15. Pacar?

911 93 2
                                        

Anyeoong...

Thanks for coming and thanks for voting..

Neomu kamsahamida..
Terimakasih dengan penghargaan kalian..







Happy reading..






*-*

"Gimana tipe cewek idealnya?"

"Cewek ideal...."

*-*

"Elo kelainan ato apa?"

Seperti biasa namun tak biasa. Yoongi berada di ruang itu lagi namun kali ini tidak dengan kedua yang lainnya. Yoongi kembali duduk di kursi ruang makan dengan lembaran kertas dan pensil di tangannya sembari menunggu hasil eksperimen Seokjin datang. Yoongi berulang kali berkomat-kamit dan sesekali menuliskan mantra ucapannya dalam lembaran kertas itu.

"Ha?" Yoongi masih berkonsentrasi dengan tulisannya.

Seokjin menarik kursi di hadapannya, kemudian menempatkan pantatnya setelah menempatkan sebuah piring besar di atas meja makan itu.

"Elo punya cewek? Ah, gue ganti pertanyaannya. Karena gue yakin elo nggak punya. Elo masih suka cewek kan?"

"Ngomong apaan sih lo?" tanya Yoongi setelah meletakkan pensilnya dan menyambar satu suap nasi goreng eksperimen Seokjin.

Seokjin memang suka bereksperimen dengan masak-memasak dan sahabat-sahabatnyalah sebagai panelis penguji keabsahan hasil eksperimen. Namun Namjoon dan Hoseok absen untuk tugas keOSISan yang hampir lengser. Seokjin selalu berburu resep masakan lalu memadukannya dengan resep lain sebagai eksperimen. Kali ini dia mendapatkan resep dari majalah K-Pop langganan cewek gebetan barunya.

"Cowok sepopuler elo masak nggak punya pacar? Elo waras kan?"

"Apaan nih?" tanya Yoongi saat menemukan bahan aneh dalam campuran nasi goreng Seokjin.

"Jangan mengalihkan pembicaraan"

"Beneran ini aneh. Tapi enak"

"Itu namanya kimchi. Makanan fermentasi ala korea. Enak kan?" Seokjin justru teralih setelah mendapat respon positif dari hasil eksperimennya sendiri.

Yoongi mengacungkan jempolnya sembari melahap tiap sendok nasi goreng kimchi ala Korea buatan Seokjin.

"Yoon, gue serius. Kenapa elo nggak tertarik sama sekali sama cewek?"



*-*

"Setahu gue dia nggak pernah punya pacar. Jadi kalo Kak Jisoo tanya tipe ideal dia, mending tanya langsung aja ke yang bersangkutan" kata Jennie sambil melempar tas ranselnya di sofa depan televisi.

Jennie sendiri tak tahu bagaimana tipe cewek ideal bagi seorang Yoongi. Tentu saja, Jennie tak pernah melihat kakak alias saudara satu-satunya ini mengajak seorang gadis untuk datang ke rumah kecilnya. Jangankan mengajak ke rumah, mengajak bicara dengan seorang gadis saja Jennie tak pernah melihatnya.

"Gue rasa dia belum pernah ngerasain yang namanya puber" kata Jisoo lirih.

Jennie menggedikkan bahunya tanda tak tahu setelah menuang gelas beningnya dengan jus jeruk dari lemari pendingin.

"Minum, Kak" Jennie menyodorkannya pada Jisoo.

"Thanks"

"Kapan dia pulang? Jam segini belum keliatan?" Jisoo melirik jam dinding di belakang Jennie yang menunjukkan pukul lima sore.

"Biasalah, kalo udah nongkrong sama temen-temennya suka lupa waktu. Bentar lagi juga nongol"

Ckrek

"Tu. Yang diomongin nongol juga"

"Beneran? Akhirnya penantian gue terjawab juga"

Jisoo turun dari duduknya dan berjalan menuju pintu untuk menyambut sang pujaan hati.

"Elo...siapa?"

"Jennie ada?"


*_*

"Bentar lagi ujian. Gue harus fokus" Yoongi memberikan alasan.

"Oke gue tau elo si rajin walau buat ujian enam bulan ke depan. Setidaknya elo juga perlu menikmati hidup" Seokjin menyilangkan kedua tangannya di atas dada dengan menatap Yoongi kesal.

"Gue nikmatin kehidupan gue yang sekarang. Bahkan dari dulu" kata Yoongi tanpa menatap Seokjin sambil mengaduk nasi gorengnya.

"Walau sering banyak nyeseknya" tambah Seokjin singkat tapi nyelekit.

"Sotoi lo" Yoongi mulai meletakkan sendok ditangannya.

"Elo nggak pernah cerita masalah elo"

"Nggak ada yang perlu diceritain" kata Yoongi sambil meraih tasnya diatas meja makan. "Gue balik dulu. Thanks makanannya"

"Woi... Cuci piring dulu napa"

"Nitip sekalian napa"


*_*

"Jadi elo punya abang lain?" bisik Jisoo saat Jennie menata beberapa potong brownies di atas piring.

"Menurut Kak Jisoo?"

"Nggak ada mirip-miripnya" kata Jisoo setelah berbolak balik melihat seorang cowok yang duduk di sofa dengan menggenggam remot televisi, mencoba mencari kesamaan dalam diri cowok itu dengan Jennie.

"Emang nggak mirip"

"Abang sepupu?" Jisoo kembali bertanya karena benar-benar penasaran, mengikuti Jennie yang membawa sepiring brownies untuk dibawa ke meja depan televisi.

"Brownies nya, Bang" kata Jennie setelah meletakkannya dimeja dan duduk di samping cowok yang dipanggilnya abang itu.

"Aduuuhh rajin banget. Begini ni calon istri solehah" cowok itu mengelus rambut panjang Jennie sembari mengeluarkan senyum manisnya yang miring alias smirk tanda mengejek.

"Apaan sih lo?" Jennie menepis tangan cowok itu.

"Jadi... Kalian bukan saudara? Kalian pacaran?" Jisoo kembali berspekulasi karena rasa penasarannya yang tak pernah terjawab oleh Jennie.

"What? Yang bener aja gue pacaran sama ni bocah"

"Bukan bocah. Tapi 'Abang'" cowok itu membenarkan dengan cekikikan kecilnya yang terasa konyol baginya.

"Udah nggak usah malu-malu kucing gitu, Jen. Anggap aja gue nggak ada di sini" kata Jisoo ikut menggoda Jennie.

"Kak, dia tu cuman anak kecil yang kesasar di badan gedenya"

"Jennie... Abang nggak suka ya dibilang anak kecil mulu. Abang udah gede"

"Gede anu lo" kata Jennie lirih, kesal.

"Adududuh... So cute... Kapan ya gue bisa ngambek-ngambekan sama Kak Yoongi" pikir Jisoo dan berkhayal akan melakukan hal kekanak-kanakan yang yang so romantis baginya.

*-*

Vomment juseyo

Brother [Jennie X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang