PART 4

1.7K 41 2
                                    


LAKEYSHA POV.

Astaga, kenapa aku jadi kalap dengan gaun-gaun ini. Seharusnya aku tidak terlalu berlebihan. Huh–” Aku menghela napas panjang, menyadari akan suatu hal. Aku hanya lah Staff dari Celvin. Tidak lebih. Dan memang tidak akan pernah lebih.

Tok, tok, tok.

Terdengar ketukan pintu dari luar sana. Aku mempersilahkannya masuk.

“Apa aku bisa membantumu yang sedang dipusingkan oleh gaun-gaun ini?” Ucapan Wanita paruh baya itu diimbangi dengan sebuah kekehan ringan.

“Sungguh, aku sangat memerlukan bantuanmu Bu Aarti.” Aku tersenyum penuh harap.

“Emm, bagaimana dengan cara kau mencobanya satu persatu. Nanti aku yang akan menilai?” Ucapnya sambil memandangi gaun-gaun yang tergeletak bebas di atas Spring Bed ku.

“Ide yang bagus.” Aku langsung meraih satu diantaranya.

“Baiklah, aku akan menunggu di luar,” Ucap Bu Aarti.

CLEK!

Aku membuka pintu kamarku, keluar dengan memakai Gaun berwarna Blue Ocean dengan panjang selutut.

“Bagaimana dengan yang ini?” Terlihat Bu Aarti sedikit tercengang melihatku. Beliau tidak mengatakan apapun. Hanya sibuk menatapku dari ujung kepala menjalar ke ujung kakiku.

“Bu?” Ucapku pelan. Cukup membangunkan dari lamunannya.

You're so beautiful, Honey.” Matanya berbinar. Senyumnya mengembang. Beliau memuji penampilanku. Itu artinya, aku cocok mengenakan Gaun ini.

“Jangan membuatku merasa malu, Bu.” Malu. Aku sedikit menudukkan wajahku.

Wanita paruh baya itu menghampiriku. Memegang daguku dan sedikit mendongakkannya. “Jangan menunduk sayang, nanti Mahkotamu akan terjatuh.” Dia sungguh telah menjadi Ibu bagiku.

“Aku akan menata rambutku.” Aku berbalik masuk ke kamarku. “Bu Aarti? Apa aku terlalu berlebihan? Aku hanya seorang Staff yang diajak oleh atasan untuk pergi makan malam menemui Klien. Tapi, dandananku?”

“Tidak, wajar bila kau berdandan seperti ini. Tuan Celvin-mu itu pasti juga akan senang melihat partner dinner-nya yang sangat cantik sepertimu.” Untuk kedua kalinya Bu Aarti membuatku merasa malu. Beliau berhasil menerbangkanku.

“Aku segera selesai,” Dengan membalas senyuman, aku kembali masuk ke kamarku.

Tin... Tin...

Terdengar bunyi klakson mobil di luar rumah. Mungkin Celvin sudah datang untuk menjemputku.

“Rumah Key, kan?” Tanya pria bertubuh tegap. Dengan mengenakan Tuxedo biru dongker.

“Iya, Tuan Celvin—?” Bu Aarti yang menyambut kedatangannya di luar.

Pria itu mengangguk.

“Silahkan masuk! Key akan segera keluar.” Dengan menuruti perintah dari Bu Aarti, Celvin bersedia masuk ke rumah kami.

“Silakan duduk! Aku akan memanggil Key.” Wanita paruh baya itu meninggalkan Celvin sendiri di Ruang tamu.

“K–Key??” Ucapnya terbata. Saat mendapati diriku sudah berdiri di hadapannya. Mata Bu Aarti seperti tersenyum.

“K–Key?” Pria yang tadinya duduk, merubah posisinya menjadi berdiri tegap saat matanya menangkap keberadaanku.

Aku hanya tersipu malu. Berfikir, apa mungkin penampilanku ‘Jelek’ atau bahkan ‘Memalukan’.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang