Hai hai hai...
Sorry late update..Gaes vomment yes sbgai bentuk menghargai karya orang..
And don't be silent reader..Happy reading
"Ddak"
"Begitu. Ayo"
"Yak, sedikit lagi"
"Aish. Hampir aja"
Yoongi mendekati ruang televisi. Melepas kacamata yang sudah hampir 4 jam bertengger di kedua telinganya. Dia mulai berkacak pinggang dan menggeleng kepalanya pelan, merasa jengkel dengan kelakuan adiknya.
"Bisa kecilin gak volumenya?"
Jennie tak juga beranjak dari sofanya, masih memegang remot televisi di tangan kirinya. Sedang tangan kanannya mencomot kripik singkong di depannya.
"JENNIE"
Meskipun dengan berteriak ternyata telinga Jennie tak cukup peka dengan suara seratus desibel dari Yoongi.
"Bener-bener ni bocah keterlaluan"
'Ddak'
Sebuah bantal melayang tepat di kepala Jennie. Alhasil Jennie mengalihkan wajahnya dari televisi beralih kepada cowok di belakangnya.
"Woi, apa-apaan sih lo kak? Mau bikin gue gegar otak apa"
Untung cuma bantal yang melayang. Jadi gak sempat bikin Jennie gegar otak. Kira-kira apa yang akan dilakukan Yoongi kalau Jennie benar-benar gegar otak? Yoongi akan panik? Teriakin orang sekampung buat cari bantuan? Atau dia akan lari terbirit-birit ke rumah sakit?
Nggak yakin.
"Kecilin volume, gak usah teriak"
Yoongi mengangkat tangan kirinya sejajar kepala lebih kedepan, dan mengacungkan kelingkingnya.Satu.
Dua.
"Nonton, mode mute"
Menambah jumlah jari berdiri, jari manisTiga.
"Matiin TV"
Yoongi menegakkan jari tengahnya.Terhitung ada 3 pilihan yang bisa dipilih Jennie. Kalo udah kayak gini tandanya Yoongi udah nggak bisa diganggu, mengingat ujian nasional tinggal sebentar lagi.
Sialnya, Jennie yang lagi seru-serunya nonton pertandingan bola dari tim kesayangannya -ralat, pemain kesayangannya- harus menghentikan permainan akibat ulah kakaknya yang mencoba mengeluarkan kartu merah buat Jennie.
Sialnya lagi, pilihan yang diberikan Yoongi nggak pernah terbesit satu pun di pikiran Jennie. Inti dari pilihan itu cuma satu, dilarang berisik. Tapi bukan Jennie kalo tiap nonton pertandingan harus anteng cepp tanpa suara. Apalagi buat abang Gonzales yang bantet dan susah buat gak teriakin permainannya yang cakep abis, kata Jennie.
Pilihan terakhirnya, pergi dari tempat terkutuk itu dan mengumpat berbagai sumpah serapah di kalbunya untuk meredam emosi sebelum meledak yang justru malah membuat emosinya tambah membludak.
Jennie beranjak, berdiri mengambil rompinya yang tergantung di gantungan samping pintu. Dan pergi.
"Elo pikir gue nontonin mamah dedeh lagi ceramah?"
Satu umpatan.
"Sumpel aja kuping lo pake bekicot"
"Gue disuruh diem? Gue masih belum pengen mati"
Umpatan demi umpatan alhasil mengantarkan Jennie ke sebuah rumah bernuansa putih.
"Eh, udah nyampek aja. Padahal kan masih banyak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [Jennie X BTS]
FanficSaudara laki-laki. Jennie punya banyak saudara laki-laki. Saudara tak harus sedarah bukan? Sahabat dekat yang sudah dianggap sebagai saudara sendiri, seseorang dari salah satu orangtua yang sama pun juga merupakan saudara. Bahkan anak tetangga yang...