KENZIE GILANG KANAKA

2.8K 97 15
                                    

*Happy Reading*

KENZIE POV.

     Malam itu pikiranku sedang kalut, setelah hampir tiga belas jam dalam sehari aku habiskan hanya untuk bekerja. Lembur akhir bulan, sesuatu yang paling membosankan. Ditambah dengan terjadinya suatu hal padaku. Aku berharap agar malam itu segera berlalu, aku ingin sesegera mungkin bisa sampai ke Apartemenku. Aku ingin merebahkan diri, aku ingin makan, dan yang pasti aku ingin istirahat. Namun sayangnya malam itu memang tidak berpihak padaku. Saat aku mengemudikan mobilku cukup kencang di sebuah jalanan yang bisa dibilang tidak terlalu banyak di lewati oleh kendaraan. Arah menuju Apartemenku. Aku tersontak, aku menginjak rem mobilku dengan sangat kuat.

CIIITTT!!

Rem mobilku berdencit cukup keras. Itu disebabkan karena aku menginjaknya dengan cukup kuat.

BRAKK!!

Diiringi dengan suara tabrakan yang cukup keras menghantam bagian depan mobilku.
Aku setengah sadar, aku terdiam. Beberapa orang datang mengerumuni bagian depan mobilku dan melihat ke bawah. Dalam hati bertanya-tanya;  'Apa yang sedang terjadi?'
Tanpa berpikir panjang aku langsung turun dari mobilku dan melihat ke arah kerumunan orang-orang itu.
"Oh celaka! Aku menabrak orang." Kalimat pertama yang keluar dari mulutku saat aku melihat ada seseorang yang terbaring pingsan di bawah.

"Kau menabraknya Tuan, apa kau tidak melihat ada orang sedang berjalan?" maki salah seorang pria yang berdiri di sampingku.

"Tolong! Bantu aku, angkat dia ke mobilku. Aku akan membawanya ke Rumah Sakit." Aku benar-benar panik, mustahil jika aku harus melarikan diri dari tempat kejadian.

"Apa kau ingin membodohi kami Tuan? kau tidak akan membawanya ke Rumah Sakit. Tapi kau akan membuangnya di pinggir jalan. Kami sudah hafal wajah-wajah tersangka kasus tabrakan sepertimu!" Aku fikir, mereka akan menghakimiku di tempat jika aku tidak segera membawa orang yang ku tabrak ke Rumah Sakit.

"Apa yang kau katakan? aku bukan orang seperti itu. Ini kartu namaku, kalian bisa melaporkanku ke polisi jika kalian menemuiku membuang korban yang ku tabrak ini." Aku mengeluaran kartu namaku, aku memberikannya kepada salah satu diantara kerumunan orang-orang di hadapanku.

Mereka membantuku mengangkat orang yang ku tabrak ke dalam mobilku. Aku berbalik arah, aku harus menuju Rumah Sakit dan tiba tepat waktu, agar tidak terjadi sesuatu kepada orang yang telah ku tabrak tadi.

10 menit, aku sudah sampai di halaman Rumah Sakit. Aku membuka pintu belakang dan membopong tubuh korban. Aku cukup terkejut, aku menabrak seorang gadis dengan membawa koper dan beberapa tas yang telah di masukkan oleh orang-orang tadi.

Dengan kecapatan tinggi aku berhasil sampai di Rumah Sakit.

"Tolong suster!" teriakku saat memasuki lobi masuk Rumah Sakit.

Dua orang suster datang dengan membawa ranjang pasien. Aku melepaskan gadis itu dari boponganku. Aku mengikutinya sampai dia masuk ke ruang UGD dan di periksa oleh Dokter.

"Tuan, ikut denganku! kau harus mengisi formulir untuk Administrasi." Aku mengikuti suster itu menuju bagian Administrasi.

"Siapa nama pasiennya Tuan?" Tanya Suster yang kini berada di hadapanku.

"Hah? Nama? aku tidak tahu siapa nama gadis itu." Ucapku kebingungan.

"Apa maksud Tuan? apa dia bukan keluarga Tuan?" Tanya suster itu lagi.

"Tidak, emm–maksudku aku tadi menemukan dia di pinggir jalan. Lalu aku membawanya ke Rumah Sakit." Aku mencoba mencari alasan, jika tidak? pasti pihak Rumah Sakit akan menghubungi Polisi untuk kasus ini. Aku tidak mau, aku akan meminta maaf pada gadis itu setelah dia sadar. Aku akan menanggung seluruh biaya Rumah Sakitnya.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang