PART 9

902 28 8
                                    


*Author Pov*

“Tinggal lah bersama kami, kau tidak perlu mencari tempat lain lagi. Kau jangan mengkhawatirkan tentang hal yang tidak-tidak.” Kali ini gilirian Aldi yang mencoba membujuk Key. Entahlah, apa keputusan Key nanti.

“Tapi–? Aku sungguh merasa tidak–?” Ucapannya terpotong.

“Sudah lah, Al. Jangan memaksanya, dia memang ingin tinggal sendiri.” Apa maksud ucapan Kenzie?

“Kau marah padaku, Ken?” gadis itu menatap tenang wajah Kenzie.

“Tidak, semua terserah padamu. Setalah ini mari kira mencari tempat tinggal untukmu. Kau bebas memilih.” Kedua bahu Kenzie terangkat. Terlihat Key sedikit mengerucutkan bubirnya.

“Huh,” Gadis itu menghela napas panjang. “Baiklah, aku akan tinggal di sini.” Lanjutnya. Membuat kedua pria di hadapannya menatapnya intens secara bersamaan.

“Apa? bisa kau ulangi?!” Ucap Kenzie yang cukup terkejut mendengar pernyataan Key.

“Tidak! aku tidak akan mengulangnya!” Key menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. Sedikit menunduk tentunya.

“Ayolah, ulang sekali saja!” Kenzie terlihat menggodanya. Pipi gadis itu berubah merah jambu. Blushing. “Baiklah, baiklah. Pipimu sudah berubah warna. Aku tidak akan memintanya lagi.” Kenzie langsung meraih koper Key dan menyertnya ke dalam, menuju kamarnya.

“Hey, kau bawa kemana koperku?” Teriakan kecil itu keluar dari mulut Key.

“Ke kamarku, kemana lagi?” Jawab Kenzie dengan wajah tanpa dosanya. Sedangkan Aldi hanya terkekeh melihat tingkah keduanya.

Key spontan membulatkan matanya, mulutnya juga ikut membentuk huruf ‘O’

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Key spontan membulatkan matanya, mulutnya juga ikut membentuk huruf ‘O’. “Apa kau sudah kehilangan akal?” Ujar gadis itu.

“Kenapa?” Kenzie mulai kebingungan.

“Ke kamarmu?” Tanya Key lagi  mencoba meyakinkan.

“Oh, oh. Mm–maksudku, Maksudku kau tempati saja kamarku. Aku akan tidur di kamar tamu.” Tampaknya pria itu baru saja menangkap maksud Key sebenarnya. Mungkin ia sadar jika pernyataannya memang mengandung ambigu.

“Tidak. Itu sangatlah tidak pantas. Aku yang tamu di sini. Sudah lah Ken, aku di ruang tamu saja. Jika tidak–?”

“Jika tidak, apa?” Sahut Aldi cepat.

“Aku tidak mau tinggal di sini.” Skakmat. Sepertinya Kenzie kali ini harus mengalah dan menuruti kemauan gadis itu.

“Baiklah, baiklah. Ayo ku antar!” Key mengangguk dan mengikuti langkah pria itu. Begitu pun juga dengan Aldi yang tampak mengikuti.

  Mereka telah sampai di sebuah kamar yang cukup besar. Kamar dengan dinding ber-cat blue sky. Sangat menyejukkan. Perabotan di dalamnya terlihat cukup acak-acakan. Karena tidak terlalu sering mereka tempati.

DESTINY [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang