PART 19

210 9 1
                                    


Key hanya terdiam, ia masih tertegun dengan apa yang ia saksikan sekarang.

“Ku mohon,” pinta pria tersebut.
“Hanya sebentar.” Akhirnya Keysha menuruti permintaan pria tersebut.

Mereka duduk di meja Restoran yang keberadaannya cukup jauh dari meja tempar Keysha bersama Kenzie dan juga Aldi.

“Kau mau makan apa?” tanya pria tersebut, saat seorang waiters menghampiri meja mereka.

Keysha menggeleng, “Aku sudah makan.” Jawabnya.

“Minum?” tanya pria itu–lagi.
“Tidak. Terima kasih.” Jawab Keysha.

“Baiklah. Guava juice saja, satu.” Kata pria tersebut pada waiters.

“Ada apa, Tuan Celv?” tanya Keysha, memulai obrolan mereka. Ya, pantas saja gadis itu terkejut, ternyata ia bertemu dengan Celvin–lagi.

“Kau kemana saja? Bagaimana kabarmu?” tanya pria itu.

“Aku baik. Maafkan aku untuk hari itu,” gadis itu sedikit menundukkan kepalanya.

“Key... Aku mencarimu selama ini,” ujar Celvin.

“Maafkan aku Tuan Celv, seharusnya aku–”
“Ku mohon, jangan memanggilku–Tuan–lagi. Aku sudah bukan atasanmu lagi.” Celvin sengaja memotong perkataan Keysha.

“Iya, maaf.” Ucap Keysha.

“Key, katakan padaku! Kenapa kau pergi secara tiba-tiba? Kau tak perlu menceritakannya, cukup beri tahu aku apa alasannya, saja.” Celvin menatap lekat wajah Keysha, berharap mendapat jawaban darinya.

Keysha hanya diam.

“Key?!” tegur Celvin.
“Orang tuaku.” Jawabnya singkat.

“Baiklah, aku tidak akan bertanya apapun lagi tentang alasanmu pergi,” ucap Celvun sembari meminum jus yang baru saja diantar ke mejanya.

“Boleh aku bertanya satu hal–lagi?” tanya Celvin dengan cukup hati-hati.

“Tentang surat itu?”

“Maafkan aku, Celv. Tapi aku harus pergi sekarang. Aku sudah ditunggu.” Gadis itu langsung berdiri dan bergegas pergi meninggalkan Celvin.

“Key?!”

“Tunggu Key!!” nihil. Keysha tidak menjawab. Bahkan ia tidak menoleh.

▪▪▪

“Key? Kau dari mana saja?” Tanya Aldi saat melihat Keysha datang kembali ke meja mereka.

“Kamar mandinya tidak pindah ke Apartemen, kan?” Tanya Kenzie. Keysha mengernyitkan kedua alisnya. Kemudian terlihat ia mengangkat dua buah kersek putih berukuran sedang dari tangannya.

Kedua pria itu memasang wajah bertanya.

“Aku membungkus makanan,” ucap Keysha sembari menunjukkan lesung pipinya. Cantik. Keysha memang benar-benar cantik saat tersenyum.

“Kau belum kenyang?” Tanya Kenzie menyelidiki.

Gadis itu justru menggelengkan kepalanya–tersenyum.

“Sesuai janjimu,” katanya.

“Ya Tuhan,” Kenzie menepuk pelan sahinya.

“Ayo kita pulang!” ajak Keysha pada keduanya.

*KEY POV.*

     Kami bertiga sudah sampai di Apartemen. Aku bahagia, pasalnya kami jarang memiliki Quality time bertiga. Sudah jelas karen alasan pekerjaan yang tiada habisnya.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang