Brother [Jennie X BTS]

38. Pegang Tangan Kakak!!

  "Jennie? Hilang ingatan? Kecelakaan itu? orang tua elo?"

"Elo tau?"

"Ya, Jennie mempunyai bekas luka di kepalanya"

"Ya, tapi bukan saat kecelakaan nyokap gue"

"Lalu?"

"Dia sangat ketakutan" Yoongi mengingat ekspresi Jennie saat itu.

~~~  

"Nama?"

.

"Jennie"

.

"Umur?"

.

"16"

.

"Orang tua?"

.

.

.

"Orang tua?"

Jennie mengetukkan telunjuk kanannya pada meja di hadapannya. Jari-jari kirinya tak bisa tenang. Sesekali menggenggam dan kadang memainkan kukunya sendiri.

Sejauh ini pertanyaan yang diajukan petugas polisi itu dengan mudah ia jawab.

"Orang tua?" sekali lagi polisi itu bertanya.

"Tidak ada" Jennie akhirnya bisa menjawab pertanyaannya, namun bibirnya bergetar.

"Dimana ibu?"

Gadis kecil itu menangis sepanjang hari dan tak ada jawaban darinya dan atau siapapun.

"Ayah..." gadis itu berlari menuju pria tinggi yang disebutnya ayah. Dia memeluk kaki ayahnya erat sembari menangis sejadinya. Tak tahan dengan tangisan yang semakin keras, pria itu meraih gadis itu. Menggendongnya dalam pelukan hangat.

"Jangan menangis, Jennie sayang. Ayah disini bersamamu" kata pria itu seraya mengusap air mata yang berceceran di pipi Jennie kecil. Jennie berhenti menangis menyisakan isak yang tak kunjung reda. "Gadis pintar" pria itu mengelus kepala Jennie kecil kemudian menciumnya.

"Tinggallah beberapa hari lagi. Setidaknya sampai mereka tenang dan bisa menerima semuanya"

Wanita tua itu berada di dapur, mengupas bawang merah untuk bumbu masakan makan malam mereka.

"Jennie, mainlah dengan kakak dulu. Oke?"

"Ayo" kata sang kakak sembari menggandeng tangan adiknya.

Yoongi, sang kakak, membawanya menuju halaman rumah. Memainkan beberapa mainan yang mereka bawa dari rumah lamanya. Yoongi kecil berhasil membuat adiknya berhenti menangis.

*

"Aku tak bisa meninggalkan mereka, tapi aku juga tak bisa meninggalkan pekerjaanku" kata pria itu sembari memasukkan lembaran-lembaran kertas berbendel ke dalam tas kotaknya.