"Kenapa elo mengatakan semuanya sama gue?" Jungkook berdiri, menatap punggung Mino dengan marah.
"Salah?" Mino membalikkan badannya. "Elo terlihat sangat tertarik pada Jennie. Dan...gue cuma membagikan informasi yang gue tahu tentang Jennie. Seharusnya elo berterima kasih sama gue" katanya.
"Dia membenci gue sekarang. Mungkin lebih baik dia nggak pernah tau semuanya"
"Cepat atau lambat dia akan tahu. Gue cuma pengen tahu reaksi Yoongi saat Jennie tahu siapa dia sebenarnya. Orang yang hampir membunuhnya"
~~~
Pagi itu, tak seperti biasanya, Jennie tak kunjung menampakkan diri dengan suara lantangnya memanggil nama Jungkook di depan rumah.
"Apa Jennie sakit?" tanya wanita itu dari arah dapur dengan suara berisik air keran.
Jungkook yang sudah berseragam rapi bangkit dari sofa. Meraih tas ransel hitamnya dan menggendongnya di pundak.
"Bun, Jungkook berangkat"
"Nggak, nungguin Jennie dulu?" wanita yang dipanggilnya dengan sebutan Bunda itu menghentikan aktivitasnya dan menyalami anaknya setelah mengelap tangannya.
"Jungkook akan melihatnya"
~~
Jungkook memikirkan banyak hal setelah kejadian itu.
"Elo terlihat sangat tertarik pada Jennie. Dan...gue cuma membagikan informasi yang gue tahu tentang Jennie. Seharusnya elo berterima kasih sama gue"
Ya, Jungkook memang tertarik dengan kehidupan Jennie yang berbeda dengan kebanyakan gadis yang dikenalnya. Dia memang ingin mengetahui banyak hal tentang Jennie. Tapi untuk masalah ini...
"Orang yang hampir membunuhnya"
Mungkin menjadi tidak tahu lebih baik daripada mengetahui segalanya tapi dengan beban berat yang di deritanya.
"Entah" Jungkook mengacak rambutnya yang sudah tersisir rapi. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Mengetahui semuanya, tapi justru membuatnya tak tahu apa yang terbaik yang harus ia lakukan.
Mungkin bukan saatnya memikirkan itu sekarang. Yang ada dalam pikirannya sekarang adalah Jennie. Jennie yang tak bisa dihubungi sejak dia meninggalkan Jungkook di rumah sakit dengan perasaan kecewa dan marah, Jennie tak bisa dihubungi setelahnya.
"Apa dia baik-baik saja?" tanyanya dalam hati. "Baik? Apa elo pikir menjadi marah dan kecewa itu baik?" Jungkook merutuk dirinya sendiri.
"Ya, tentu saja dia nggak baik-baik saja" katanya.
~
"Kak"
Jungkook memanggil Jennie yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Namun nampaknya Jennie tak mendengar bahkan memperhatikan kehadiran Jungkook. Jennie terus menatap pintu rumahnya yang terbuka lebar dan berbicara panjang lebar disana. Sepertinya dia berbicaa dengan seseorang di dalam rumahnya yang juga akan keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [Jennie X BTS]
FanfictionSaudara laki-laki. Jennie punya banyak saudara laki-laki. Saudara tak harus sedarah bukan? Sahabat dekat yang sudah dianggap sebagai saudara sendiri, seseorang dari salah satu orangtua yang sama pun juga merupakan saudara. Bahkan anak tetangga yang...