue lebih besar dari rasa peduli gue" jawab Taehyung.
Manusia aneh-katanya. Taehyung ingin melakukan seperti apa yang dilakukan Yoongi, menjadi tidak peduli dengan orang lain. Tapi bukan Taehyung jika tak bisa menemukan jawaban dari rasa penasarannya. Dia memang berusaha tak peduli tapi rasa penasarannya jauh lebih besar menyelubungi otaknya.
"Tanya sama dia bukan gue" kata Yoongi dengan meneguk minumannya kembali.
"Gue yakin, dia sempat nyebut nama elo saat itu. Jadi gue pikir..." Taehyung mengingatnya saat kejadian mengejutkan itu.
"Kapan pikiran elo bisa bener? Kapan elo bisa berhenti mencurigai orang lain?" bantah Yoongi.
"Gue bukan mencurigai, tapi gue penasaran" Taehyung, curious boy, memberi alasan.
"Penasaran yang berawal dari rasa curiga" Yoongi menambahkan.
"Apa Jennie tau sesuatu? Haruskah gue tanya sama Jennie?" Taehyung terlalu penasaran dengan urusan orang lain, padahal dirinya sudah mendeklarasikan untuk tak peduli.
Tak
Yoongi melempar kaleng sodanya yang masih berisi setengah cairan minuman soda ke sembarang, mengenai batu besar di sana hingga menimbulkan suara cukup mengagetkan Taehyung.
"Jangan sebut namanya di depan Jennie"
Yoongi berdiri, meraih kerah Taehyung. Membuat mata Taehyung bergetar.
*
Ada yang nangkep maksud gue dari percakapan TaeGi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [Jennie X BTS]
FanfictionSaudara laki-laki. Jennie punya banyak saudara laki-laki. Saudara tak harus sedarah bukan? Sahabat dekat yang sudah dianggap sebagai saudara sendiri, seseorang dari salah satu orangtua yang sama pun juga merupakan saudara. Bahkan anak tetangga yang...