12. Abang

940 85 1
                                    

Haiii...

Next to update..

Thanks for your vomment..






Happy reading







"Panggil gue abang"







Muda-mudi itu terus berlari. Sesekali si gadis mengejar, berusaha memuaskan rasa kesalnya pada si pria. Tapi dengan kegesitan, si pria bisa menghindarinya dengan baik. Malam yang panjang nan dingin tidak bisa mereka rasakan lagi. Bulan masih terselimuti awan tapi mereka bisa merasakan hangatnya lewat keringat yang diakibatkan proses perjalanan mereka, berlari. Pemandangan ini terlihat bebas di sepanjang jalan kenangan.

Jalan panjang menuju tempat terakhir tujuan mereka. Jalanan ramai dengan deru mobil dan klakson di ibukota. Segala jenis kendaraan memenuhi jalanan ibukota. Seolah dunia milik berdua, dua insan itu tak memperdulikan keramaian kota. Kemesraan mereka akan memutar isi kepala yang melihat mereka. Sepasang remaja abege yang sedang memadu kasih. Tapi sayangnya mereka hanyalah abege yang menghabiskan waktu perjalanan mereka dengan bercanda tawa. Seorang kawan dan saudara. Bukan kekasih yang memadu kasih.

"Gimana bisa? Elo tu pantesnya jadi adek gue. Enak aja lo"

"Jadi...gue perlu balik ke kantor polisi nih. Gue bakal bilang kalo kakak udah bohongin mereka. Biar Kak Jen dipenjara" Jungkook membalikkan badan dan melangkahkan kakinya tanpa bergerak.

"What? Elo gila?"

Jungkook hanya menggedikkan bahunya. Karena mungkin saja dia melakukan hal itu karena permintaannya diabaikan Jennie.

"Sialan lo. Sekarang mau elo apa?" tanya Jennie setengah hati. Jennie harus menutup mulut Jungkook agar ia selamat dari jeruji besi di kantor polisi.

"Panggil gue 'kakak', 'abang', 'mas', 'kakanda', 'papa', 'sayang' atau 'yayang'. Pilih aja" Jungkook memberi pilihan.

"Yayang pala lu peyang"

"Jadi pilih panggilan 'yayang'?" Jungkook mendekatkan wajahnya dan berbisik pada Jennie pada kata 'yayang'. Jungkook menggoda Jennie dengan kata itu.

"What? Ogah. Lebih baik gue balik ke kantor polisi kalo harus panggil lo itu"

"Jadi gue harus balik lagi ke kantor polisis nih?"

"Eeeh. Tunggu tunggu" Jennie menarik lengan Jungkook yang hampir melangkahkan kakinya.

"Makanya pilih"

"Gue panggil elo 'abang' aja. Abang tukang bakso. Hahaha" Jennie tertawa puas. Berlari meninggalkan Jungkook dan berbalik hanya untuk menjulurkan lidah, tanda mengejek untuk Jungkook.

*****-----*****

"Jen, elo nggak papa?"

Kelas hampir penuh. Tapi belum sepenuhnya mereka menempati posisi mereka masing-masing. Duduk di bangku lain dan mengobrol, bergosip dan membicarakan orang lain atau membicarakan produk baru atau membicarakan idola mereka. Atau hanya sekedar bermain-main dengan yang lainnya, melempar buku atau kejar-kejaran layaknya anak usia teka tapi tak mengingat umur mereka yang sudah bukan balita lagi.

Jimin berdiri di samping pintu, di luar kelas. Kepalanya celingukan. Mencari seseorang atau dua orang di antara siswa-siswi yang berjalan menyusuri koridor.

"Pagi Jimin" sapa Jennie.

Jimin menemukan salah satu yang dicarinya. Jennie tidak menjawab pertanyaan Jimin namun hanya menyapa. Lagipula Jimin sudah tahu, kondisi Jennie tak menampakkan keadaan yang buruk. Jimin meneliti seluruh tubuh Jennie dengan scanned matanya. Dan Jennie baik-baik saja.

"Apa yang terjadi kemarin?" tanya Jimin.

"Aah.. Gue nggak ngerti. Mereka bilang gue salah satu pembuat kerusuhan" jelas Jennie, lesu mengingat kejadian tak masuk akal kemarin.

"Mereka?"

"Gue diseret ke kantor polisi setelah gue kembali dari toilet"

"Sumpe lo? Kenapa elo nggak telpon gue?"

"Siapa bilang gue nggak telpon elo. Udah, tapi nggak nyambung"

"Astaga, sorry Jen. Gue lupa. Hape gue ilang pas gue lari kemarin. Kayaknya jatuh lapangan stadion itu. Taehyung?"

"Hapenya aktif tapi nggak diangkat"

"Elo beruntung, setidaknya Taehyung tau kalo elo ngubungin dia. Gue? Hapenya udah nggak aktif sejak semalem" kata Jimin kesal.

"Kemana dia?"

"Belum dateng"

"Boong lo. Itu dia" Jennie melihat Taehyung dengan ransel coklat dipunggungnya, berjalan menuju posisi mereka saat ini. Namun pandangannya bukan pada Jimin dan Jennie. Taehyung menundukkan kepala, berjalan dengan melihat kebawah.

"Tumben baru dateng"

Jimin berdiri disisi kanan pintu dan Jennie berdiri disisi kiri pintu. Pemandangan yang tak asing. Penjaga pintu di salah satu minimarket yang sering mengucapkan 'Selamat datang, selamat berbelanja' saat seorang pelanggan memasuki pintu kaca yang dibukakan salah satu penjaganya.

Tapi dengan berdiri di kanan kiri pintu masuk kelas dan menghentikan orang yang ingin memasukinya, mereka lebih terlihat seperti preman alias geng sekolah yang sedang meminta jatah pada mangsanya. Tapi tidak. Jennie hanya menanyakan Taehyung yang tak seperti biasanya. Walaupun Taehyung bukan salah satu jawara kelas dalam hal pelajaran. Tapi dia adalah salah satu jawara kelas yang disiplin. Taehyung tak akan seterlambat ini memasuki kelas, meski sekarang pun bel masuk belum berbunyi.

Seperti tak mendengar ucapan Jennie. Taehyung masih menundukkan kepalanya dan memasuki garis pintu kelas. Merasa terabaikan, Jennie menarik lengan Taehyung.

"Eh Jen, Jim. Ngapain kalian disini?" seperti baru terbangun dari mimpi, Taehyung baru menyadari keberadaan mereka.

"Tae, elo kemana aja?" tanya Jimin

"Ha?"

"Gue sama Jennie nggak bisa hubungin elo. Elo kemana aja?"

"Sorry, hape gue mati"

"Elo nggak papa Tae?" tanya Jennie setelah melihat mata Taehyung yang nampak tak baik.

"Jen, elo nggak papa kan? Kemarin elo ilang gitu aja" Taehyung meneliti kondisi tubuh Jennie.

"Gue baik-baik aja Tae. Tapi elo yang nggak baik-baik aja"

Ketiganya terdiam. Jimin menatap Jennie tak mengerti. Jennie menatap mata Taehyung yang menyimpan sesuatu. Taehyung menatap Jennie, merasa bersalah.

Teeeetttt

Bel tanda masuk kelas berbunyi. Dan ketiganya masih berdiri di depan pintu masuk kelas bagian belakang. Membuat siswa lain yang melihatnya lebih memilih melewati pintu masuk bagian depan. Dan hanya satu orang yang berani mengusik situasi mereka sebelum Bu Berta masuk.

"Woi.. Kalian lagi kesambet? Cepetan masuk sebelum Bu Berta marah-marah keseisi kelas" tegur Hanbin, ketua kelas.

*-*

Vomment juseyoo

Brother [Jennie X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang