PART 6

1.5K 42 2
                                    


*KENZIE POV.*

     Key sudah masuk ke ruang IGD untuk diperiksa. Sementara aku dan Aldi menunggu di luar.

“Panggil aku, jika Dokter sudah keluar.” Aldi menahanku.

“Aku saja, kau tetap di sini.” Aku mengangguk menyetujuinya. Kini Aldi yang pergi ke bagian Administrasi. Akan lebih mudah, karena pasti akan memakan waktu cukup lama di sana.

5 menit, 10 menit...

Clek!

Pintu IGD terbuka. Aku bergegas menghampiri seorang Dokter yang keluar. “Bagaimana, Dok?” Tanyaku.

“Pasien hanya mengalami shock. Sebentar lagi juga siuman. Selebihnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Penjelasan Dokter itu membuatku bisa bernapas lega. “Aku permisi.” Dokter itu meninggalkan ruang IGD.

“Kau sudah boleh masuk, Tuan.” Seorang suster menghampiriku yang berdiri di depan pintu.

Aku sedikit tergopoh. Karena aku ingin segera bertemu Key, dan mengetahui keadaannya.

“Hai, Kau masih mengingatku?” Sapaku padanya. Gadis itu berbaring dengan infus di tangan kirinya.

“K–kau?” Ucapnya lirih.

“Ya, ini aku.”

“Tuan K–ken?” Key menyipitkan matanya, melihatku dengan penuh keyakinan.

“Ya. Kau mengingatku.” Aku lebih mendekat ke arahnya.

“Boleh aku masuk?” Seseorang tengah berdiri di bibir pintu.

“Masuklah, Al!” Aldi sudah kembali dari bagian Administrasi.

“Ini Aldi, sepupuku.” Aku memperkenalkannya pada Key.

“Hai Nona, Senang bertemu denganmu. Ku harap kau sudah merasa lebih baik.” Key membalas sapaan Aldi dengan senyum termanisnya.

“Apa kalian yang membawaku ke sini?” Tanya Key.

Aku dan Aldi mengangguk bersamaan. “Maafkan aku. Ini semua salahku.” Aku sedikit menundukkan kepalaku.

“Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Tidak lecet sedikitpun.” Key tertawa pelan. Ini semakin membuatku merasa bersalah kepadanya. Untuk ke-sekian kalinya.

“Aku ingin berbicara sesuatu denganmu, Key,”

“Bicara saja.” Sambutnya dengan senyum tipis.

Aku sesekali melirik ke arah Aldi yang kebetulan berdiri di sebelahku. “Ya, ya. Aku akan keluar. Kalian bisa bicara sepuasnya.” Menyadari hal itu, Aldi meninggalkan kami dan menunggu di luar. Kami berdua pun cukup tertawa menyaksikan sikap Aldi yang pasrah berjalan keluar.

“Key, mengapa kau meninggalkan Rumah Sakit waktu itu?” Mendengar pertanyaanku, pandangan Key langsung berubah menjadi melihat ke arahku.

“Ma–maafkan aku, Tuan. Saat itu yang ada di pikiranku, aku hanya ingin segera pergi dari tempat itu. Menjauh darimu, agar tidak lebih merepotkanmu.” Gadis itu selalu mengatakan hal yang sama, seperti sebelumnya. Pada saat aku membawanya ke Rumah Sakit.

“Kau ini bicara apa? Kau tahu, setiap hari aku mencari dirimu. Berkeliling kota ini, berharap agar bisa menemukanmu. Sampai saat ini, pencarianku telah terhenti. Kau sudah ada di hadapanku. Walau pun itu juga karena kesalahanku.” Gadis itu menatapku iba. Aku tidak ingin membuatnya sampai merasa bersalah padaku. Karena sudah pasti dan jelas, ini semua kesalahanku.

Tuan...”

“Jangan kau katakan maaf padaku, Key. Kau sama sekali tidak bersalah.” Aku sengaja mengurungkan niatnya.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang