PART 17

247 9 0
                                    


“Maafkan aku, Al.” Ujar Kenzie kemudian.

“Tidak masalah. Maafkan aku juga.” Kata Aldi sembari memegang bahu Kenzie.

“Key, kau bisa kembali ikut denganku.” Keysha mengikuti Kenzie, berjalan keluar dari ruangan Aldi.

▪▪▪

   Sudah pukul setengah dua siang. Tentu saja Keysha dan Kenzie mempersiapkan apa saja yang akan di gunakan untuk meeting nanti. Ada beberapa staff di ruang meeting, menata keperluan meeting. Keysha dan Kenzie hanya memperhatikan. Sesekali Kenzie memerintah.

Meeting akan segera di mulai. Kau sudah siap, kan?” tanya Kenzie.

“Sudah.” Jawab Keysha.

“Jangan gugup!” kata pria itu lagi.

Senyum Keysha mengembang. Seolah hasratnya terdorong dengan keras karena ucapan pria yang berdiri di sampingnya.

“Aku ke toilet dulu,” Keysha keluar dari ruang meeting.

“Kembalilah tepat waktu, Key.” Ucap Kenzie cukup mengeras, karena Keysha sudah keluar dari ruangan tersebut.

     Waktu sudah menunjukkan pukul 13.50. Terhitung kurang dari 10 menit, meeting akan segera dimulai. Keysha duduk di sebelah Kenzie. Tidak lama kemudian, beberapa kolega memasuki ruangan.

“Selamat siang, Tuan Kenzie.” Sapa seseorang yang merupakan kolega kerja–Kenzie.

“Selamat siang, sialakan duduk!” Sambut Kenzie.

Pandangan Keysha berubah, saat ia mendapati seseorang di hadapannya yang hendak berjabat tangan dengannya. Seolah menarik Keysha pada sebuah masa yang pernah ia lalui. Sedikit gemetar, kini yang ia rasakan. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Tapi, Keysha sadar, ini bukan saatnya untuk mengingat hal-hal yang tak seharusnya diingat lagi olehnya. Ia harus profesional. Kini ia sedang dalam urusan pekerjaan.

“Bisa kita mulai?” tanya Kenzie, memulai instruksi.

   Meeting berjalan dengan lancar. Perusahaan Kenzie mendapatkan project seperti yang ia harapkan sebelumnya. Bekerja sama dengan salah satu perusahaan yang juga cukup besar di kota tersebut. Tentu saja Kenzie sangat berterima kasih pada Keysha yang telah bersedia membantunya.

“Terima kasih, Tuan. Semoga kita bisa menjadi rekan bisnis yang baik.” Ucap Kenzie pada seorang pria di hadapannya.

“Aku permisi.” Ucap Kenzie pada koleganya.

“Key, aku pergi dulu.” Ucap Kenzie pada Keysha. Ia meninggalkan Keysha yang tetap berdiri di dekat pintu ruangan tersebut.

“Keysha???” ucap pria yang kini mendekatkan langkahnya mendekati Keysha.

“Iya,” jawab Kesyha dengan nada parau.

*FLASHBACK ON*

     Sesuatu terjatuh dari dalam map yang ia bawa. Saat ia melihatnya, itu sebuah kertas. Awalnya ia pikir hanya sobekan dari arsip yang sudah tidak terpakai. Tapi, ia penasaran. Pria itu mengambilnya dan melihat isi kertas tersebut. Ia cukup terkejut, itu sebuah surat. Kemudian ia memurungkan niatnya untuk pergi dari ruang kerjanya dan mulai membaca surat tersebut.

Seperti ini isi suratnya :

“Halo, Tuan Celv... Ini Key :) sebenarnya tak pantas karena aku telah lancang menulis surat pribadi kepadamu seperti ini. Tapi aku tak punya pilihan. Hari itu kau pergi untuk bertemu dengan para pembisnis besar di luar kota, tapi aku tidak menepati janjiku untuk mengantarmu ke bandara. Pada hari itu juga aku mengalami kecelakaan. Dan hari ini aku harus pergi meninggalkan tempat ini. Tempat yang sudah menyelamatkan hidupku, tempat di mana aku mempunyai harapan baru. Terima kasih karena telah menerimaku menjadi bagian dari Restoran ini. Kertas ini pun tak akan pernah mampu menampung seberapa banyak ucapan terima kasihku kepadamu.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang