PART 23

143 4 0
                                    

*KEY POV.*

     Aku membuka jendela kamar, hembusan angin malamnya begitu terasa. Menyejukkan. Sesekali aku memandang ke atas, bintangnya begitu indah. Rasanya malam ini benar-benar membuatku senang. Tapi di sisi lain, malam ini mengingatkanku lagi tentang Celvin. Bagaimana jika dia benar-benar menganggap serius suratku? Seharusnya aku senang, bukan? Kenapa justru malah khawatir? Apa karena aku tidak pernah bertemu dengannya dalam waktu yang lama ini? Entahlah.

“Oh, ayo lah Key! Fokus dalam hal pencarian orang tuamu. Bukan yang lain, apalagi tentang pria-pria yang sekarang berada di hidupmu.” Aku mengumpat. Memarahi diriku sendiri yang memang semakin kesini semakin lengah dengan tujuan utamaku.

Tok, tok, tok.

Terdengar ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku bergegas untuk membukakannya.

Clek!

“Aldi?!” Kataku saat melihat orang yang berdiri tepat di hadapanku.

“Aku susah tidur, bisakah kau menemaniku sebentar?” Kenapa Aldi terlihat begitu lucu, dia mengeluh hanya karena tidak bisa tidur.

“Hey, sesusah itu kah sampai-sampai kau datang kemari?” Tanyaku. Aku berniat sedikit menggodanya.

“Kau sudah ingin tidur? Baiklah, aku akan pergi ke ruang televisi saja. Tidurlah! Maafkan aku.” Aldi membalikkan tubuhnya.

Aku mencegahnya. Reflek, aku memegang pergelangan tangannya. Langkahnya terhenti, kemudian berbalik lagi menatapku.

“Hey, Tuan?! Kenapa kau mudah sekali merajuk? Apa aku mengatakan bahwa aku tidak bersedia menemanimu?” ucapku.

Pria itu bersedekap sembari tersenyum tipis.

“Ayo keluar!”

“Hey...”

Tanpa berpikir, Aldi langsung menarik tanganku dan mengajakku ke teras depan.

Perlahan dia melepaskan genggamannya, “Duduklah!” titahnya.

“Ada apa denganmu?” Tanyaku menyelidiki. Pasalnya aku cukup kebingungan dengan sikapnya kali ini.

“Tidak, Key. Aku hanya merasa bosan. Aku sangat susah tidur. Bukan berarti aku tidak nyaman, hanya saja mungkin banyak pikiran.” Ujarnya.

“Berceritalah! Aku siap mendengarkanmu.” Kataku.

Aldi diam. Dia justru malah memerhatikanku beberapa detik. Sampai pada akhirnya senyum tipis tersungging di bibirnya.

Kenapa pria ini semakin aneh? Dia sudah beberapa kali melakukan hal seperti ini padaku. Diam, memerhatikan, kemudian tersenyum.

“Halo... Kau baik-baik saja?” Tanyaku sambil melambaikan tanganku tepat di hadapan wajahnya. Dia terkekeh pelan karena cukup terkejut.

“Ah iya, iya. Maafkan aku,” ucapnya.

“Apa kau mau mendengar tentang ceritaku dan juga Ken?” Lanjutnya bertanya.

“Tentu saja. Ku pikir itu cukup menarik. Kalian berdua belum pernah menceritakan tentang kehidupan kalian, kan?” Ya. Aku begitu antusian mendengarnya. Aldi akan bercerita tentang dirinya dan juga Kenzie. Kenzie? Apa kabar pria itu? Apa dia merasa baik sekarang, karena di Apartemen tidak ada Aldi dan juga aku? Atau bahkan seperti yang dikatakan oleh Aldi, dia tidak akan pulang malam ini? Jujur, aku kepikiran dengannya. Tapi, aku tidak mungkin menghubunginya secara langsung. Pasalnya dia tengah bersama kekasihnya sekarang. Semoga dia baik-baik saja, ucapku dalam hati.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang