*KEYSHA POV.*
Hari ini kami pulang tepat waktu. Pekerjaan Kenzie dan juga Aldi tidak terlalu menumpuk, sehingga tidak perlu lembur. Dan kebetulan ini hari jumat, jadi besok sudah memasuki weekend. Aku yang satu mobil dengan Kenzie, dan Aldi mengekor dari belakang dengan mengendarai mobilnya sendiri. Kami sudah sampai di Apartemen. Jalanan kota sore ini cukup macet. Cukup melelahkan berada di jalan.
“Ken?! Bagaimana kalau malam ini kita pergi makan malam di luar?” ucap Aldi sembari meletakkan jas kerjanya di sofa.
Kemudian Kenzie duduk di sofa, dan diikuti oleh Aldi. Tapi tidak denganku, aku berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum di lemari es. Mengingat cuaca yang cukup panas, jadi aku akan membawakan mereka minuman dingin.
“Boleh. Itu ide bagus. Bagaimana dengan Key?” ujar Kenzie sembari melepas dasi yang masih berada di kerah kemejanya.
“Key?! Kau akan ikut, kan?” Aldi mengeraskan suaranya, karena aku masih berada di dapur.
“Ya. Tentu saja aku akan ikut, ini kan hariku.” Mendengar jawabanku, keduanya pun tertawa.
Aku berjalan menghampiri mereka, dengan membawa air sirup dingin.
“Ini hariku, kan?” tanyaku.
“Iya. Ini harimu. Kau menang hari ini.” Jawab Kenzie. Dan Aldi pun terkekeh medengarnya.
“Ah ya, bagaimana jika kau mengajak Deandra? Pasti dia senang.” Usulku.
Uhuk. Aldi tersedak di sela-sela minumnya.
“Kau baik-baik saja, Al?” tanyaku memastikan.
“Kenapa harus dengan Deandra? Ini kan acara kita.” Kata Aldi. Nampaknya ia memang tidak menyetujuinya.
“Ini acara kita bersama, Al. Ada baiknya jika kita mengajaknya. Akan lebih menyenangkan, bukan?” kataku kemudian.
Aldi meletakkan gelas yang ia bawa ke atas meja.
“Baiklah. Terserah kalian saja. Ini hari kalian, aku tidak berhak.” Aldi tersenyum. Wajahnya terlihat sekali jika ia tidak menyukainya.
“Tidak. Aku tidak akan mengajaknya. Ini acara kita. Aldi benar.” Ujar Kenzie. Aku sangat tahu, Kenzie sengaja mengalah. Mungkin ia tidak ingin kembali berselisih dengan Aldi hanya karena masalah sepele. Aku pun hanya mengangguk-angguk setuju.
“Lebih baik kalian pergi istirahat.” Kataku. Aku mengambil gelas-gelas kosong di atas meja. Dan kembali pergi ke dapur.
Hari ini aku bisa cukup tenang. Pasalnya aku tidak akan memasak untuk makan malam kami. Setelah selesai, aku pergi menuju kamarku.
Aku menghela napas panjang. Merebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Menatap kosong langit-langit kamar. Diam. Hanya diam. Kini hanya terdengar suara denting jam dinding. Kejadian tadi siang masih belum bisa menyingkir dari ingatanku. Aku benar-benar sangat terkejut. Aku tidak pernah menduga sebelumnya. Pertemuan tadi benar-benar menarikku ke masa itu, lagi. Dia, orang yang pernah menempati ruang khusus di hatiku. Aku tidak tahu, aku harus bahagia atau bagaimana. Yang pasti, aku benar-benar bingung dengan perasaanku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [On Hold]
RomanceGadis dengan berjuta-juta impian yang terpaksa harus terpendam karena ditinggalkan oleh orang-orang tersayang. Sampai pada suatu hari dipertemukan dengan laki-laki tampan dan baik hati yang berhasil membuat impiannyabangkit lagi. "Akan ada saatnya a...