[Nathanielle] Part 3

11.4K 286 6
                                    

Ku ambil ponselku dari dalam sakuku. Lalu ku lihat lagi tempat yg sudah kusiapkan ini sebelum ku putuskan untuk menelfon caitlyn. Dihari yang sama aku merencanakan ini, aku tak mau menunggu lama lama lagi untuk mengungkapkan perasaan ini.

"gue jemput jam 7, lo siap siap dandan yang cantik ya pake dress", ucapku.

"emng kenapa sih?",tanyanya bingung.

" udah lo ngikut aja.. kalo gue kasih tau bukan kejutan namanya",ucapku.

"nyebelin banget sihh",gerutunya dari ujung telfon.

"hahaha udah ah sana cepet dandan yang cantik ya",ucapku lalu memutuskan jaringan telfon. Langsung saja ku lajukan motorku ini kerumah untuk siap siap.

15 menit sebelum jam 7, kulajukan mobilku kearah rumah caitlyn. Ya tumben aku pakai mobil, kan ga mungkin nanti cait udah dandan cantik cantik trus naik motorku. Nanti malah jadi berantakan pula. Ku klakson mobilku agar cait tau aku sudah sampai. Lalu aku keluar dari mobil saat kulihat cait sudah keluar dari rumahnya.

"Hey",ucapku.

"hey than, tumben ?",tanyanya sambil melirik ke arah mobilku.

"hahaha iya dong, gak mungkin kan gue ngajak lo dinner pake motor, yang ada sampe restoran muka lo berantakan lagi",ujarku dibarengi dengan tertawa kecil.

"dasar",ucapnya .

"Yaudah silakan tuan putri",ucapku lalu membukakannya pintu penumpang.

"terima kasih pangeran ",ucapnya. Aku merencanakan ini dan merancang ini hanya dalam 1 jam setengah, semoga saja ini berkesan untuknya.

"Ih apaan banget sih pake acara nutupin mata aku, emang ada acara apasih?",tanyanya sambil ku tuntun jalannya. Aku memang mau ini jadi sebuah kejutan.

"udah lo diem aja, bentar lagi juga sampe kok",ucapku.

"Sekarang lo boleh buka iketannya",ucapku lagi sesampainya kita ditempat yang ku rencanakan. Ia membuka matanya perlahan lalu menerjap nerjapkan matanya beberapa kali untuk mengembalikan penglihatannya. Ku kembalikan kacamatanya agar dia bisa melihat dengan jelas.

Sejumlah cotton light berwarna warni yang tertata rapi di dua buah pohon. dibawahnya terdapat satu pasang kursi dan sebuah lilin yang berdiri tegap diatas meja tersebut.

"Lo suka? gue design semua ini khusus buat lo",tanyaku.

"buat aku?",tanyanya.

"iya",ucapku sambil tersenyum kearahnya. Aku sangat berharap dia menyukai yang telah ku siapkan ini.

"Emangnya ada acara apa sih?",tanyanya sambil mengunyah spaghetti yang telah disediakan.

"shhtt lo kalo makan jangan ngomong dulu napa",ucapku sambil meletakkan jari telunjuknya dibibirnya.

"Nah,sekarang jawab pertanyaan aku.. emangnya ada acara apa?",tanyanya lalu menutup sendok beserta garpuku.

"lo kepo aja atau kepo banget",godaku.

"Ih, seriusann.. kalo gk ak pulang nih",ucapnya sambil mengancam.

"Iya iya dehh nyerah gue, jadi sebenernya ya acara ini buat lo",ucapku. Dia menaikkan sebelah alisnya lalu berkata

"buat aku? perasaan ulang tahun aku masih lama deh",ucapnya.

"lo tuh ya gak peka peka",ucapku senantiasa mengelus puncak rambutnya.

"Peka? peka kenapa?",tanyanya semakin bingung. Dia memang gak peka atau gimana sih?

"sebenernya gue tuh.. gu-",ucapanku terpotong saat tiba tiba ponselnya berbunyi.

My (Nerdy) GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang