PART 11

546 19 4
                                    


“Iya, kau kalah. Itu sebabnya aku ikut denganmu. Aldi terbebas dariku. Mobilnya tidak akan sesak karena kehadiranku.” Aku menjelaskannya sambil terkekeh.

“Kau sangat aneh, ayo cepat!” Celetuk Kenzie sembari menarik pergelangan tanganku.

“Aku pasrah melihat kalian.” Aldi berteriak dari kejauhan. Karena aku dan Kenzie telah sampai di ujung pintu keluar apartemen kami.

*KEY POV.*

     Kami sudah sampai di kantor. Aku yang semobil dengan Kenzie, dan Aldi yang mengenderai mobilnya sendiri berada di belakang kami. Kami masuk bersama.

“Kau ikut denganku, Key.” Ucap Kenzie. Aldi menuju ruangannya terlebuh dulu.

Bruk!

Aku menabrak seseorang yang kebetulan berpapasan denganku di lobi kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menabrak seseorang yang kebetulan berpapasan denganku di lobi kantor.

“Maaf. Maafkan aku. Aku tidak se–?” bicaraku terpotong saat aku melihat seseorang itu.

“KEY?!”

“NAYA?!”

Kami berdua saling bertatap. Dengan mimik wajah mengisyaratkan kebahagiaan.

“Sudah berapa tahun kita tidak bertemu?” ujarnya.

“Sudah lama. Kau bekerja di sini?” tanyaku padanya.

“Iya. Baru sekitar 6 bulan.” Jawabnya. “Dan kau?” Lanjutnya bertanya.

“Aku baru hari ini, Nanti temui aku di kantin. Aku sedang buru-buru. Ini hari pertamaku. Sampai jumpa.” Aku melambaikan tanganku padanya. Pasalnya aku tak boleh mengulur waktu di hari pertama kerjaku. Gadis itu tersenyum melepasku pergi lebih dulu, ke lain arah.

Aku celingkukan. Cukup membingungkan. Bahkan aku tak tahu haru masuk ke ruangan yang mana.

“Key?!” Suara itu muncul dari salah satu ruangan. Kedua netraku terus berusaha mencari arah suara itu.

“Key?!”

“Ah, Ya?!” Aku cukup terkejut. Tangan seseorang telah mendarat di pundakku. Aku menoleh ke arahnya.

“Kau ini dari mana? kenapa menghilang di tengah perjalanan kemari?” Ah, sial. Itu Kenzie. Dia mengagetkanku.

“Maafkan aku. Tadi aku tak sengaja bertemu teman SMA-ku di Lobi kantor.” Jelasku padanya.

“Oh ya? siapa temanmu itu?”

“Namanya Kanaya.”

“Eum, aku tidak terlalu hafal nama mereka satu persatu. Sepertinya dia staff baru.” Wajah Kenzie menunjukkan ia sedang mengingat-ingat sesuatu.

“Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang, Bapak–Kenzie?” Aku mengucapkannya dengan hati-hati. Sekarang di kantor, jadi aku adalah staff nya, bukan temannya.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang