"Key?!" panggil seseorang dari kejauhan.Keysha menoleh. Lalu senyumnya mengembang.
"Kau mau kemana?" tanya seseorang tersebut.
"Naya? Aku ingin keluar sebentar." Jawabnya. Ya, itu Naya. Teman SMA yang kini telah menjadi rekan kerjanya di Kantor yang sama.
"Sendirian?" tanya Naya.
"Iya. Sudah dulu ya, Nay. Nanti kita bertemu lagi. Aku ada urusan." Keysha sedikit tergopoh. Ia meninggalkan Naya tanpa basa-basi mengajaknya pergi bersama.
Ia mempercepat langkahnya. Keluar Lobi kantor dan berjalan menuju Cafe terdekat. Apalagi kalau bukan untuk memenuhi janji temunya bersama Celvin.
Ia memasuki sebuah Cafe yang bisa dibilang cukup mewah. Karena pengunjung Cafe ini adalah para staff dari kantor Kenzie.
Gadis itu meluaskan pandangannya, mengelilingi seisi Cafe tersebut untuk mencari seseorang. Pandangannya terhenti saat seorang pria melambaikan tangan padanya. Tanpa berpikir, ia langsung menuju ke tempat pria tersebut duduk.
"Kau mau bicara apa?" tanya Keysha yang terlihat on point.
"Kau mau pesan apa?" tanya pria yang kini duduk di hadapannya.
"Apa saja." Jawabnya singkat.
Ini bukan pertama kalinya Keysha bertemu dengan Celvin secara diam-diam. Sebelumnya sudah pernah, saat ia tidak sengaja bertemu dengannya di sebuah restoran belum lama ini. Keysha kembali membuat kesalahan. Dan ini juga merupakan beban pikiran untuknya.
"Aku tidak punya banyak waktu Tuan Celv," keluh gadis itu.
"Iya, aku tahu. Tapi ada hal penting yang ingin aku tanyakan padamu." Ujar pria itu.
"Katakan!" titahnya.
"Apa kau masih mempunyai perasaan yang sama terhadapku? Perasaan yang sama seperti saat kau menulisnya di surat itu?" sudah terduga, Celvin akan menanyakan hal itu pada Keysha.
"Oh Tuhan, apalagi ini?" ucapnya dalam hati.
Beberapa detik gadis itu terdiam. Memainkan jari-jarinya di atas meja. Mencoba memikirkan jawaban yang tepat dan sesuai isi hatinya.
"Tidak!" Jawabnya mantap.
"Jangan bohongi perasaanmu, Key." Kata pria itu.
"Bohong? Nyatanya aku sudah tidak mempunyai perasaan apapun denganmu, Tuan." Ingin sekali ia bisa langsung mengatakan hal itu. Tapi tidak mungkin, itu akan menciptakan kebencian di antara mereka. Mengingat sekarang pria itu mempunyai relasi dengan perusahaan Kenzie, tentu saja ia lebih memilih menahannya. Dan bicara sewajarnya.
"Maafkan aku," gadis itu menunduk.
"Tidak masalah. Setidaknya aku mempunyai jawaban. Dan sekarang kau perlu tahu, bahwa selama ini aku mencintaimu. Ku pikir kau masih mempunyai perasaan itu, nyatanya aku salah." Pernyataan Celvin seolah menciptakan hantaman besar untuk hatinya. Ia tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa ia mempunyai perasaan yang sama, seperti saat ia masih merasakannya-dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [On Hold]
RomanceGadis dengan berjuta-juta impian yang terpaksa harus terpendam karena ditinggalkan oleh orang-orang tersayang. Sampai pada suatu hari dipertemukan dengan laki-laki tampan dan baik hati yang berhasil membuat impiannyabangkit lagi. "Akan ada saatnya a...