PART 1

2.5K 85 12
                                    

KENZIE POV.


Pukul 2 p.m

"Hari ini aku hanya setengah hari, kau bisa handle pekerjaanku sampai sore ini." Aku berbicara pada salah satu rekan kerjaku.

"Ada apa? kau akan pergi kemana Ken?" Tanyanya yang melihatku sibuk merapikan meja kerjaku.

"Aku harus pergi ke suatu tempat. Nanti ku jelaskan!" Aku meraih ponselku di atas meja dan bergegas keluar dari ruang kerjaku.

"Tapi Ken? Ken...?!" Dia terus berusaha meneriakkan namaku, mencoba menghentikanku. Tapi aku tidak menghiraukannya sama sekali.

Hari ini, tepatnya siang ini. Aku harus memenuhi janjiku pada seseorang. Sesorang yang kemarin malam nyawanya terancam akibat ulahku yang ngebut tengah malam. Seseorang yang masih terbaring lemah di Rumah Sakit. Seseorang yang sampai sekarang belum mengetahui kebenaran besar tentang pelaku penabrakan dirinya.

20 menit berlalu, aku sampai di halaman Rumah Sakit tempatnya di rawat. Aku menghentikan mobilku di parkiran dan aku bergegas turun dari mobilku. Aku berjalan dengan perasaan yang mendebarkan. Selain kebohongan, tidak sepantasnya aku menampakkan diriku di hadapannya. Gadis yang malang, aku telah tega membohonginya.

CLEK!!

Aku membuka pintu salah satu kamar Rumah Sakit itu. Tapi apa yang terjadi? kamarnya kosong. Aku tidak menemukan apapun di sana.

"Key?!"

"Key?!"

"Key?! kau di mana Key? apa kau di kamar mandi?"

Aku memanggil-manggil nama gadis itu, aku mengetuk pintu kamar mandi di dalamnya. Nihil, tidak ada jawaban sama sekali. Aku memberanikan diri membuka pintu kamar mandi itu, tapi tetap sama. Gadis itu tidak ada di sana. Batinku terus bertanya 'kemana dia?' , aku mulai panik. Aku bergegas keluar dari ruangan itu dan mencoba bertanya kepada salah satu suster di sana.

"Hei suster, di mana gadis itu? gadis yang kemarin di rawat di kamar ini?" Aku menghentikan langkah seorang suster yang kebetulan lewat.

"Oh pasien yang kecelakaan kemarin?" Tanya suster itu.

"Ya!" jawabku.

"Pagi ini dia sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter." Jelas suster itu padaku.

"Apa? pulang? apa dia di jemput oleh seseorang? apa kau tau dia pergi kemana?" Tanyaku–menyerbu.

"Setahuku tadi dia pergi dengan membawa koper dan juga tasnya. Setelah itu aku tidak tahu dia pergi kemana dan dengan siapa." Aku tidak menjawab apapun, suster itu pergi meninggalkanku yang masih berdiri di depan pintu kamar gadis itu di rawat.

"Oh celaka! kemana perginya gadis itu?" Aku menghela napas panjang. Aku segera menuju parkiran. Aku berniat untuk mencari gadis itu, dan mencari tahu kemana dia pergi. Tidak mungkin aku membiarkannya celaka lagi.

Aku memasuki mobil, dalam hitungan detik mobilku sudah melesat keluar dari lingkungan Rumah Sakit itu. Ya! tentu saja aku buru-buru. Aku tidak mau kehilangan jejaknya.

Aku menyetir mobilku sangat hati-hati, aku harus mengemudikannya dengan pelan. Dengan kedua netraku yang sibuk mengelilingi tempat-tempat sekitar. Siapa tahu aku menemukannya.
'Oh Tuhan! sekali lagi Kau membuatku merasa bersalah pada gadis itu. Entah kemana dia pergi. Dan apakah dia baik-baik saja sekarang?' Hatiku sungguh cemas, pikiranku campur aduk. Sesekali muncul pikiran negatif dan takut seolah-olah dia dalam masalah besar.

Ponselku berdering. Ada panggilan masuk di sana. Aku meraihnya dan menggeser layar ponselku pada tanda 'answer'.

"Halo?!"
sapaku pada penelpon itu.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang