*KEY POV.*
“Hmm...” Aku bersedekap, berdiri tepat di hadapan Aldi yang kebetulan baru saja memasuki ruang kerjanya.
“K–key?!” tatapnya dengan penuh tanya. “Kau masih di sini?”
“Hei, tentu saja aku masih di sini. Kau sendiri yang katakan kalau aku harus tetap di sini dan menyelesaikan pekerjaan ini.” Aku meraih map tebal berisi arsip-arsip kantor. Dan menunjukkannya pada Aldi.
“Maafkan aku.” Pria itu tersenyum. “Aku terlalu banyak bicara dengan Ken, tadi.” Lanjutnya sembari meraih map yang ada di tanganku.
“Apa aku boleh kembali?” tanyaku.
“Ya, sudah aman.”
“Hah? sudah aman?” tanyaku menyelidiki.
“O–oh. Maksudku, i–iya sudah aman. Karena kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu di sini.” Jawab pria itu terbata. Semakin membuatku penasaran, tapi aku tidak terlalu ingin mengetahuinya lebih lanjut.
“Baiklah, aku pergi.” Aku melangkah menuju pintu keluar ruangan Aldi.
“Key?!” langkahku terhenti, saat pria itu memanggilku.
Aku memutar tubuhku. “Terima kasih sudah membantuku.” Ucapnya dengan tersenyum.
▪▪▪
*AUTHOR POV.*Hari ini cukup melelahkan. Kurang lebih 8 jam waktu Key ia habiskan di kantor. Hari pertama bekerja, cukup membingungkan juga. Entah mereka menempatkannya di bagian apa? masih belum jelas. Kali ini ia pulang lebih dulu bersama Kenzie. Pasalnya Aldi harus lembur malam ini.
Gadis itu pergi ke kamarnya. Menghempaskan tubuhnya dengan tega di atas spring bed ber-sprey putih polos. Menatap langit-langit kamar dengan tenang.
“Terima kasih Tuhan. Semoga ini awal dari kebahagiaanku.” ucapnya dengan senyum yang mengembang. Nampaknya ia benar-benar bersyukur karena telah dipertemukan dengan–mereka. Mereka yang sama sekali belum pernah dikenalnya sebelumnya. Dua orang laki-laki dengam karakter yang berbeda namun sama baiknya.
Gadis itu bergegas menuju kamar mandi, rasanya tubuhnya sudah lengket karena peluh. Mengingat ia juga harus memasak untuk makan malam Kenzie dan juga Aldi.
“Astaga, aku lupa belum mengecek persediaan bahan makanan.” Setelah selesai mandi dan berbenah diri, Key tergopoh menuju dapur.
“Hei, Key?!” Gadis itu tidak menoleh, tetap melanjutkan langkahnya dengan cepat.
“Gadis aneh,” gumam Kenzie pelan.
Terlihat Kenzie menyusul Key menuju dapur.
“Huuh...” Key menghela napas lega.
“Kenapa?” tanya Kenzie saat melihat Key membuka lemari es.
“Tidak, aku kira tadi bahan makannya sudah habis. Jadi aku langsung memeriksanya.” Ungkapnya.
“Bukannya kau tadi pagi sudah berbelnja?” tanya Kenzie menyelidiki. Ia berfikir gadis itu telah lupa.
“Iya, tapi aku tidak mengingat seberapa banyak sisa bahan mentahnya.” Gadis itu tertawa sembari mengambil sebotol air mineral dingin yang ada di dalam lemari es.
“Kau mau?” tanyanya dengan mengangkat gelas ditujukan pada pria yang sedari tadi berdiri memerhatikan tingkahnya.
“Tidak, kau saja.” Jawabnya. “Tidak perlu memasak, kita delivery saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [On Hold]
RomanceGadis dengan berjuta-juta impian yang terpaksa harus terpendam karena ditinggalkan oleh orang-orang tersayang. Sampai pada suatu hari dipertemukan dengan laki-laki tampan dan baik hati yang berhasil membuat impiannyabangkit lagi. "Akan ada saatnya a...